Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Gajah Melawan Gajah di Kota Buaya

FAISHOL TASELAN
05/11/2020 05:50
Gajah Melawan Gajah di Kota Buaya
PASANGAN MACHFUD ARIFIN-MUJIAMAN(ANTARA/MOCH ASIM)

SIAPA bakal pengganti Tri Rismaharini menduduki kursi Wali Kota Surabaya? Tentu salah satu dari dua pasangan yang tadi malam berdebat sengit, yakni Eri Cahyadi-Armuji versus Machfud Arifin-Mujiaman.

Pasangan calon nomor 1, Eri-Armuji diusung PDIP dan PSI, sedangkan paslon nomor urut 2, Machfud Arifin-Mujiaman didukung delapan parpol, yakni PKB, Partai Gerindra, Partai Golkar, PKS, Partai Demokrat, Partai NasDem, PAN, dan PPP.

Machfud Arifin merupakan mantan Kapolda Jatim sekaligus mantan Ketua Tim Sukses Jokowi-Ma’ruf Amin di Pilres 2019, sedangkan pasangannya, Mujiaman, ialah anak buah Tri Rismaharini yang sebelumnya menjabat sebagai Dirut Perusahaan Daerah Air Minum Surya Sembada Surabaya.

Eri Cahyadi yang menjadi kompetitor juga merupakan anak buah Tri Rismaharini dengan jabatan terakhir Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya berpasangan dengan mantan Ketua DPRD Surabaya, Armuji.

Pertarungan Eri-Armuji melawan Machfud-Mujiaman bakal sengit. Mesin PDIP akan bertarung melawan mesin koalisi partai gajah. Rekam jejak kedua pasangan juga sama-sama baik.

Pesta demokrasi pilkada Surabaya menjadi sangat menarik karena warga Kota Buaya akan mendapatkan pilihan terbaik dari calon baik. “Saya pikir akan sengit, setanding, dan sebanding,” tutur pengamat politik sekaligus peneliti Surabaya Survey Center, Surokim Abdusalam.

Surokim menilai keputusan Machfud Arifin memilih Mujiaman sebagai wakilnya sangat tepat. Selain karena bekas anak buah Risma, Mujiaman juga sangat berpengalaman mengelola PDAM sehingga dianggap memahami manajemen kota.

Di sisi lain, lanjutnya, Mujiaman seorang pekerja keras dalam senyap yang membuatnya dapat lampu hijau dari calon wali kota maupun koalisi parpol. “Melihat latar belakangnya, Mujiaman profesional dan bukan kader PKB sehinga bisa diterima koalisi partai pengusung,” cetusnya.

Ditetapkannya Eri-Armuji sebagai pesaing, menurut Surokim, menunjukkan relasi kuasa Risma kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Dekan FISIP Universitas Trunojoyo ini menilai Risma menjadi kunci keluarnya rekomendasi PDIP untuk paslon Eri Cahyadi-Armuji.

Sekalipun berjuang sendiri melawan koalisi besar, ia menilai, bagi PDIP tidak jadi masalah. “Tidak ada istilah koalisi gajah lawan semut di pilkada Surabaya. Ini gajah lawan gajah,” tegasnya

Hasil survei menunjukkan kedua paslon menang versi masingmasing. Populi Center dan Pusat Demokrasi dan Hak Asasi Manusia (PusdeHAM) menjagokan nomor urut 1 menang.

Survei Populi Center menyebut kemenangan nomor urut 1 sebesar 3,3%. Angka yang diperoleh Pusde-HAM lebih besar lagi, yakni 6,5%. Sebaliknya, survei Poltracking Indonesia mengunggulkan paslon nomor 2 dengan selisih suara mencapai 17,6%.

Debat publik


Debat publik perdana paslon dijadwalkan Rabu (4/11) malam. Debat direncanakan tiga kali. Materi debat pertama seputar adu gagasan dengan tema Menyelesaikan persoalan daerah, memajukan daerah, dan strategi penanganan covid-19.

Panelis pada debat pertama sebanyak lima orang dari akademisi Universitas Airlangga, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Muhammadiyah Surabaya, serta Universitas Brawijaya Malang.

“Debat publik kedua dilangsungkan 18 November dan debat publik terakhir pada 5 Desember,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum Kota Surabaya, Nur Syamsi, Senin (26/10).

Pada debat kedua, paslon akan beradu gagasan seputar kesejahteraan masyarakat. Selanjutnya, pada debat terakhir, paslon membahas Menyinergikan Pembangunan Daerah Kota Surabaya dengan Pemerintah Provinsi Jatim, Pemerintah Pusat, dan Memperkukuh NKRI.

Pakar politik asal Universitas Wijaya Kusuma, Sucahyo Tri Budiono, menyebut PDIP mempunyai pekerjaan berat karena harus meng angkat elektabilitas dari calon yang diusung.

Menurut ia, sampai saat ini partai berlambang kepala banteng moncong putih itu kesulitan mengganti fi gur sekelas Tri Rismaharini yang sudah diakui prestasinya.

Wali Kota Risma dinilai warga telah berhasil membangun Kota Surabaya. Keberhasilan itu terlihat dengan berbagai penghargaan yang diterima, baik di level internasional maupun nasional. Publik berharap calon wali kota terpilih nanti bisa lebih baik lagi. (Ant/N-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya