Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
AKSARA Sunda adalah salah satu tulisan yang digunakan oleh suku Sunda di Indonesia.
Aksara Sunda ini sudah menjadi bagian tulisan tradisional dan bersejarah di Indonesia.
Bagaimana tidak dari puluhan macam jenis aksara di Indonesia, terdapat beberapa yang masih populer salah satunya adalah aksara Sunda.
Baca juga : Bagaimana Bentuk Aksara Sunda? Simak Penjelasannya Mulai Sejarah hingga Jenisnya
Aksara Sunda ini dibaca seperti pada umumnya dari kiri ke kanan.
Selain aksara Sunda di Indonesia juga masih ada berbagai macam jenis tulisan tradisional ini.
Namun untuk aksara Sunda ini memiliki nilai sejarah dan kegunaannya yang cukup menarik.
Baca juga : Mengenal Aksara Bali Lengkap dengan Sejarah dan Penggunaannya
Dalam sejarahnya, suku Sunda sudah mengetahui soal tulis menulis sejak abad ke-5.
Saat itu di zaman Kerajaan Tarumanegara banyak suku Sunda yang sudah mengenal tulisan.
Baca juga : Rekam Jejak Diplomasi Menuju NKRI di Museum Linggarjati
Lalu pada masa kolonial, suku Sunda dipaksa dengan keadaan.
Saat itu pengenalan aksara bersamaan dengan penyebaran Islam di Indonesia.
Penyebaran tersebut berlangsung di Cirebon dan Banten.
Baca juga : Hari Kebangkitan Bahasa Sunda: Sejarah, Kontroversi, dan Semangat Kebangkitan
Pada tahun 1705 suku Sunda resmi meninggalkan dan tidak menggunakan kembali aksara Sunda.
Lalu di akhir abad ke-19 hingga pertengaha abad ke-20 banyak peneliti yang menemukan prasasti dengan aksara Sunda.
Sejak saat itu hingga kini masih banyak yang mempelajari soal aksara Sunda.
Baca juga : Sejarah Kerajaan Tarumanegara, Raja-raja, Peninggalan Prasasti, hingga Karya Sastranya
Saat ini aksara Sunda penggunaannya sebagai papan nama di museum museum.
Selain itu sering juga ditemukan di kampus dan sarana pendidikan lainnya.
Baca juga : Ini Jumlah 38 Provinsi di Indonesia dan Ibu Kotanya
Hal tersebut agar anak-anak generasi muda bisa mengetahui tentang aksara Sunda.
Untuk aksara Sunda ini juga masih dipelajari.
Bahkan pelajarannya bersamaan dengan Bahasa Sunda di kurikulum sekolah.
Baca juga : Refleksi Piala Dunia, antara Dominasi Kekuatan Tradisional dan Keberpihakan Sejarah
Biasanya aksara Sunda ini tertulis di bawah nama jalan di wilayah Jawa Barat. (Z-12)
GUBERNUR Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi rupanya gentar saat digugat oleh delapan organisasi sekolah swasta terkait jumlah siswa maksimal dalam rombongan belajar (rombel).
Sementara itu, bibit siklon tropis 93W di timur Filipina berpotensi persisten dengan arah gerak ke barat laut, membawa dampak di wilayah timur Indonesia.
DEWAN Pengurus Daerah (DPD) Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas Republik Indonesia (IKAL RI) Provinsi Jawa Barat menyoroti berakhirnya Munas V IKAL dalam kondisi deadlock.
Keempat, berupa rekomendasi untuk BPIP. Perlu penguatan literasi keagamaan lintas budaya untuk dijadikan agenda strategis nasional dengan BPIP sebagai leading sector.
BPBD Kota Bandung, Jawa Barat mendorong masyarakat siap siaga menghadapi potensi gempa khususnya dari pergerakan Sesar Lembang. Ada sejumlah titik aman untuk berlindung
BPBD Kota Bandung, Jawa Barat mendorong masyarakat siap siaga menghadapi potensi gempa khususnya dari pergerakan Sesar Lembang. Ada sejumlah titik aman untuk berlindung
PERHIASAN itu tampak indah, diantaranya ada kalung, cincin, anting yang memiliki bentuk seperti daun semanggi (clover leaf). Rupanya, perhiasan bertajuk Star Leaf oleh Goldmart
Di tengah derasnya arus modernisasi dan gempuran teknik percetakan dalam industri batik, Aisha Nadia tetap teguh menjaga warisan budaya batik tulis tradisional.
Dian Sastrowardoyo yang didapuk menjadi ikon Indonesia Bertutur 2024 oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Seni tradisional Indonesia, sebagai benteng kebudayaan Nusantara, semakin tergerus di tengah arus perubahan zaman.
Misi budaya yang ditampilkan dengan membawakan 7 tarian tanah air antara lain Tari Yapong, Tari Greget, Tari Tokecang, Tari Tortor, Tari Engbal, Tari Piring dan Tari Saman.
Menggelar acara di tempat terbuka seperti Candi Borobudur, membawa tantangan tersendiri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved