Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
GEREJA Katolik Roma telah mendapat seorang gembala. Sorakan “Habemus Papam” menggelegar di angkasa saat asap putih muncul dari cerobong kecil di atas atap Kapel Sistina kota abadi Vatican. Suatu pemandangan iman yang luar biasa, mengharukan sekaligus tebersit harapan miliaran umat untuk gembala yang baru.
Tepatnya 8 Mei 2025 Robert Francis Prevost telah terpilih menjadi Paus Leo XIV. Dalam waktu yang sangat cepat, namanya terpilih melalui proses konklaf. Hal ini bukanlah suatu kebetulan, tetapi dalam kacamata iman Katolik proses konklaf tidak terlepas dari bimbingan Allah Roh Kudus.
Ia mencetak sejarah sebagai Paus pertama yang berasal dari Amerika Serikat. Memilih nama Leo ke-14 bukan tidak mungkin memiliki makna tersendiri di balik nama yang dipilih. Jika Paus Leo ke-13 beberapa abad yang lalu menulis beberapa ensiklik yang berpengaruh pada perkembangan hidup manusia seperti Rerum Novarum, Quamquam Pluries, dan lain-lain; akankah Paus Leo ke-14 melakukan hal yang sama?
Banyak pertanyaan yang muncul ke publik terkait angin segar terpilihnya Paus Leo XIV, gembala yang baru. Sejatinya setiap nama yang dipilih tentunya memiliki makna mulia yang berpengaruh terhadap banyak orang.
Dalam pandangan saya ada satu hal menarik saat diketahui ia tidak mengubah apa yang sudah dibuat Paus Fransiskus sebelumnya. Gaya memimpin ‘meneruskan’ karya-karya mendiang Fransiskus seperti option for the poor, peace, integration, dan karya belas kasih lainnya menjadi sorotan tersendiri bagi dunia.
Hemat saya hal ini patut diapresiasi karena memang dunia sedang ‘terluka’ akan perdamaian, kemiskinan, kekerasan, dan berbagai jenis keterlukaan lainnya. Sederhananya ia mendukung keberlanjutan reformasi Paus Fransiskus dalam Gereja Katolik. Dengan dialog dan kerja sama, Gereja memang seharusnya tampil sebagai Gereja Misionaris yang dipanggil untuk isu-isu sosial yang dinamis dalam dunia kita (www.vaticannews.com).
Kehadiran kaum perempuan dalam setiap lini kehidupan sangat berguna membawa kehidupan baru. Perempuan mempunyai nilai sendiri dalam kehidupan menggereja dan sosial. Banyak pelayanan dalam Gereja yang tidak bisa dilakukan oleh laki-laki, terdapat beberapa jenis bidang yang membutuhkan kaum perempuan.
Kaum perempuan muncul untuk mengimbangi karya misi Gereja. Apa jadinya jika Gereja tanpa perempuan? Mampukah Gereja berdiri sendiri tanpa perempuan? Peran perempuan tak bisa dipungkiri hingga kini masih mengalami denominasi. Banyak perempuan yang bisa menduduki peran-peran tertentu dalam beberapa bidang kehidupan. Namun diskriminasi gender masih menjadi masalah yang tidak tahu kapan akan berakhir. Dalam Gereja itu sendiri peran perempuan masih belum nampak. Bagaimana posisi perempuan dalam Gereja Katolik?
Kitab suci mengajarkan umat Kristen bahwa manusia diciptakan sesuai citra Allah yang setara dengan-Nya. Oleh karena itu, setiap kita wajib memberikan penghormatan kepada segala makhluk hidup termasuk dua jenis kelamin yang berbeda yakni laki-laki dan perempuan. Apakah penghargaan terhadap perempuan sudah adil dan merata?
Agama Katolik menjunjung tinggi Maria Bunda Yesus. Maria sebagai tokoh perempuan yang berpengaruh dalam seluruh karya misi Yesus. Menunjukkan bahwa kehadiran-Nya bukan main-main. Ia dipilih langsung oleh Allah membentuk suatu kehidupan baru bagi dunia. Maria dengan sisi femininnya memberi kontribusi besar yang mendasari seluruh misi Gereja.
Mengapa kaum perempuan tidak dipilih seperti Maria dalam posisi-posisi penting struktur hierarki Katolik Roma hingga sekarang? Apakah kesetaraan gender sudah diwujudnyatakan dalam Gereja Katolik? Ironinya terkadang Gereja dengan penuh semangat membela kaum perempuan dalam bidang politik, ekonomi, pendidikan dan lain-lain. Namun, dalam Gereja belum mampu bereformasi dalam melibatkan perempuan pada struktur-struktur internal Gereja itu sendiri.
Kehadiran Paus Leo ke-14 dianggap ‘Paus Fransiskus ke dua’ karena pendekatannya penuh nuansa perubahan sosial. Di tengah harapan reformasi perubahan sosial, saya kira pertanyaan saya berikut mewakili kaum perempuan, bahwa bagaimana sikapnya terhadap peran perempuan dalam Gereja Katolik? Sebuah isu yang selama berpuluh-puluh tahun menjadi ruang debat hangat antara tradisi dan kesetaraan dalam Gereja.
Sebelum dilantik menjadi Paus, ia pernah menjadi Dikasteri Vatikan yang bertugas menyeleksi pemilihan para uskup di seluruh dunia (www.kompas.com). Dalam tugasnya tersebut ia sudah membuat satu langkah baru yakni mengikutsertakan tiga perempuan dalam proses penyeleksian uskup. Hemat saya ini bukan sekadar simbolik semata, melainkan gaya baru yang sangat signifikan dalam struktur Gereja Katolik yang sangat maskulin.
Dalam www.CatatholicNewsAgency.com pada satu kesempatan ia menegaskan, bahwa untuk mengatasi persoalan gender bukan dengan cara menahbiskan perempuan menjadi pastor secara otomatis, karena ini akan “menimbulkan masalah baru”.
Tidak berhenti di sini, Paus Leo XIV menambahkan bahwa Gereja perlu membuka diri pada pemahaman baru mengenai peran dan tugas perempuan dalam pelayanan dan soal kepemimpinan. Hemat saya kontribusi laki-laki dan perempuan harus diakui secara setara dan adil. Ini penting karena menjadi adalah isyarat penting bagi para pejuang feminis agar membuka ruang dialog dan reinterpretasi peran perempuan dalam konteks pelayanan di dalam Gereja sendiri.
Apakah hanya itu? Menurut hemat saya dalam Gereja yang sangat kuat dominasinya oleh laki-laki perlu adanya reformasi kepemimpinan secara khusus dalam pelayanan-pelayanan tertentu.
Mungkin Paus Leo ke-14 belum mendobrak struktur lama secara frontal, tetapi reformasi gender dalam gereja perlu dibuat. Gereja perlu melibatkan banyak kaum perempuan dalam pelayanan-pelayanan karya misi gereja, mulai dari menjadi pemimpin pada komisi-komisi, organisasi-organisasi tertentu dalam struktur hierarki gereja.
Sebab, pemikiran kaum perempuan juga mampu mengubah dunia. Hemat saya insting perempuan menembus batas-batas dunia. Dengan melibatkan banyak perempuan, dapat mengurangi kesenjangan gender dan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan. Semoga.
KARDINAL Robert Francis Prevost terpilih menjadi Paus ke-267 dengan memilih nama Paus Leo XIV menggantikan mendiang Paus Fransiskus.
OTORITAS Gereja Katolik tengah mempersiapkan konklaf kepausan berikutnya pada Rabu (7/5).
Selain soal kebersihan lingkungan, dia juga berharap agar gereja dapat menyampaikan pesan-pesan dan nasihat terkait dengan penggunaan media sosial yang kini semakin meninggalkan tata krama.
Paskah merupakan peristiwa kebangkitan Yesus yang hidup, yang memanggil umat percaya dan yang menyatakan kuasa-Nya.
Dalam perayaan ke-75 tahun itu, PGI akan menggelar berbagai kegiatan seperti bakti sosial, program beasiswa, serta perayaan yang memperkuat soliditas internal gereja.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved