Headline
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
BARU-BARU ini beredar informasi tentang munculnya virus Nipah (NiV) di daerah Kerala, India. Virus ini telah menyebabkan penyakit dan telah merenggut nyawa dua orang. Sebagian orang mulai kuatir, jangan-jangan virus ini berkembang menjadi epidemi atau pandemi.
NiV merupakan bagian dari famili Paramyxoviridae, dalam genus Henipavirus. Virus ini bersifat zoonotik, yang berarti pada awalnya menyebar antara hewan dan manusia. Kelelawar buah (genus Pteropus), yang juga dikenal sebagai flying fox, berperan sebagai reservoir atau tuan rumah bagi NiV.
Ini bukanlah virus baru karena ia pertama kali terdeteksi di Malaysia dan Singapura pada tahun 1998-1999. Di Kerala, India, virus ini sudah ada sejak tahun 2018, dan ini adalah wabah keempat yang terjadi sejak saat itu.
Kelelawar buah yang terinfeksi dapat menularkan penyakit ini kepada manusia atau hewan lain, seperti babi. Manusia dapat terinfeksi jika mereka memiliki kontak dekat dengan hewan yang terinfeksi atau cairan tubuhnya (seperti air liur atau urine). Penyebaran awal dari hewan ke manusia ini dikenal sebagai peristiwa penyebaran (spillover event). Setelah menyebar ke manusia, penyebaran NiV dari orang ke orang juga dapat terjadi.
Penyebaran NiV kepada manusia dapat terjadi melalui beberapa cara, yaitu:
1. Melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi, seperti kelelawar atau babi, atau dengan cairan tubuh mereka seperti darah, urine, atau air liur.
2. Melalui konsumsi produk makanan yang terkontaminasi oleh cairan tubuh hewan yang terinfeksi, seperti getah kelapa sawit atau buah yang tercemar oleh kelelawar yang terinfeksi.
3. Melalui kontak dekat dengan individu yang telah terinfeksi oleh NiV atau dengan cairan tubuh mereka, termasuk tetesan hidung atau pernapasan, urine, atau darah.
Orang yang terinfeksi NiV dapat menimbulkan penyakit dengan derajat bervariasi dari ringan hingga berat dan bahkan dapat menimbulkan pembengkakan otak (ensefalitis) dan potensi kematian.
Biasanya, gejala akan timbul dalam jangka waktu 4-14 hari setelah terpapar virus. Awalnya, penyakit ini ditandai dengan demam dan sakit kepala selama 3-14 hari, seringkali disertai oleh tanda-tanda penyakit pernapasan, seperti batuk, sakit tenggorokan, dan kesulitan bernapas. Setelah itu, dapat terjadi fase pembengkakan otak (ensefalitis) dengan gejala seperti mengantuk, kebingungan, dan gangguan kesadaran yang dapat berkembang menjadi koma dalam waktu 24-48 jam.
Saat ini, belum ada pengobatan yang memiliki lisensi resmi untuk infeksi NiV. Terapi yang tersedia saat ini terbatas pada perawatan suportif yang diberikan ketika gejala muncul. Namun ada sebuah terapi, terapi imunoterapi (monoclonal antibody therapies), baru saja memasuki tahap uji klinis pertama. Sementara itu, di Malaysia, Ribavirin telah digunakan pada manusia, tetapi efektivitasnya belum sepenuhnya terbukti.
Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan melakukan dengan baik standard precautions yang juga umum dilakukan pada penyakit infeksi menular lainnya, diantaranya adalah:
1. Teratur mencuci tangan dengan sabun dan air.
2. Menghindari kontak dengan kelelawar atau babi yang sedang sakit.
3. Menghindari daerah-daerah di mana kelelawar biasanya berdiam.
4. Menjauhi makanan atau minuman yang mungkin terkontaminasi oleh kelelawar, seperti getah kelapa sawit mentah, buah mentah, atau buah yang terletak di tanah.
5. Menghindari kontak dengan darah atau cairan tubuh seseorang yang diketahui terinfeksi NiV.
Karena NiV dapat menular dari satu individu ke individu lainnya, penting untuk menerapkan praktik-praktik standar dalam pengendalian infeksi. Hal yang tidak kalah penting adalah meskipun kita tidak perlu terlalu cemas dengan penyakit ini namun perlu selalu meningkatkan kewaspadaan dan terus melakukan upaya pencegahan maksimal agar diri dan masyarakat terlindung dari kemungkinan berbahaya penyebaran penyakit ini.
Lokasi terpencil dan infrastruktur kesehatan yang lemah di Kongo meningkatkan risiko penyebaran wabah akibat bangkai kelelawar tersebut.
Wabah penyakit terbaru di Republik Demokratik Kongo dimulai pada 21 Januari 2025, dengan 419 kasus tercatat dan 53 kematian.
SEBUAH tim di Tiongkok telah menemukan virus corona kelelawar baru. Ia disebut membawa risiko penularan dari hewan ke manusia karena menggunakan reseptor manusia yang sama dengan Covid-19
Hal itu meningkatkan kemungkinan bahwa virus tersebut suatu hari nanti dapat menyebar ke manusia, demikian yang dilaporkan para peneliti Tiongkok.
Kelelawar dikenal dengan kebiasaan tidur terbalik, menggantung di langit-langit gua atau bawah jembatan. Ini alasannnya.
Kelelawar adalah satu-satunya mamalia yang mampu terbang, dan di balik sayapnya tersembunyi banyak misteri evolusi.
CEO Boeing Kelly Ortberg menegaskan bahwa timnya siap mendukung investigasi yang dipimpin oleh Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India terkait kecelakaan pesawat Boeing 787.
Pemerintah India mempertimbangkan untuk menghentikan sementara operasional seluruh pesawat Boeing Dreamliner 787-8 yang digunakan oleh maskapai-maskapai di India.
DALAM peristiwa tragis kecelakaan pesawat Air India yang menewaskan 241 orang, muncul satu kisah ajaib. Seorang warna negara Inggris keturunan India, Vishwashkumar Ramesh, berhasil selamat.
Menteri Dalam Negeri Amit Shah menyatakan jumlah resmi korban baru akan diumumkan setelah proses uji DNA selesai.
Menlu RI mengajak semua pihak untuk mendoakan para korban, serta menyampaikan penghargaan atas kerja keras para petugas penyelamat di lokasi kejadian.
Sebuah pesawat penumpang Air India jenis Boeing 787 Dreamliner yang dijadwalkan menuju London dilaporkan jatuh beberapa menit setelah lepas landas dari bandara di Ahmedabad.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved