Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Perbedaan Nasib Dua Harry

Suryopratomo Pemerhati Sepak Bola
22/7/2023 05:00
Perbedaan Nasib Dua Harry
Suryopratomo Pemerhati Sepak Bola(MI/Ebet)

PEKAN depan di Singapura akan berlangsung Festival of Football. Saat menjelang bergulirnya kembali musim kompetisi di Eropa, empat klub melakukan lawatan ke 'Negeri Singa'. Bayern Muenchen, Liverpool, Leicester City, dan Tottenham Hotspur akan mencoba tim baru yang akan berlaga di kompetisi mulai Agustus mendatang.

Satu yang pantas menjadi pusat perhatian pada Festival Sepak Bola Singapura nanti ialah sosok kapten kesebelasan Spurs, Harry Kane. Ujung tombak andalan the Lilywhites itu disebut-sebut akan bermain untuk dua klub yang berbeda. Pertama, ia akan tampil membela Spurs berhadapan klub tuan rumah, Lion City Sailors, pada 26 Juli. Kane akan melakukan pertandingan perpisahan dengan klub yang telah membesarkannya.

Sepekan kemudian Kane akan tampil membela Bayern Muenchen saat bertemu dengan Liverpool. Kane yang akan memasuki usia 30 tahun membutuhkan klub yang bisa memaksimalkan potensi dirinya.

Selama bermain untuk Spurs, Kane belum pernah bisa mengangkat piala. Padahal, ia merupakan pemain Inggris paling produktif. Hingga saat ini ia sudah menyumbangkan 58 gol bagi St George’s Cross dan itu melewati rekor pemain Inggris lainnya, baik itu Wayne Rooney, Gary Lineker, Alan Shearer, Michael Owen, maupun Bobby Charlton.

Sebenarnya banyak klub yang mengincar Kane untuk mau bergabung. Salah satu yang paling berminat ialah Manchester United. Kane diharapkan bisa memainkan peran seperti pemain Spurs Teddy Sheringham yang berkibar tinggi ketika bermain di Old Trafford.

Namun, upaya Manchester United untuk memboyong Kane selalu gagal. Pihak the Lilywhites keberatan untuk melepas sang kapten kesebelasan. Namun, di luar dugaan, Kane dilaporkan akan pindah dan bermain untuk Bayern Muenchen di musim mendatang. Informasi itu dilempar bintang muda FC Hollywood, Jamal Musiala.

“Kane ialah pemain besar dan saya kira dia akan banyak membantu Bayern Muenchen. Saya percaya kepada manajemen Bayern. Mereka pasti akan bekerja dan mentransfer pemain terbaik yang dibutuhkan oleh tim,” kata pemain muda penentu keberhasilan Bayern memenangi Bundesliga di musim lalu.

 

Sama-sama memerlukan

Baik Bayern maupun Kane saling membutuhkan. Setelah ditinggal ujung tombak Robert Lewandowski ke Barcelona, Die Bavarian kehilangan mesin gol mereka. Lewandowski sering dipelesetkan menjadi Lewan-goal-ski karena menyumbangkan 344 gol dari 375 kali tampil membela Bayern Muenchen.

Musim lalu Bayern mencoba mengisi tempat yang ditinggalkan penyerang asal Polandia itu dengan Sadio Mane. Namun, penyerang asal Senegal tersebut tidak mampu seproduktif Lewandowski.

Demikian pula dengan penyerang kedua Eric Maxim Choupo-Monting. Penyerang asal Kamerun itu di musim lalu hanya mampu menyumbangkan 17 gol dari 30 kali penampilan membela Bayern Muenchen.

Tanpa ada ujung tombak murni yang diandalkan, serangan yang dibangun dari bawah tidak bisa termanfaatkan dengan baik. Padahal, Bayern dikenal sebagai tim yang memiliki penyerang sayap yang andal seperti Leroy Sane, Serge Gnabry, Kingsley Coman, Thomas Mueller, dan Musiala.

Tidak hanya itu, Bayern mempunyai bek sayap yang sangat agresif seperti Alphonso Davies, Benjamin Pavard, Josip Stanisic, ataupun Noussair Mazraoui. Biasanya umpan-umpan silang dari sayap menjadi santapan empuk bagi Lewandowski untuk menjaring gol.

Kane mempunyai kualifikasi seperti Lewandowski. Ia tidak hanya memiliki insting mencetak gol yang tinggi, tetapi juga kuat baik untuk memanfaatkan bola-bola atas maupun umpan menyusur tanah.

Bayern Muenchen akan bisa kembali menjadi sebuah kekuatan yang ditakuti dengan kehadiran Kane. Tidak hanya untuk ajang Bundesliga, tetapi juga untuk Liga Champions. Bukan mustahil Bayern akan bisa menjadi yang terbaik seperti pada 2020.

Debut Kane bersama Bayern pada 2 Agustus mendatang akan menjadi penentu perjalanan akhir karier bintang besar sepak bola Inggris itu. Dengan kualitas yang dimiliki, Kane pantas untuk bisa ikut mengangkat Liga Champions. Namun, seperti pepatah Tiongkok: “Kalau mau mengejar kuda, harus naik kuda.” Kane harus memilih kuda yang tepat untuk bisa membawa dirinya ke jenjang prestasi tertinggi.

 

Kehilangan ban kapten

Saat Harry Kane menjadi incaran klub besar, Harry Maguire justru tenggelam dalam hal prestasi. Maguire menjadi bahan olok-olok di seluruh dunia tentang segala sesuatu yang merugikan tim, entah itu membobol gawang sendiri atau mencederai rekannya sendiri.

Pelatih Manchester United Erik ten Hag benar-benar kehilangan kepercayaan kepada Maguire. Pelatih asal Belanda itu secara khusus telah memanggil Maguire untuk menyampaikan bahwa ban kapten tidak akan lagi dipasang di lengannya.

Maguire yang empat tahun lalu diboyong dari Leicester dengan bayaran 80 juta pound sterling sering menjadi titik kelemahan 'Setan Merah'. Tidak mengherankan apabila Ten Hag menempatkan Maguire sebagai pilihan kelima untuk posisi center-back. Ten Hag lebih memilih menggeser bek kanan Luke Shaw ke tengah daripada menurunkan Maguire sebagai starter.

“Ini merupakan sebuah kenyataan pahit yang harus saya terima. Namun, saya tidak pernah menyesal dan justru berterima kasih mempunyai kesempatan bermain selama empat musim bersama klub besar seperti Manchester United,” kata Maguire.

Ten Hag tidak bisa melepas Maguire begitu saja karena terlalu mahal dana yang sudah dikeluarkan 'Setan Merah' untuk mendatangkan mantan kapten kesebelasan itu. Manchester United tinggal berharap ada klub yang mau membeli Maguire dan bisa menutup kerugian yang sudah terjadi.

Sejauh ini Newcastle United menyatakan minat mereka menarik Maguire. Selain itu, Tottenham Hotspur menyatakan minat mendatangkan center-back itu, demikian pula Chelsea. Ketiga klub Liga Primer itu berharap 'Setan Merah' akan mengobral Maguire karena tidak memang dibutuhkan lagi.

Persoalan terbesar yang dihadapi Maguire sekarang ini ialah kepercayaan diri. Apalagi ketika keluarganya mendapat ancaman bom karena Maguire dianggap menjadi penyebab utama terpuruknya prestasi 'Setan Merah'.

Pelatih Inggris Gareth Southgate merupakan satu-satunya pelatih yang masih memberikan kepercayaan kepada Maguire. Penampilannya untuk mengawal pertahanan Inggris di penyisihan Piala Eropa 2024 menjadi dasar pertimbangan untuk mempertahanlan Maguire.

Menurut Southgate, Maguire masih mempunyai catatan yang luar biasa. Ia mampu melakukan passing sebanyak 84 kali dalam setiap pertandingan dengan tingkat keberhasilan mencapai 92,3%.

Southgate merupakan salah satu orang yang mengusulkan Maguire untuk pindah klub. Hanya dengan situasi yang baru, kepercayaan diri Maguire akan perlahan pulih. Sebaliknya ia akan semakin frustrasi dan tertekan apabila masih bermain di Old Trafford. Padahal, pemulihan kepercayaan diri yang paling utama dibutuhkan Maguire sekarang ini.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya