Headline
AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.
Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.
JURNALISTIK sebagai salah salah satu disiplin ilmu dalam Ilmu Komunikasi, yang mempelajari tentang kompetensi, kaidah, etika hingga kode etik jurnalistik (KEJ) bagi seorang mahasiswa di Perguruan Tinggi. Jurnalistik berasal dari kata Journal yang berarti catatan harian suatu peristiwa yang meliputi kejadian sehari-hari. Kata Jurnal diadobsi dari bahasa Latin yang semula bernama diurnalis, berarti setiap hari atau harian.
Lulusan mahasiswa jurnalistik tak melulu ketika selesai mengenyam dunia akademisnya menjadi seorang Jurnalis atau Wartawan di sebuah perusahaan media massa. Malahan, yang kini aktif menjadi seorang Jurnalis, Reporter atau Wartawan banyak memiliki latar pendidikan yang bukan dari Ilmu Komunikasi, khususnya Ilmu Jurnalistik. Sebut saja Karni Ilyas dan Najwa Shihab, ternyata Bang Karni? dan Mbak Nana? sapaan akrab bagi keduanya adalah lulusan Ilmu Hukum.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Remotivi bersama Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia menunjukan, 65% mahasiswa tidak memprioritaskan karir jurnalistik sebagai pilihan pekerjaan selepas lulus dari bangku perkuliahan. Faktor yang mempengaruhi diantaranya, profesi jurnalis memiliki dampak sosial yang mengundang risiko kekerasan hingga mempertaruhkan jiwa, kurangnya perlindungan bagi seorang jurnalis yang kini sering mengalami tindakan persekusi hingga peretasan, profesi ini dianggap memiliki pristise dan idealisme.
Era disrupsi dalam dunia teknologi dan informasi sangat mempengaruhi kinerja bagi seorang jurnalis, perubahan secara fundamental dan terjadinya inovasi yang sangat besar juga mengubah paradigma baru bagi mahasiswa di era industri 4.0 seperti saat ini. Internet menjadi jalan pintas bagi setiap orang untuk mempelajari sesuatu, hal yang sulit didapat bagi mahasiswa era 90-an ketika ingin belajar sesuatu harus mencari dan membeli buku sebagai sumber pengetahuan.
Kini tayangan sosial media mulai dari Facebook, Twitter, Instagram, Youtube hingga Tiktok dan platform digital lainnya adalah industri di era kekinian? yang dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah bahkan dapat dijadikan sebagai alternative pekerjaan, terlebih dimasa pandemic Covid-19 yang mengharuskan untuk mengurangi mobilitas diluar rumah dan mengurangi tatap muka
dengan orang lain.
Semua orang bisa menjadi penyiar, semua orang bisa menjadi penulis, semua orang bisa menjadi artis dan semua orang bisa menjadi jurnalis atau wartawan tanpa harus memiliki background jurnalistik. Berbekal layanan internet untuk mengakses berbagai platform digital di atas, seseorang dapat dengan mudah mempelajari jurnalistik atau jurnalisme sebagai bidang kajian
keilmuan. Pengetahuan yang didapat dari kuliah 'kilat' tersebut menjadi solusi seseorang untuk dapat menulis di Blog maupun media sosial atau bahkan mendirikan website mandiri untuk mewadahi ide atau gagasan yang diperoleh dari buku 'Kiat-kiat Menjadi Jurnalis, Tata Cara Menulis dan Cara Cepat Menembus Redaksi Media Online.
Jika menulis masih dirasa sulit dan memerlukan kompetensi, maka membuat Podcast atau Siniar adalah solusinya, yang dapat menyiarkan dan mengulas topic tertentu, seperti berita, musik dan sebagainya yang dibuat dengan format digital, baik audio maupun video yang di publikasikan di kanal Youtube, Spotify, iTunes atau media serupa. Kekinian, Channel Podcast menjamur di kanal Youtube semenjak suksesnya Deddy Corbuzier membangun Podcast ‘Close The Door’ yang kini jumlah Subscriber-nya mencapai 17,7 Juta.
Dalam Podcast ini teknik wawancara (interview) adalah salah satu mata kuliah atau bahan ajaran bagi mahasiswa jurnalistik, dan menjadi modal awal bagi jurnalis dalam melakukan liputan atau siaran langsung (live reporting). Banyak kalangan biasa, publik figur, musisi hinga politisi menjadi penanya untuk narasumber yang dihadirkan. Namun tak sedikit dari mereka yang ketika bertanya (interview) terlihat seperti tidak memahami dan menguasai topik utama yang diulas atau yang sedang dibahas. Kaidah dan etika bertanya kepada narasumber jelas memerlukan kompetensi yang wajib dipelajari bagi si empunya Podcast.
Proses kerja jurnalistik diatur dalam Undang-undang Pers No: 40 Tahun 1999 Tentang Pers, di dalamnya jelas mengatur seluruh rangkaian bagaimana bekerja menjadi seorang jurnalis atau wartawan profesional. Pengetahuan yang didapat instan dari sumber digital memang mampu menghantarkan seseorang bekerja sebagai jurnalis dalam media massa baik Koran, Majalah atau
berbasis online (Siber). Namun, etika dan kewajiban sebagai insan pers untuk memihak kepentingan publik belum tentu dimiliki bagi jurnalis tersebut.
Lantaran itu, diperlukan pendidikan bagi seorang jurnalis, di tengah maraknya media online yang tidak terverifikasi oleh Dewan Pers dan menjamurnya Podcast yang tidak proporsional serta tidak mendidik, tak jarang menimbulkan berbagai spekulasi ditengah majemuknya bangsa Indonesia yang kaya akan budaya, tradisi dan keanekaragaman lainnya. Akibat adanya pemberitaan yang tidak sesuai (hoax), ujaran kebencian (hate speech) maupun tayangan yang menampilkan isu-isu SARA.
Pendidikan memang tidak menjamin sesorang menjadi seperti apa yang diinginkan, namun pendidikan menjamin sesorang mengetahui kewajiban dan larangan dalam menjalankan tugas sesuai kompetensi atau bidang keahlian yang dimiliki, salah satunya jurnalistik. Mahasiswa yang memiliki idealisme tinggi, ingin mengembangkan karir sebagai jurnalis atau wartawan berdiri dalam persimpangan yang membingungkan.
Satu sisi ia berharap ketika lulus kuliah bisa bekerja sebagai wartawan professional, namun pada sisi lainnya seperti momok yang menakutkan. Akibat banyaknya jurnalis media massa yang mengalami tindakan tidak menyenangkan, mulai dari adanya persekusi, perundungan hinga peretasan akun sosial media.
Menteri Brian menekankan pentingnya gotong royong lintas sektor dalam memajukan sumber daya manusia.
AI berkembang semakin canggih, bahkan mendukung dunia pendidikan dan membantu para pelajar dan mahasiswa menyelesaikan tugas sekolah dan kuliah.
Beasiswa mencakup seluruh biaya pendidikan, biaya hidup, serta uang saku bagi penerima beasiswa.
Setelah lulus, para penerima beasiswa bergabung dalam komunitas besar alumni Australia yang bergengsi dan berpengaruh di Indonesia.
Arnaud Frapin-Beague dari IMI Switzeland yang menjadi dosen tamu dalam visiting scholar kali ini menyatakan bahwa ia merasa terkesan dengan mahasiswa IP Trisakti.
Integritas dan profesionalisme sangat penting karena akan muncul kepercayaan sebagai aset yang sangat berharga.
Dari total 17,9 juta penyandang disabilitas hanya 2,8%-nya yang mampu menyelesaikan pendidikan hingga perguruan tinggi.
PT Bank Negara Indonesia (BNI) terus mempertegas komitmennya dalam mendukung transformasi digital di sektor pendidikan.
Pendamping dari perguruan tinggi diharapkan dapat menjadi penggerak perubahan yang mendorong peningkatan layanan pendidikan di satuan-satuan PAUD, SD, SMP, hingga SMA/SMK.
Konferensi ini beraspirasi untuk memberikan kontribusi berarti terhadap pengembangan kebijakan berbasis bukti dan tindakan transformatif
Profesor di Indonesia memiliki waktu yang sedikit untuk melakukan riset atau penelitian karena waktunya dihabiskan untuk mengajar di kampus.
Program ini bisa dijadikan momentum bagi perguruan tinggi guna membangun sinergi lintas negara dalam bentuk kerja sama akademik internasional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved