Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Membuka Enigma Rusia, Mencermati Pesan Teks Putin

Sari Gumilang Dosen prodi Rusia FIB UI dan program doktor di Universitas Riset Nasional Negeri Belgorod, Rusia
02/3/2022 05:10
Membuka Enigma Rusia, Mencermati Pesan Teks Putin
(Dok. ui.ac.id)

VLADIMIR Putin saat ini sedang menjadi sorotan dunia karena keputusannya menyerang Ukraina pada 24 Februari 2022. Sebelum serangan berlangsung, Putin menyampaikan pernyataan bahwa tindakan operasi militer khusus tersebut dilakukan sebagai misi perdamaian untuk melindungi warga di Donbas. Oleh karena itu, serangan yang diarahkan ke Kyiv bukanlah pembukaan perang.

Operasi militer khusus yang dilakukan Putin dianggap sebuah tipuan. Banyak pihak menilai itu merupakan nama lain dari invasi Rusia terhadap Ukraina dan tidak mau melihat itu sebagai tindakan baik Putin walaupun dapat menyaksikan apa yang dilakukan Putin dalam beberapa hari ini: Putin menyampaikan peringatan sebelum melakukan penyerangan; Putin hanya menyerang kantong militer Ukraina; dan Putin menegaskan agar tidak ada yang campur tangan dalam peristiwa yang sedang berlangsung.

 

 

 

Segala kemungkinan

Saat ini, kota-kota di Rusia, seperti Belgorod, Kursk, dan lain-lain yang berdekatan dengan Ukraina masih dalam kondisi kondusif. Semua kegiatan berlangsung seperti biasa walaupun ada penutupan bandara yang diumumkan berlangsung sampai 2 Maret 2022. Selebihnya tidak ada instruksi khusus mengahadapi situasi darurat. Hal itu menunjukkan bahwa Rusia tidak mempersiapkan perang walaupun dalam situasi seperti ini segala kemungkinan bisa terjadi.

Anggapan bahwa Putin rindu romantisme Uni Soviet sangat tidak beralasan. Karena itu, tidak perlu mengaitkan kegiatan operasi militer itu dengan ambisi mengumpulkan kembali negara pecahan Uni Soviet. Tentu saja tuduhan itu sampai sekarang tidak terbukti karena 15 negara pecahan Uni Soviet sampai sekarang masih ada dan berdaulat. Putin menyatakan bahwa setelah runtuhnya Uni Soviet, Rusia menerima realitas geopolitik baru dan Rusia menghormati serta akan terus memperlakukan semua negara yang baru terbentuk di ruang pasca-Soviet dengan hormat. Rusia akan terus menghormati kedaulatan mereka. Oleh karena itu, pemberitaan invasi Rusia terhadap Ukraina merupakan provokasi.

Kecenderungan Ukraina kepada NATO dianggap sebagai alasan Rusia untuk menyerang Ukraina. Di sisi lain, penggunaan senjata modern dan teknologi baru oleh tentara Rusia merupakan ancaman bagi NATO. Saat ini, negara pemilik senjata nuklir terbanyak ialah Rusia, Amerika Serikat, Tiongkok, dan Prancis.

John Hyten, Wakil Kepala Staf Gabungan AS, menilai kekuatan tentara Rusia luar biasa selama 20 tahun terakhir ini. Dapat disimpulkan bahwa kekuatan militer Rusia mampu mengimbangi gabungan kekuatan militer mereka. Sikap Rusia merupakan respons terhadap sikap kepemimpinan NATO yang berusaha memperluas infrastrukturnya mendekati Rusia karena NATO sendiri yang merasa terancam. Menurut Putin, ini merupakan cara yang dilakukan AS dan sekutunya untuk melakukan penahanan terhadap Rusia.

Putin mengingatkan bahwa pada 2000-2005, Rusia memberikan penolakan militer kepada teroris di Kaukasus. Pada 2014, ia mendukung penduduk Krimea dan Sevastopol. Pada 2015, angkatan bersenjata digunakan untuk menempatkan penghalang untuk penetrasi teroris dari Suriah ke Rusia. Menurut Putin, hal yang sama terjadi sekarang. Permintaan bantuan dari Republik Rakyat Donbas untuk beralih ke Rusia sesuai dengan Pasal 51 Bab 7 Piagam PBB dan Perjanjian Persahabatan dan bantuan timbal balik yang diratifikasi Majelis Federal pada 22 Februari 2022 dengan Republik Rakyat Donets dan Republik Rakyat Lugans.

Putin memutuskan melakukan operasi militer khusus untuk melindungi orang-orang yang telah menjadi sasaran intimidasi dan genosida oleh rezim Kyiv sejak 2014. Rusia akan berjuang untuk demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina, serta mengadili mereka yang melakukan banyak kejahatan berdarah terhadap warga sipil, termasuk warga Federasi Rusia. Oleh Barat, khususnya NATO, tuduhan kepada Ukraina itu ialah alasan Rusia untuk menyerang Ukraina. Karena itu, pernyataan Putin bahwa operasi militer khusus ini tidak termasuk pendudukan wilayah Ukraina dianggap kebohongan. Sebaliknya, menurut Putin, kebohongan yang dilakukan oleh Barat, khususnya AS, dianggap kebenaran walaupun seluruh dunia sudah melihat buktinya, invasi Irak, contohnya.

Putin menambahkan bahwa semua tuduhan kepada dirinya bukan hal yang perlu dihindari karena walaupun politisi, ilmuwan politik, dan jurnalis AS sendiri menyatakan bahwa AS ialah raja kebohongan, tetapi banyak yang percaya padanya. Sebaliknya, seluruh dunia selalu menuduh Putin dengan bukti yang lemah. Banyak pihak tidak mau memperhatikan pernyataan Putin bahwa Rusia tidak mau berperang karena perang hanya menimbulkan kerugian bagi berbagai pihak. Berpegang pada pernyataan Putin, Rusia tidak mau Perang Dunia III terjadi.

 

 

Konotasi

Sikap Rusia yang susah ditebak memicu prasangka-prasangka liar dari pihak lain. Bahkan, pernyataan resmi Putin dan semua maklumat Rusia selalu dimaknai sebagai konotasi. Oleh karena itu, kita bebas berprasangka bahwa mungkin Ukraina hanyalah momentum Putin memainkan peran tokoh Voland dalam Master i Margarita karya Bulgakov untuk menekan NATO dan sekutunya.

Dengan kekuatan persenjataan nuklirnya dan prasangka negatif dunia terhadap dirinya, Putin seolah memberi peringatan kepada dunia bahwa Rusia itu momok sekaligus penyejuk dunia.

‘Jadi, siapa dirimu kalau begitu?--Saya merupakan bagian dari kekuatan yang selamanya menghendaki kejahatan dan selamanya melakukan kebaikan’. (Faust Goethe, Voland).



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik