Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Catatan Tentang Industri dan Olahraga

Irawadi Hanafi, Pengamat Olahraga
07/8/2021 17:30
Catatan Tentang Industri dan Olahraga
Irawadi Hanafi(Dok pribadi)

DI negara-negara maju olahraga merupakan salah satu penyumbang penting perekonomian nasional. Disadari atau tidak,
industri olahraga memberikan multi efek pada industri lainnya. Banyak hal bisa terlibat dalam industri olahraga seperti; perhotelan, transportasi, peralatan olahraga, parawisata, event organizer, broadcasting, dan masih banyak lagi yang bisa saling terkait.

Lalu, kompetisi di setiap federasi (negara) merupakan kunci suksesnya industri olahraga itu sendiri. Kompetisi yang ditata secara profesional dan ditunjang dengan konsistensi penyelenggaraan, pasti akan berdampak terhadap perekonomian suatu bangsa. Selain hal-hal tersebut di atas, industri ini pun akan meyerap tenaga kerja yang sangat besar. Di Amerika dan Eropa olahraga seperti sepakbola, bola basket, golf, otomotif, dan tenis merupakan contoh bagaimana industri olahraga berjalan dengan baik.

Bagaimana dengan Indonesia? Di Indonesia, menjadi seorang atlet belum merupakan tujuan hidup. Banyak orang tua yang lebih memfokuskan anak-anak mereka pada sekolah formal untuk masa depannya. Olahraga masih dianggap sebatas hobi, kemeriahan, mengejar prestasi dan slogan-slogan seperti mengolahragakan masyarakat dan memasyarakatkan olahraga.

Begitu juga dengan klub-klub olahraga baru sedikit yang bersifat profesional. Itu pun masih dengan segala keterbatasannya. Dari sekian banyak klub olahraga, baru ada satu klub sepakbola yang melantai di bursa saham yaitu Bali United. Jadi bila ingin melihat industri olahraga khususnya sepakbola, tengoklah klub ini. Cabang lain seperti golf juga merupakan sebuah industri yang cukup menjanjikan, namun di Indonesia olahraga ini masih dianggap elite dan prestasinya belum mumpuni.

Tidak mudah mewujudkannya, pasti. Saya masih melihat ada beberapa hal yang menjadi kendala bagi pengembangan industri olahraga di Indonesia. Atmosfer yang belum atau masih rendah. Hal itu membuat investor masih terkesan ragu. Lalu, sarana dan prasarana olahraga belum tersedia dengan baik dan masif. Jalannya kompetisi yang sering tidak atau kurang konsisten. Akibatnya prestasi yang membanggakan masih jauh dari jangkauan. 

Kemudian networking para pelaku bisnis olahraga itu juga masih minim. penguasaan teknologi pun belum mendukung. Lazimnya bisnis, langkah strategi pemasaran/sponsorship belum sebagaimana yang diperlukan. Olahraga pun belum sejajar dengan profesi lainnya, sehingga masih dianggap belum menjanjikan masa depan para atlet.

Indonesia sebenarnya sudah mampu menyelenggarakan event berkelas internasional. Perhelatan SEA Games, Asian Games untuk multi event, termasuk single event seperti bulutangkis, sepakbola, basket, otomotif, golf, atau tenis. Namun, suksesnya penyelenggaraan semua itu baru sebatas eforia. 

Pesta olahraga itu hanya sesaat saja. Masyarakat maupun investor belum melihat olahraga menjadi sesuatu usaha yang menjanjikan keuntungan. Sebuah industri haruslah menguntungkan semua pihak. Demikian juga seharusnya di dalam industri olahraga. Para stake holder olahraga, para pemilik klub, para atlet, para pemasok alat-alat olahraga, penyedia fasilitas olahraga, para pengurus olahraga dan perangkat ke bawahnya. Mereka harus merasakan manfaatnya dari suatu penyelenggaraan event olahraga.

Bagaimana dengan cabang olahraga peraih medali di Olimpiade Tokyo? Masih berkutat pada bulu tangkis dan angkat besi. Mungkin bulu tangkis yang sudah bisa dikatagorikan mengarah pada industri olahraga. Di cabang ini fasilitas pendukung sudah hampir semua ada. Aspek permodalan yang cukup tapi sifatnya masih berupa corporate social resposibility (CSR), PB Djarum contohnya. Sarana dan prasarana sangat memadai termasuk program untuk mencapai raihan prestasi tingkat dunia sudah ada.

Jangan heran jika prestasi tingkat dunia berhasil mereka capai. Kalau sudah begitu, sponsor dengan mudah didapatkan. Mereka juga membuat kompetisi yang teratur dan konsisten. Saya percaya suatu saat Indonesia bisa menjadi negara industri olahraga, tetapi dengan berbagai catatan; olahraga sudah menjadi tujuan hidup, olahraga sudah sejajar dengan profesi lainnya. 

Hanya saja semua itu tak semudah membalik telapak tangan. Perlu ada kompetisi berjejang, terjadwal dengan baik dan konsisten. Itu karena kompetis adalah jantungnya prestasi. Yang tak kalah penting harus diperhatikan, klub-klub dikelola secara profesional dan menguntungkan. Dukungan sponsorship akan datang dan pemerintah pun memberi kemudahan dukungan.

Bulutangkis dan angkat besi merupakan olahraga yang selalu membanggakan rakyat Indonesia. Mereka pasti akan terus memperbaiki diri dan mempertahankan apa yang sudah dikerjakan. Walau bergonta-ganti ketua umum, mereka konsisten tetap pada rel pembinaan. Sistem organisasi yang mereka bangun menjadikan cabang-cabang ini sebagai pelopor berkembangnya industri olahraga di Indonesia. Semoga bermanfaat. Salam olahraga.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya