Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Vaksin Sinovac Lebih Aman?

Inas Zubir | Anggota Komisi VI DPR RI 2014-2019
23/12/2020 17:40
Vaksin Sinovac Lebih Aman?
Istimewa(Dok. Pribadi)

POLEMIK  tentang vaksin COVID-19 tidak boleh membuat bingung, yang dapat menyebabkan timbulnya keraguan di masyarakat Indonesia, yang mengakibatan terhambatnya program nasional vaksinasi covid-19 gratis dari Pemerintahan Jokowi.

Karena ada saja kalangan, terutama dari oposisi yang mempersoalkan vaksin covid-19 buatan perusahaan biofarmasi China, yakni Sinovac yang telah dibeli oleh pemerintah Indonesia dan dianggap tidak manjur!

Sebaliknya, banyak juga di Indonesia yang percaya bahwa vaksin buatan Pfizer Amerika Serikat dianggap lebih manjur! Bahkan Fadli Zon yang meragukan vaksin Sinovac, lebih ngebet divaksin pake buatan Pfizer!

Apa sih perbedaan vaksin Sinovac yang sudah dibeli Pemerintah Indonesia dibandingkan vaksin Pfizer yang dibanggakan oleh Fadli Zon?

Teknologi yang digunakan untuk membuat vaksin Sinovac adalah teknologi konvensional yang sudah teruji sejak abad ke 18, dengan cara mengembangkan virus yang telah dilemahkan atau dimatikan. Virus-virus yang dilemahkan ini kemudian memicu munculnya reaksi imun pada tubuh manusia.

Kebutuhan suhu untuk menyimpan vaksin Sinovac adalah 2 sampai 8 derajat Celcius saja, dan cukup dimasukan kedalam frezer di kulkas biasa, dimana vaksin ini bisa bertahan selama 3 tahun dalam suhu tersebut diatas, dan cocok untuk kondisi di Indonesia.

Sedangkan teknologi vaksin Pfizer sama sekali baru dan belum pernah dikembangkan sebelumnya. Teknologi ini menggunakan teknologi messenger RNA (mRNA), dimana vaksin ini akan mengajari sel-sel tubuh manusia untuk memproduksi respons imun. Yang perlu dipertimbangkan sebelum menerima injeksi vaksin ini adalah, efek samping jangka panjang teknologi ini belum diketahui.

Selain itu, suhu yang dibutuhkan untuk menyimpan vaksin Pfizer ini harus minus 70 derajat Celcius, sehingga dibutuhkan tempat pemyimpanan khusus yang jauh lebih mahal dari frezer biasa.

Perbandingan kedua vaksin tersebut jika kita misalkan dalam memilih dokter untuk pertama kali berobat, biasanya para ibu-ibu akan memilih dokter yang sudah banyak pengalaman-nya bukan? Nah! Teknologi yang sudah banyak pengalaman-nya adalah teknologi konvensional yang digunakan Sinovac, jadi kenapa harus ragu dengan yang berpengalaman?

Kencangnya agitasi yang dilancarkan oleh oposisi dalam hal vaksin covid 19 ini, semakin menjadi-jadi, ketika beredar berita bahwa China akan mengimport vaksin Pfizer dari Amerika sebanyak 100 juta dosis.

Pertanyaan-nya adalah, China atau perusahaan asal China yang akan mengimport vaksin Pfizer tersebut? Jika Pemerintahan China yang memgimport, maka berarti China tidak percaya kepada vaksin buatan negeri nya sendiri, tapi jika yang mengimport adalah perusahan swasta, maka ini urusan nya adalah bisnis.

Perusahaan swasta tersebut adalah sebuah perusahaan biofarmasi swasta China yakni, Shanghai Fosun Pharmaceutical Group Co Ltd yang akan membeli setidaknya 100 juta dosis vaksin Pfizer untuk diedarkan di daratan Tiongkok, Hongkong, Makau dan Taiwan yang akan melakukan penjualan vaksin secara komersil untuk mendapatkan 65% dari laba kotor.

Perlu dikerahui bahwa Hongkong dan Makau adalah wilayah khusus di China yang memiliki pemimpin dan pemerintahan lokal sendiri, sehingga program vaksinasi nya diatur oleh otoritas setempat, bahkan Taiwan adalah negara diluar China yang juga punya pemerintahan tersendiri.

Tapi keinginan Shanghai Fosun ini belum mendapatkan green light dari otoritas China, sedangkan yang sudah mendapatkan persetujuan otoritas China adalah dua vaksin dari BUMN farmasi China, Sinopharm, satu vaksin dari perusahaan farmasi swasta China, Sinovac dan satu vaksin dari perusahaan farmasi swasta China, Cansino



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya