Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Pelari Uganda Joshua Cheptegei Pecahkan Rekor Olimpiade

Adiyanto
03/8/2024 13:29
Pelari Uganda Joshua Cheptegei Pecahkan Rekor Olimpiade
Pelari Uganda Joshua Cheptegei saat memenangi nomor 10.000 M putra di kejuaraan dunia di Budapest tahun 2023(ok: AFP/Kirill KUDRYAVTSEV )

Pada Jumat (2/8) jelang dini hari, di stadion di Stade de Fance, Olimpiade Paris 2024 yang dipenuhi ribuan penonton, Joshua Cheptegei dari Uganda akhirnya memenangkan gelar yang telah lama ia dambakan, dengan meraih emas di nomor lari 10.000m putra.

Ia melakukannya dengan sangat mengesankan, mengatur waktu langkahnya dengan sempurna dan melesat dari jarak 600 meter sebelum melewati garis finis dalam waktu 26 menit, 43.14 detik. Catatan waktu itu memecahkan rekor olimpiade yang dibuat 16 tahun lalu oleh Kenenisa Bekele, atlet yang sebelumnya digantikan oleh Cheptegei sebagai pemegang rekor dunia untuk jarak tersebut.

Perlombaan lari yang mendebarkan itu diikuti oleh trio atlet Ethiopia Berihu Aregawi, Yomif Kejelcha, dan Selemon Barega, sang juara bertahan. Namun, pada akhirnya, mereka harus puas dengan satu medali berupa perak untuk Aregawi,  sementara Grant Fisher dari AS meraih perunggu.

Baca juga : Menanti Ratu di Lintasan Atletik Olimpiade Paris

Jimmy Gressier, yang menjadi idola tuan rumah, memimpin selama dua putaran pertama, tetapi Barega kemudian maju ke depan dan memimpin sepanjang 1000m dalam waktu 2:43.1 dengan para peserta yang sudah agak berjauhan.

Rekan setim Barega, Kejelcha, melangkah ke depan satu putaran kemudian dan Aregawi masuk ke posisi ketiga, menciptakan formasi 1-2-3 yang didominasi para pelari Ethiopia. Pada jarak 2000m, yang dicapai dalam waktu 5:22.7, mereka dengan nyaman berada di jalur yang tepat untuk memecahkan rekor Olimpiade Bekele. Pada titik ini, Cheptegei berada di dekat bagian belakang kelompok terdepan, sementara rekan setimnya Jacob Kiplimo, juara Commonwealth, berada di tengah.

Di 10 putaran tersisa, Kejelcha mencoba melakukan terobosan, tetapi Moh Ahmed dari Kanada menutupinya, sementara Kibet dan Adriaan Wildschutt dari Afrika Selatan juga bergerak maju melalui rombongan.

Baca juga : Tim AS Berhasil Pertajam Rekor Dunia di Nomor Estafet Campuran 4x400m

Dengan waktu tersisa 21 menit, Cheptegei menunjukkan kehadirannya. Ia tidak langsung maju ke depan, tetapi bergerak cukup dekat untuk memberi tahu lawan-lawannya bahwa ia adalah ancaman. Dengan dua putaran tersisa, dua belas pelari tetap bersaing di kelompok terdepan.

Cheptegei lantas melaju ke depan dengan jarak kurang dari 600 meter tersisa dan mulai memacu kecepatan. Aregawi, Ahmed, Fisher, Kejelcha, dan Kiplimo semuanya berusaha sekuat tenaga untuk menutupi gerakannya.

Akan tetapi, pelari Uganda itu melaju kencang dan unggul atas Fisher beberapa langkah di belakang. Aregawi berlari cepat di lintasan lurus dan mengejar Fisher di tahap akhir untuk mengklaim medali perak. Namun, Cheptegei tidak dapat terjejar dan ia melewati garis finis dengan catatan waktu 26:43.14 yang merupakan rekor baru olimpiade.

"Saya tidak dapat menggambarkan perasaan itu," kata Cheptegei. "Saya sudah lama menginginkan ini. Ketika saya meraih perak di Tokyo, saya kecewa. Saya hanya ingin memenangkan lari 10.000m.” ujarnya seperti dikutip situs resmi federasi atletik internasional (IAAF).

"Merupakan impian kaum muda untuk meraih apa yang ingin mereka capai dalam hidup. Hampir 16 tahun yang lalu ketika saya menyaksikan kemenangan Kenenisa Bekele yang hebat di Beijing, itu adalah sesuatu yang tumbuh di hati saya. Saya berkata, suatu hari, suatu saat, saya ingin menjadi juara Olimpiade," tutup pelari Uganda itu. (M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya