Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
ATLET Blind-Judo Indonesia, Roma Siska Tampubolon berhasil memperoleh medali emas pada nomor +70 kg J1 pada Asian Para Games 2022 di Xiaoshan Linpu Gymnasium, Hangzhou, Rabu (25/10).
Siska yang tidak diunggulkan tampil bagus menghadapi empat judoka dari negara lain. Hasilnya Siska mampu keluar sebagai pemenang dalam empat laga tersebut.
Saya sangat bersyukur dan berterima kasih karena bisa menyumbangkan medali emas bagi Indonesia. Saya bisa mencapai prestasi ini semua karena kuasa Tuhan,” kata Siska.
Baca juga: Rebut Perak Paraangkat Berat, Ni Nengah Widiasih Akui Wakil Tiongkok Lawan Berat
“Saya mengucapkan terima kasih atas dukungan pelatih dan NPC Indonesia yang mendukung saya di sini. Semoga kedepannya saya bisa ikut pelatnas untuk tampil di Paralimpiade,” tambah Siska.
Secara keseluruhan Siska mengumpulkan total 40 poin dan berhak atas medali emas. Medali perak direbut judoka, Feruza Ergasheva dari Uzbekistan (30 poin) dan perunggu milik Yan Men dari China dengan koleksi 20 poin.
Baca juga: Bangga pada Pencapaian Atlet Disabilitas Indonesia di Ajang Asian Para Games
Siska memberikan kejutan bagi pelatih Lee Yong Il. Kendati demikian, Lee optimistis melihat Siska yang selama di Hangzhou menunjukan aura semangat untuk bertanding.
Di sisi lain, pelatih Blind-Judo Indonesia, Lee Yong Il mengaku terkejut dengan perolehan medali emas tersebut. Ia pun berharap, Siska dapat mengejar poin demi gelaran Paralimpiade.
“Siska diluar dugaan, setiba di Hangzhou hingga pertandingan hatinya selalu gembira dan bertandingnya luar biasa. Hasilnya setiap babak ia selalu menang di bawah 20 detik,” kata Lee.
“Harapan saya kedepannya Siska bisa terus masuk Pelatnas dan tim blind-judo juga bisa mengikuti single event secara rutin untuk mengejar poin ke Paralimpiade,” tutup Sensei Lee.
Keberhasilan Siska merebut medali emas merupakan sejarah baru bagi blind-judo Indonesia. Hasil ini juga melampaui target yang ditetapkan yakni hanya dua medali perunggu.
(Z-9)
Muhadjir menegaskan pemberian hadiah rumah tidak berdasarkan jumlah medali yang didapatkan oleh para atlet, tetapi secara perorangan.
Torehan 95 medali tersebut membuat kontingen Merah Putih duduk di peringkat enam memenuhi target 10 besar dan juga melewati incaran target 19 emas.
Lokasi hadiah rumah tinggal akan disesuaikan dengan domisili atlet.
Leani kini sudah menginjak usia 32 tahun dan baru saja melahirkan seorang anak.
Emas pertama datang dari Jendi Pangabean di nomor 100 m gaya punggung S9. Jendi berhak atas medali emas dengan catatan waktu 1:05,74 menit.
Satu medali emas diraih oleh Sri Sugiyanti yang dipiloti Ni’mal Magfiroh di nomor Women’s B Road Race dengan jarak tempuh 70km.
Eni Joe memaknainya sebagai The Beautiful Heart for Difabel, meskipun dengan segala keterbatasannya atlet difabel mampu turut serta mendukung dan melestarikan budaya Indonesia.
Kontingen Indonesia berhasil melebihi target dengan koleksi 29 medali emas, 30 perak, dan 36 perunggu
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved