Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
MENTERI Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo menjelaskan alasan mengapa atlet biaya mandiri tidak diizinkan berangkat sendiri untuk mengikuti ajang multicabang.
Menurut Menpora, keberangkatan para atlet menuju pesta olahraga multicabang adalah untuk membawa nama negara. Oleh sebab itu, seluruh atlet yang berangkat, terutama ke ajang terdekat, yakni Asian Games di Hangzhou, harus melalui jalur pemerintah dan diberangkatkan oleh pemerintah.
"Pertama, para atlet yang tampil di Asian Games 2022 Hangzhou, Tiongkok, membawa nama bangsa Indonesia sehingga sudah selayaknya mendapatkan dukungan pembiayaan pemerintah untuk keberangkatan sesuai dengan standar biaya kementerian keuangan," kata Dito seperti dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (23/8).
Baca juga: Jumlah Kontingen Asian Games Masih Dievaluasi
Selain itu, alasan mengapa atlet biaya mandiri tidak bisa berangkat ke Asian Games Hangzhou adalah karena adanya keputusan bersama untuk menentukan atlet-atlet yang akan berangkat.
"Pemerintah dalam memutuskan keberangkatan atlet menuju Asian Games 2022 Hangzou Tiongkok melibatkan Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat," tambahnya.
Menpora mengakui terdapat perbedaan pendapat dalam proses pengambilan keputusan dan hal itu wajar dalam sebuah forum rapat.
Baca juga: Penyelenggara Asian Games Hangzhou Pastikan Kesiapan Jelang Pembukaan
Namun, ia menegaskan, rapat itu telah menghasilkan keputusan, dan keputusan itu merupakan kesepakatan bersama di antara semua pihak yakni Kemenpora RI, KOI, dan KONI.
"Keputusannya adalah tidak ada keberangkatan atlet dengan biaya mandiri menuju Asian Games 2022 Hangzhou, Tiongkok," tegas Menpora.
Pemerintah juga menilai bahwa ajang Asian Games bukanlah ajang uji coba. Meski begitu, Kemenpora RI tetap menyiapkan anggaran dan berkomitmen untuk mengirimkan atlet cabang olahraga (cabor) ke kejuaraan internasional yang sifatnya satu cabang olahraga, bukan multicabang.
Menpora Dito mengingatkan pihaknya bukan sama sekali menutup kemungkinan atlet biaya mandiri untuk berangkat ke ajang multi cabang, namun hal itu baru mungkin diwujudkan pada masa yang akan datang.
Ia juga menjawab permasalahan perihal anggaran ke Asian Games Hangzhou, yang lebih kecil dibandingkan SEA Games.
"Pasti lebih kecil jumlahnya, karena atlet yang berangkat ke Asian Games dan SEA Games pasti berbeda, Asian Games selalu lebih sedikit yang berangkat dibandingkan SEA Games," pungkas Dito. (Ant/Z-1)
Ada dua kejuaraan atletik yang akan digelar di Indonesia pada November tahun ini dan tahun depan.
Pada laga pamungkas yang digelar Selasa (29/7) di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Garuda Muda harus mengakui keunggulan timnas U-23 Vietnam dengan skor tipis 0-1.
Menpora Dito menyambut positif langkah Bhayangkara FC menjadikan Lampung sebagai markas baru mereka.
Pemilihan Ternate sebagai lokasi awal ajang ini dilandasi keyakinan Menpora bahwa wilayah ini memiliki banyak bibit unggul di bidang sepak bola.
Mauro Zijlstra dipandang sangat cocok sebagai striker timnas Indonesia.
Rencana awal, Indonesia akan mengirim 1.548 atlet ke SEA Games 2025.
Pemerintah pusat tengah menyusun klasterisasi daerah berdasarkan potensi dan kekhasan masing-masing wilayah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved