Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Jam Terbang Kurang, Tantangan bagi Tim Tenis Putra RI

Rifaldi Putra Irianto
16/1/2023 20:53
Jam Terbang Kurang, Tantangan bagi Tim Tenis Putra RI
Ilustrasi petenis bersiap melempar bola.(AFP)

HASIL negatif didapat 5 tunggal putra tenis Indonesia di babak kualifikasi Medco Power Indonesia Internasional Tenis Championship pada Senin (16/1) ini.

Berlaga di Lapangan tenis The Sultan Hotel Jakarta, Ega Uneputty, Rifqy Sukma Ramadhan Sumiarsa, Lucky Candra Kurniawan, Achmad Imam Maruf dan Renaldi Aqila Salim kompak menelan kekalahan. Mereka pun dipastikan tidak dapat melanjutkan perjalanan ke babak utama.

Ega yang melakoni pertandingan melawan wakil Vietnam Ha Minh Duc Vu kalah dua set langsung 6(3)-7(7) dan 1-6. Sementara, Rifqy yang menghadapi wakil Malaysia, yakni Mitsuki Wei Kang Leong, kalah dengan skor 1-6 dan 1-6.

Baca juga: Lagi, Atlet Kembar BIN Juarai Nomor Tunggal Putri Turnamen Tenis Nasional

Adapun Lucky yang bertanding di Lapangan 5, tak kuasa menahan gempuran pemain Hong Kong, Hong Kit Wong, dengan kedudukan 0-6 dan 3-6. Imam yang menghadapi petenis India, Ishaque Eqbal, kalah dua set 1-6 dan 1-6. Sementara itu, Renaldi harus menyerah dari Rishi Reddy (India) 0-6 dan 1-6.

Berbicara terkait penampilan kelima anak asuhnya, pelatih tim putra Indonesia Sulistyo Wibowo mengakui bahwa kelima petenis itu kalah jam terbang dari lawan mereka.

Jarang melakukan turnamen level Internasional, dinilai Sulistyo membuat anak asuhnya terlihat tampil tertekan. Serta, tidak dapat mengeluarkan penampilan terbaik .

"Saya melihatnya pemain kita itu kurang bertanding untuk kelas Internasional. Jadi beda banget penampilan mereka dibandingkan lawan," jelas Sulistyo, Senin (16/1).

Menurutnya secara teknik, permainan kelima anak asuhnya sejatinya tidak kalah dibandingkan lawan mereka. Hanya, mental yang menjadi pembeda. "Mereka ini memiliki bakat yang luar biasa. Saya melihat dari latihan, mereka ini semangat semua. Hanya memang kurang jam terbang saja," sambungnya.

Baca juga: Nadal Tetap Optimistis Tatap Australia Terbuka 2023

Berkaca dari pengalamannya, mantan petenis yang pernah menduduki peringkat (ganda) 285 ATP itu menyebut bahwa jam terbang menjadi hal penting untuk bersaing di kelas internasional.

Sulistyo yang pernah malang melintang di turnamen tenis internasional, termasuk mempersembahkan medali emas nomor ganda putra pada SEA Games 1995-2001, berharap anak-anak asuhnya ini dapat memiliki kesempatan lebih banyak untuk bertarung di level Internasional.

"Memang butuh biaya besar dan kerja ekstra kalau mau bangun tenis itu, baik dari atlet dan induk cabang olahraga. Mudah-mudahan dengan kepengurusan yang ada saat ini, bisa menghandle itu semua lah," kata Sulistyo.(OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya