Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
KEPALA pelatih timnas gulat Maurice Lumumba Sihombing mengatakan enam pegulat yang dikirim ke SEA Games Hanoi, Vietnam memiliki peluang meraih medali.
Pemilihan nomor yang diikuti Indonesia, kata Maurice, telah melalui berbagai pertimbangan, termasuk menganalisa peta persaingan dalam pesta olahraga terbesar di Asia Tenggara tersebut.
Sesuai dengan kebijakan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), cabang olahraga gulat mendapat enam slot atlet dari 18 nomor yang dipertandingkan.
Baca juga: Timnas Tenis Tegaskan Tekad Pertahankan Gelar Juara Umum di SEA Games
Keputusan itu membuat Pengurus Pusat Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PP PGSI) harus memilah nomor-nomor yang berpeluang mendapatkan medali.
"Tim teknis dari Kemenpora dan kami berembuk untuk menentukan nomor mana yang berpeluang mendapatkan medali. Sampai akhirnya ada satu hingga tiga kelas yang juara di Asia Tenggara tidak turun karena cedera, faktor usia, dan lainnya. Di situ kami manfaatkan," ujar Maurice di Jakarta, dikutip Selasa (19/4).
Pria yang memiliki lisensi wasit gulat internasional itu juga mengungkapkan ada beberapa atlet yang memiliki kemampuan mumpuni, namun terpaksa tidak diberangkatkan. Pertimbangannya karena pada nomor tersebut persaingannya sangat ketat.
"Misalnya ada atlet Jawa Timur yang hebat. Tetapi di kelas tersebut banyak juara Asia. Kami terpaksa tidak turunkan, apalagi kuota yang diberikan hanya enam," ungkap Maurice.
Setelah melalui berbagai pertimbangan, enam atlet yang diturunkan terdiri empat atlet putra dan dua putri.
Pada sektor putra ada nama M Aliansyah (67 kg Greco Roman), Andika Sulaeman (77 kg Greco Roman), Rendy Aditya (74 kg Gaya Bebas), Reyna Fadli (97 kg Gaya Bebas).
Sementara untuk putri yakni Kharisma Tantri (62 kg Gaya Bebas) dan Desi Sinta (68 kg Gaya Bebas).
Maurice juga tidak menampik bahwa persiapan timnas gulat terbilang singkat yakni kurang dari dua bulan. Atlet melakoni pemusatan latihan nasional (pelatnas) pada 23 Maret atau setelah Kemenpora memastikan gulat menjadi satu di antara cabang olahraga yang ikut SEA Games Hanoi.
Kendati demikian, kondisi tersebut bukan jadi halangan. Tim pelatih terus memberikan program-program latihan agar atlet berada di puncak performa saat tampil pada SEA Games Hanoi nanti.
"Ketika kami melakukan tes awal, physical fitness dan power atlet berada di angka 70%. Mereka tidak latihan karena ada kabar gulat tidak dikirim ke SEA Games Hanoi," kata Maurice.
"Kemudian kami mengundang para ahli dari UNJ untuk menaikkan physical fitness dan power mereka. Hingga pekan kedua pelatnas, ada kemajuan. Diharapkan pada akhir bulan ini performa mereka naik 80% hingga 85%. Sehingga memungkinkan tampil maksimal pada pelaksanaan SEA Games Hanoi nanti," papar Maurice.
Dengan serangkaian persiapan yang dilakukan, Maurice optimistis tim gulat Indonesia dapat mencapai target yang dicanangkan yakni satu emas, dua perak, dan satu perunggu.
Untuk diketahui, selama satu dekade terakhir, timnas gulat Indonesia tidak tampil di ajang SEA Games. Kali terakhir skuat Merah Putih turun ketika SEA Games Nay Pyi Taw, Myanmar pada 2013.
Pada SEA Games Singapura 2015 dan SEA Games Kuala Lumpur, Malaysia pada 2017, cabang olahraga gulat tidak dipertandingkan. Kemudian gulat masuk di SEA Games Filipina pada 2019, hanya saja Indonesia tidak mengirimkan perwakilan. (Ant/OL-1)
PON Beladiri 2025 merupakan ajang inovatif yang diinisiasi KONI untuk mewadahi cabang olahraga beladiri non-Olimpiade yang belum memiliki tempat di PON reguler.
Pengurus Besar Esports Indonesia (PB ESI) mengoptimalkan perfoma atlet guna meraih prestasi optimal pada SEA Games ke-33 Thailand 2025.
SEA Games 2025 Thailand hanya mempertandingkan lima nomor esports, yakni Mobile Legends: Bang-Bang (MLBB), Arena of Valor, FC Online, dan Free Fire.
Keputusan untuk absen di ajang SEA Games 2025 diambil Agus Prayogo karena merasa Indonesia mempunyai atlet-atlet potensial dan memerlukan proses regenerasi.
Hingga saat ini sudah ada 16 atlet pelatnas untuk tampil di ajang SEA Games 2025.
Para atlet esports itu akan mewakili Indonesia di nomor Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) putra dan putri, Free Fire dengan dua tim perwakilan, serta FC Online.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved