Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

KOI Siasati Keterbatasan Anggaran SEA Games

Dhika Kusuma Winata
22/3/2022 18:40
KOI Siasati Keterbatasan Anggaran SEA Games
Ilustrasi(SEA Games 2021)

KOMITE Olimpiade Indonesia (KOI/NOC Indonesia) akan melakukan perampingan dan efisiensi untuk kontingen yang berangkat ke SEA Games Vietnam pada Mei.

Efisiensi termasuk kuota pelatih dan tenaga pendukung turut dirancang menyiasati keterbatasan anggaran.
"Kami perlu mengurangi jumlah kontingen mengingat konsep yang diterapkan di SEA Games ini konsep tempur, bukan latihan. Kami menggunakan skema ramping dan efisien," kata Sekjen Komite Olimpiade Indonesia Ferry Kono, Selasa (22/3).

Komite Eksekutif KOI akhir pekan lalu sudah membahas review cabang olahraga hingga opsi-opsi yang digunakan sebagai solusi keterbatasan anggaran lantaran SEA Games Vietnam sedianya digelar tahun lalu namun ditunda. KOI pun harus membatasi kuota pelatih hingga tenaga pendukung.

Sementara itu, fokus penganggaran tahun ini lebih dialokasikan kepada Asian Games di Hangzhou, Tiongkok, September nanti.

"Jadi tidak semua pelatih berangkat, begitu juga apabila cabor mau mengikutsertakan tim dokter atau masseur khusus. Kami akan lihat apakah mereka mau membantu cabor lain," kata Ferry.

"Termasuk mekanik, misalnya cabor balap sepeda, apakah mereka juga mau membantu teknis di cabor lain, seperti sepeda yang akan digunakan atlet triathlon," sambungnya.

Untuk atlet dan cabor, Ferry mengatakan NOC Indonesia sudah mengirimkan rekomendasi ke Kemenpora. Dia menjelaskan rekomendasi sudah memenuhi parameter yang ditentukan yakni cabor DBON dan non-DBON, yang memiliki peluang perolehan medali, serta potensi atlet junior.

Dalam waktu dekat, rekomendasi itu diharapkan bisa dibahas bersama dan menjadi acuan pengisian entry-by-name kontingen yang batas waktunya hingga akhir Maret ini.

"Keputusannya tentu tidak bisa memuaskan semua pihak tetapi kami membuka opsi terhadap cabor yang mampu dibiayai mandiri oleh federasi nasional tentunya dengan parameter khusus. Jadi walau biaya mandiri, mereka tetap perlu memastikan atlet yang mampu bersaing dan jadi tolak ukur pembinaan," pungkas Ferry. (OL-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya