Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
RACE director Michael Masi menjadi sorotan menyusul balapan Formula 1, GP Abu Dhabi, yang kontroversial dengan Max Verstappen mengalahkan Lewis Hamilton di lap terakhir setelah periode safety car usai.
Sejumlah pihak mempertanyakan permainan yang adil dan integritas olahraga balap mobil paling bergensi di dunia itu serta peran Masi.
Tidak ada yang meragukan Verstappen sebagai seorang pebalap yang layak menjadi juara dunia saat pembalap berusia 24 tahun asal Belanda itu dan juara dunia tujuh kali asal Inggris menyajikan salah satu musim paling menarik di Formula 1 tahun ini.
Baca juga: Dua Protes Ditolak, Mercedes Gugat Kemenangan Verstappen di GP Abu Dhabi
Namun, situasi yang melahirkan kemenangan pembalap Red Bull itu sangat kontroversial, sehingga menempatkan Masi, yang ditunjuk sebagai direktur balapan menggantikan pendahulunya, Charlie Whiting, yang meninggal dunia pada 2019, berada di titik sasaran.
Saat safety car dikeluarkan jelang akhir lomba di Abu Dhabi, Masi menyatakan mobil-mobil yang dioverlap tidak diizinkan melepaskan diri dari safety car sebelum balapan dilanjutkan.
Menabrak protokol, dia kemudian menyatakan hanya lima pembalap yang dioverlap di antara Verstappen dan Hamilton boleh melepaskan diri, ketimbang semuanya seperti peraturan biasanya.
Hal itu mengatur satu lap terakhir untuk balapan normal sehingga Verstappen, yang mengambil peluang untuk pitstop berganti ban baru sedangkan Hamilton bertahan di luar trek, mendapati jalur yang mudah untuk menyalip Hamilton tujuh tikungan jelang finis.
"Ini adalah cara baru menjalankan olahraga ini di mana race director dapat membuat keputusan ad hoc semacam itu," kata juara dunia Formula 1 1996 Damon Hill.
Bahkan, pembalap tim Williams George Russell, yang bakal bergabung dengan Mercedes sebagai tandem Hamilton tahun depan, memandang hal itu tidak bisa diterima.
"INI TAK BISA DITERIMA!!!!" cicit Russell di Twitter.
"Max adalah pembalap yang sangat fantastis yang menjalani musim yang luar biasa dan saya sangat menghormati dia, tapi apa yang terjadi ini benar-benar tak bisa diterima."
"Saya tidak percaya dengan apa yang kita baru saja saksikan," lanjutnya.
Nico Rosberg, juara dunia 2016 pun turut berkomentar.
"Saya rasa Michael Masi dapat memutuskan apa yang ia inginkan dan dia adalah direkturnya," kata pembalap Jerman itu kepada televisi Sky Sport, seraya menambahkan Mercedes telah merancang strategi untuk suatu peraturan yang kemudian secara tiba-tiba diubah.
Bos tim Mercedes Toto Wolff tidak bersedia berkomentar setelah balapan usai. (Ant/OL-1)
Seri Abu Dhabi di Sirkuit Yas Marina, Minggu (8/12) menjadi milik Norris setelah sukses finis posisi pertama di depan dua Ferrari Carlos Sainz dan Charles Leclerc.
Hamilton tampil apik pada balapan terakhirnya untuk the Silver Arrows dengan finis di posisi keempat setelah start dari urutan ke-16 di Sirkuit Yas Marina.
Kemenangan Lando Norris di GP Abu Dhabi membuat McLaren menjuarai karegori konstruktor 2024 setelah terakhir kali mendapatkannya pada edisi 1998.
McLaren memimpin Ferrari dengan 21 poin menuju balapan terakhir musim ini dan norris mengungguli rekan setimnya, Oscar Piastri.
Februari lalu, Lewis Hamilton memastikan akan hengkang ke Ferrari pada musim depan, usai menjadi pembalap Mercedes sejak 2013.
Tampilnya Charles Leclerc dan adiknya Arthur merupakan kali pertama dua beraaudara ambil bagian dalam sesi Formula 1 sebagai rekan satu tim.
Posisi Masi berada di ujung tanduk setelah dia dituding melanggar aturan untuk memberi kesempatan Max Verstappen mengalahkan Lewis Hamilton di balapan pamungkas, GP Abu Dhabi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved