Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
KETUA Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari mendorong Ketua Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI) Anindya Bakrie aktif terlibat di federasi Asia dan Dunia. Hal itu perlu dilakukan demi meningkatkan prestasi.
Hal tersebut dikatakan Okto, sapaan karib Raja Sapta, dalam sambutannya di Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PRSI 2021 di Nusa Dua, Bali, Minggu (05/12).
“Saya minta Pak Anindya aktif di Federasi Asia dan Dunia. KOI tidak mau tanggung-tanggung mendorong federasi nasional tampil. Bukan untuk keren-kerenan, tetapi jika ada perwakilan maka kita dapat mengatur regulasi sebagai 'privilege' tambahan untuk Indonesia,” kata Okto.
Baca juga: KOI Maksimalkan Diplomasi Olahraga pada Pertemuan Majelis Umum OCA di Dubai
Menurutnya, banyak hal positif yang didapat jika PRSI aktif terlibat di federasi Asia dan Dunia. Terlebih, akuatik merupakan salah satu cabang olahraga (cabor) 'mother of sports' yang dipertandingkan di Olimpiade.
Okto mengatakan, KOI akan membuka jalan bagi PRSI jika berkenan terlibat. Pihaknya juga berencana untuk membangun relasi dengan Komite Paralimpik Nasional (NOC) Hungaria untuk dapat membantu peningkatan prestasi atlet akuatik Indonesia.
“Kami memiliki relasi yang dekat dengan Presiden FINA Husain Al Musalam dan juga Presiden AASF HE Skehikh Klaid Mohammed Al Badr Al Sabah. Pekan depan, kami juga memiliki rencana bertemu NOC Hungaria untuk membahas kerja sama yang dapat kita bangun, dan renang dapat menjadi salah salah satu bagian yang masuk di dalamnya,” tutur Okto.
“Kami tidak cuma melakukan pendekatan ke NOC, tetapi juga federasi internasional. Ini yang selalu NOC gencarkan agar indonesia tidak jadi jago kandang. Kalau tidak seperti ini, prestasi kita akan jalan di tempat,” lanjutnya.
Selain itu, Okto berharap agar pengurus PB PRSI dapat lebih jeli melihat nomor-nomor untuk diperhitungkan agar dapat masuk Olimpiade.
“SEA Games harus ditempatkan sebagai 'test event' menuju Asian Games. Pengurus PRSI ke depan harus lebih jeli untuk nomor 'sanctioned' karena itu dapat menjadi acuan kualifikasi menuju Olimpiade. Di Olimpiade selama ini cabor renang selalu memiliki wakil, tetapi masih dari jalur wildcard. Ini tantangan agar bisa lolos kualifikasi karena Olimpiade menjadi multiajang paling tinggi,” jelas Okto.
Pada kesempatan yang sama, Anindya mengucapkan terima kasih kepada KOI yang telah memperjuangkan renang masuk dalam daftar cabor Desain Besar Olahraga Nasional (DBON).
“Satu sisi kami merasa kok bisa masuk DBON karena banyak cabor lain yang juga ingin masuk. Namun, kepercayaan ini perlu kami syukuri. Kami punya ambisi besar untuk bangkit dan mendorong pemerintah menyukseskan tepat pada Perayaan 100 Hari Kemerdekaan Indonesia Emas 2045. Kami berambisi membuat warisan,” kata Anindya.
Rakernas PB PRSI dibuka secara virtual oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali. Agenda ini akan berlangsung hingga Senin (06/12). (KOI/OL-1)
Enam federasi penerima ditentukan melalui undian yang dilakukan dalam Rapat Anggota Tahunan KOI pada April lalu.
KOI juga telah mendaftarkan atlet snowboarding berusia 13 tahun, Zazi Betari Landman, sebagai wakil pertama Indonesia yang masuk dalam sistem FIS.
KOI membuka ruang seluas-luasnya bagi cabang olahraga nasional untuk menjadi bagian dari keluarga besar KOI.
Prestasi olahraga Indonesia di level Olimpiade merupakan bagian dari cita-cita pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam Program Asta Cita.
Pihak IOC telah memutuskan untuk tidak lagi berafiliasi dengan International Boxing Association (IBA) dan digantikan dengan World Boxing.
Olympic Solidarity adalah inisiatif program pengembangan global dari IOC yang bertujuan mendukung NOC di semua negara anggota di seluruh dunia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved