Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PANITIA Kerja (Panja) DPR diminta lebih cermat saat membahas Revisi Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional (RUU SKN) 3/2005. Sebab, rumusan tersebut bakal menjadi acuan pola pembinaan olahraga di Tanah Air.
Dosen Ilmu Keolahragaan Institut Teknologi Bandung (ITB) Tommy Apriantono mengatakan ada beberapa poin penting yang perlu disoroti Panja RUU SKN. Di antaranya menyertakan Desain Besar Olahraga Nasional (DBON), memaksimalkan peran antarlembaga, menetapkan aturan bonus multievent serta dana pensiun atlet.
“Tren di Indonesia ganti pimpinan, ganti kebijakan. Bappenas era Bambang Brodjonegoro pernah menyusun peta jalan prestasi olahraga Indonesia. Kemenpora saat ini punya DBON yang sudah menjadi Perpres, tetapi tak cukup. Perlu undang-undang agar tak berubah ketika pimpinannya berganti,” kata Tommy dalam keterangan resmi yang diterima pada Jumat (1/10).
DBON yang disahkan Presiden Jokowidalam Peraturan Presiden (Perpres) 86/2021 memuat visi besar sektor olahraga menuju 100 tahun Kemerdekaan Indonesia. Tak sekadar target prestasi 5 besar Olimpiade 2044, juga menciptakan 70% masyarakat Indonesia, anak-anak hingga dewasa, yang gemar berolahraga.
“Artinya harus mengenalkan olahraga kepada anak sejak dini, tempatnya di sekolah. Selama ini tumpang tindih karena pendidikan ranah Kemendibud. Ada pula Kementerian Agama yang menaungi madrasah. Keterkaitan antarlembaga ini perlu diatur, termasuk memaksimalkan stakeholder seperti KOI dan KONI,” ujar Tommy.
Terkait KOI dan KONI, Tommy menilai Panja DPR RI tak perlu beradu pendapat menyatukan kedua lembaga. Sebab, fungsi KOI dan KONI berbeda. KOI mengurus keikutsertaan Indonesia di multiajang Internasional dan KONI mengurus olahraga di sektor nasional. Fungsi yang membahas KONI tercantum dalam UU SKN Pasal 36. Sementara Pasal 44 membahas KOI.
Sistem tersebut, menurut Tommy, diterapkan di banyak negara. Salah satunya Jepang yang memiliki Japan Olympic Committee (JOC) dan Japan Sports Association (JSPO). JOC, diterangkan Tommy, seperti KOI yang berafiliasi dengan IOC dan OCA untuk mengurus dan mengatur multievent internasional. Sementara JSPO serupa KONI yang mengurus multievent nasional.
Baca juga: Pengamat Olahraga Sambut Baik Peluncuran DBON
“KOI dan KONI tinggal memaksimalkan fungsi karena berbeda tugas. Apabila disatukan cakupan kerjanya sangat luas dan tidak bisa satu organisasi mengatur semua. Menurut saya sistem saat ini sudah tepat, pembinaan di induk federasi olahraga nasional, tetapi perlu di atur atlet mana yang turun di multi event tersebut,” kata Tommy.
Selanjutnya, pemerintah juga harus mengambil langkah tegas terkait regulasi atlet. Sebab, regulasi saat ini masih abu-abu karena ada peraih medali Olimpiade yang turun di PON. Hal ini, dikhawatirkan Tommy, dapat mematikan regenerasi atlet sehingga ia berharap Panja RUU SKN dapat memberi solusi.
“Jepang punya Japan Institute of Sports Science (JISS) yang terafiliasi dengan Kementerian, seperti Deputi IV Kemenpora kalau di Indonesia. JISS adalah pengawas berisi expertise dan independen, mereka mengatur siapa yang boleh turun di National Sports Festival atau semacam PON versi Indonesia. Mereka tegas, tidak boleh atlet Olimpiade, apalagi yang peraih medali turun di sana,” kata Tommy.
“Belum lagi soal pembajakan atlet dan bonus yang tidak diatur, sehingga akhirnya terkesan daerah ingin buahnya saja dan tidak ada yang membina sejak awal. Termasuk mengatur bonus, mulai dari PON, SEA Games, Asian Games, hingga Olimpiade. Regulasi. Ini perlu diatur tegas pemerintah karena negara-negara maju juga mengatur hal tersebut, multi event sekelas PON tidak perlu ada bonus sehingga juga terpacu.”
Hal penting lain, Tommy menilai pemerintah harus menyediakan dana pensiun untuk atlet. Khususnya peraih medali di Olimpiade, multi event olahraga tertinggi di dunia. Langkah ini sekaligus menjadi bentuk apresiasi pemerintah terhadap pahlawan olahraga Indonesia di kancah dunia.
“Dulu sudah pernah ada, tetapi menurut Kementerian Keuangan tidak ada dasar hukumnya sehingga diberhentikan. Ini yang perlu dimasukkan oleh Panja RUU SKN agar atlet-atlet memiliki orientasi meraih medali Olimpiade,” ujar Tommy. (RO/R-3)
Seorang desainer dituntut untuk membuat desain yang menjawab kebutuhan dan preferensi masyarakat, dengan demikian kariernya akan terus berkembang. Bagaimana caranya?
Diambil dari arsip Puma, siluet low-profile ini menonjolkan fitur desain seperti sol berduri yang khas dan strap penutup yang serbaguna.
President Director PT Mario Minardi Indonesia Handiman Ali berharap melalui kolaborasi tersebut mampu memberikan kualitas produk dan pelayanan terbaik bagi konsumen.
Saat ini mahasiswa, termasuk di bidang fesyen, membutuhkan persiapan lebih matang untuk bisa terjun ke ranah profesional.
Jersey didesain dengan sangat cermat terhadap detail dan dibuat dari bahan premium.
Laura Basuki, Ayudia, dan Vanesha Prescilla, berbagi kiat tampil feminin untuk beragam aktivitas melalui paduan koleksi pakaian perempuan terbaru Uniqlo edisi fall/winter 2019.
Banyak perempuan, terutama ibu muda, memilih lari sebagai pilihan olahraga. Persiapan dan pemahaman yang tepat sangatlah penting untuk Pemula menghindari cedera dan menjaga konsistensi.
Ternyata, terdapat sebuah penelitian baru yang menunjukkan bahwa rajin berolahraga bisa membantu menutunkan tingkat depresi.
Pelatih mobilitas Dana Santas menyatakan peningkatan mobilitas tidak selalu berkaitan dengan peregangan.
Hasil survei Adidas dan White Ribbon menunjukkan sebagian besar pelari perempuan merasa khawatir akan keselamatan mereka. Tapi apakah pakaian mereka yang menjadi pemicu?
Latihan kebugaran biasanya berfokus pada gerakan maju-mundur, tetapi gerakan lateral atau samping juga penting untuk keseimbangan otot dan pencegahan cedera.
Batu ginjal, atau yang dikenal dengan istilah medis nefrolitiasis, adalah kondisi umum di mana material keras terbentuk di ginjal dan menyebabkan rasa sakit yang parah saat kemih keluar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved