Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
ADANYA kabar penolakan penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX oleh para kepala daerah di Papua sempat membuat ketegangan. Kabar yang sama juga sempat muncul dari Bupati Mimika Eltinus Omaleng hingga menghentikan seluruh kegiatan PON XX di wilayahnya. Hal ini pun segera dikomunikasikan ke Ketua Umum KONI Pusat Letjen TNI (Purn.) Marciano Norman di kantor Kemenpora.
“Ini rapat yang terakhir dan tidak ada lagi aktivitas layanan untuk PON XX Papua. Jadi kalau ada kunjungan dari Papua ataupun dari Pusat terkait PON, kita tidak akan layani hingga ada kepastian mengenai dana bagi penyelenggaraannya,” ucap Eltinus.
Kepala Daerah di Papua juga beralasan penolakan atas nama rakyat di wilayahnya. Namun, masalah tersebut bisa diselesaikan dengan adanya komunikasi yang baik. Situasi itu sudah dipahami Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat.
“Intinya, cuma persoalan komunikasi.” ujar Marciano.
Marciano menjelaskan, ketegangan ini utamanya disebabkan oleh perdebatan masalah anggaran. Pihak KONI Pusat beserta Panitia Pengawas dan Pengarah (Panwasrah) sebelumnya sudah berupaya untuk menyelesaikan hal ini sebelum masalah naik ke media.
“Ada perdebatan masalah anggaran yang belum cocok. Anggaran Kabupaten Mimika nanti didukung, tetapi tahapannya menunggu aliran dari APBD dan APBN. Namun kami sudah mendengarkan dan menyampaikannya ke Kemenpora,” lanjut Marciano.
Baca juga: KONI Jamin PON Papua Akan Berjalan Aman
Marciano sudah sempat menyambangi ke Papua dan menyelesaikan masalah ini. Kota Jayapura sudah berjalan mengikuti arahan. Untuk pembicaraan dengan Bupati Mimika pun sudah dikomunikasikan terkait masalah yang sempat muncul pada pertemuan PB PON.
“Insya Allah, semua berjalan kembali. Keberhasilan PON Papua bukan hanya harga diri Papua, tapi Bangsa Indonesia, jadi kita berkepentingan menyelesaikan masalah-masalah ini sehingga tidak menyulitkan semuanya,” ungkapnya.
Menpora Zainudin Amali mendukung tindakan yang dilakukan oleh KONI Pusat salah satunya upaya komunikasi yang sudah dilakukan oleh Marciano Norman.
“Saya tentu akan mendukung apa pun langkah yang akan dilakukan Bapak Marciano Norman,” pungkasnya.(OL-5)
Kasus itu diduga melibatkan oknum pejabat-pejabat di lingkungan Pemprov Papua langsung maupun tidak langsung.
Meskipun sudah melakukan upaya hukum, proses persidangan masih berlanjut tanpa tanda-tanda penyelesaian yang jelas.
Julita berharap agar penyelesaian kasus ini memiliki titik terang.
Pesepak bola asal Merakuke, Papua, itu dikontrak selama tiga tahun dan menjadi pemain baru kelima Macan Kemayoran.
Tidak hanya tidak sebanding dengan pengorbanan yang sudah diberikan, jumlah bonus yang diterima bahkan turun dibandingkan empat tahun lalu.
Listyo memberikan kesempatan Tegar menjadi prajurit Korps Bhayangkara melalui jalur rekrutmen proaktif.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved