Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
CABANG atletik memberikan satu medali emas untuk Indonesia, Jumat (6/12), di SEA Games 2019. Penyumbangnya adalah Agus Prayogo, atlet lari maraton.
Dalam perlombaan yang dimulai pukul 05.45 waktu Filipina, Agus berhasil mencatatkan waktu 2 jam 26 menit 48 detik untuk jadi yang pertama.
Torehan waktu itu lebih cepat 30 detik dari pesaing terdekatnya asal Thailand, Namkhet Sanchai, yang mencetak waktu 2 jam 27 menit 18 detik.
Baca juga: Menanti Emas Pertama dari Tenis
Sementara medali perunggu jadi milik pelari Malaysia, Mohamad Muhaizar, yang meraih waktu 2 jam 33 menit 08 detik atau selisih enam menit dari Agus.
Atas hasil yang didapat Agus, Indonesia kini mengoleksi 28 medali emas.
Indonesia sementara ini berada di peringkat ketiga. Posisi pertama diduduki Filipina yang memiliki 63 medali emas, diikuti Vietnam di posisi kedua dengan 31 medali emas. (OL-2)
Keputusan untuk absen di ajang SEA Games 2025 diambil Agus Prayogo karena merasa Indonesia mempunyai atlet-atlet potensial dan memerlukan proses regenerasi.
Saat ini, para atlet atletik masih berlatih di Pangalengan, Jawa Barat meskipun dengan pembiayaan secara mandiri.
PB PASI kini telah menyiapkan rencana jangka panjang salah satunya dengan mengirim Lalu Muhammad Zohri untuk menjalani pelatihan nasional (pelatnas) di Amerika Serikat.
Dari 10 atlet yang berlaga, Papua Athletics Center berhasil meraih total tujuh medali, terdiri dari dua emas, dua perak, dan tiga perunggu.
Kemenpora berkomitmen untuk terus memperkuat cabang-cabang olahraga yang memerlukan pusat pelatihan khusus dengan target berprestasi dalam Olimpiade mendatang.
Sepak bola bukan satu-satunya prioritas pembangunan olahraga nasional, mengingat cabang olahraga lain juga penting.
Kanker pada anak tak hanya menjadi tantangan medis, tapi juga ujian mental dan ekonomi, terutama bagi keluarga prasejahtera
Korea Utara kembali menggelar Maraton Internasional Pyongyang untuk pertama kalinya sejak 2019, setelah sempat dihentikan akibat pandemi covid-19.
Sebuah studi terbaru mengungkapkan maraton dapat memengaruhi otak dengan menyebabkan organ tersebut "memakan" mielin sebagai sumber energi cadangan.
Maraton Tokyo merupakan salah satu dari World Marathon Majors, ajang maraton bergengsi dunia yang sejajar dengan Boston, London, Berlin, Chicago, dan New York Marathon.
Keikutsertaan Gilang di ajang Maraton Tokyo 2025 menjadi pembuktian komitmennya terhadap gaya hidup sehat.
Ada 4 kategori, yaitu Junior untuk peserta dengan rentang umur 13-16 tahun, Umum untuk 17-39 tahun dan Kategori Master untuk peserta berumur diatas 40 tahun, serta Mixed Relay.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved