KOMISI Disiplin Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) menjatuhkan sanksi berupa denda Rp380 juta pada grup sepak bola Sriwijaya FC. Denda itu terkait ulah suporter yang melepaskan bom asap, flare, kembang api dalam Liga 1 di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang, belum lama ini.
Sekretaris PT Sriwijaya Optimis Mandiri Faisal Mursyid di Palembang, Sumatra Selatan, Minggu (3/6), mengaku kecewa dengan ulah para suporter padahal penyelenggara pertandingan selalu mengingatkan kepada suporter dan penonton umum untuk tidak melakukan hal-hal yang merugikan klub di setiap pertandingan.
"Denda yang dikenakan totalnya sudah Rp380 juta, ini jelas bukan jumlah yang sedikit. Padahal kami sedang bekerja keras untuk menambah sponsor demi memenuhi kebutuhan klub seperti perjalanan tandang dan gaji bulanan yang jumlahnya miliaran rupiah," ujar Faisal.
Ia menjelaskan awalnya Sriwijaya FC mendapatkan denda Rp30 juta, kemudian pada 12 Mei saat pertandingan melawan Bhayangkara FC didenda Rp200 juta karena ada bom asap. Terkait denda ini, manajemen tidak melakukan banding karena terekam secara visual terjadi pada menit 40, menit 45, dan menit 48.
Kemudian, hal serupa terjadi lagi pada pertandingan melawan PSIS Semarang pada 22 Mei.
Berdasarkan surat yang diterima manajemen klub pada 31 Mei 2018 disebutkan dalam sidang Komdis diputuskan Sriwijaya FC didenda Rp150 juta karena terjadinya pelepasan bom asap, flare, dan petasan di tribun timur.
Dalam surat yang ditandatangani oleh Ketua Komdis PSSI Asep Edwin Firdaus disebutkan bahwa keputusan ini diambil merujuk pada Pasal 70 Lampiran 1 jo Pasal 41 ayat (1) Kode Displin PSSI.
"Terkait denda Rp150 juta ini, Sriwijaya FC belum memutuskan apakah akan banding atau tidak, karena kejadian terjadi setelah pertandingan," kata dia.
Namun, ia menambahkan, meski sudah diingatkan di setiap pertandingan khususnya pada laga melawan Persela Lamongan, Sabtu (2/6), justru hal serupa terjadi lagi. Pelepasan bom asap terjadi lagi di tribun timur, dan petasan di tribun utara, tepatnya setelah pluit tanda pertandingan usai.
"Kami tentunya akan melakukan rapat dengan ketua-ketua suporter terkait kejadian. Kalau hal ini terjadi dan terjadi lagi, jelas klub lebih dirugikan. Lebih parah lagi, bisa dihukum dengan pertandingan tanpa penonton," tandasnya. (A-1)