Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Kepolisian Daerah Kepulauan Riau (Polda Kepri) memastikan sejauh ini belum ditemukan peredaran beras oplosan di wilayah Batam. Meski demikian, pemantauan dan operasi pasar terus dilakukan secara intensif bersama instansi terkait untuk mengantisipasi kemungkinan adanya praktik kecurangan tersebut di lapangan.
Kasubdit I Industri dan Perdagangan (Indag) Ditreskrimsus Polda Kepri, AKBP Ruslaeni, mengatakan bahwa dalam satu bulan terakhir pihaknya telah melakukan serangkaian operasi ke pasar-pasar tradisional, swalayan, hingga gudang distributor untuk memantau peredaran sembako, terutama beras.
“Selama operasi yang kami lakukan, belum ditemukan indikasi adanya beras oplosan yang beredar di masyarakat, khususnya di wilayah Batam,” katanya pada wartawan, Minggu (27/7).
Menurut dia, langkah tersebut juga merupakan bentuk respons atas informasi dari salah satu media elektronik yang menyebutkan adanya dugaan peredaran beras oplosan di Batam. Menindaklanjuti hal itu, Polda Kepri segera berkoordinasi dengan instansi terkait dan pelaku usaha guna melakukan pengecekan langsung di lapangan.
“Kami tidak hanya turun melakukan pengecekan visual, tapi juga mengambil sampel untuk diuji. Ini penting agar masyarakat benar-benar mendapatkan beras yang layak konsumsi,” ujarnya.
Dia menegaskan, Polda Kepri juga telah menginstruksikan seluruh Polres dan Polsek di tujuh kabupaten/kota di Kepri untuk turut melakukan pengecekan di wilayah masing-masing.
“Ini menjadi atensi langsung dari Kapolda Kepri agar seluruh jajaran ikut bergerak. Kami ingin memastikan tidak ada beras oplosan yang masuk ke pasar-pasar,” tambahnya.
Meski hasil pemantauan sejauh ini masih aman, masyarakat tetap diminta untuk waspada dan segera melaporkan jika menemukan indikasi beras oplosan atau sembako yang mencurigakan.
Terkait kondisi pasar saat ini, Ruslaeni mengakui adanya kelangkaan beras premium yang menyebabkan harga melonjak di beberapa titik. Namun demikian, stok beras medium di wilayah Kepri masih tersedia dan dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama satu hingga dua bulan ke depan.
“Ketersediaan stok beras medium masih mencukupi. Kami akan terus pantau agar distribusi tetap lancar dan tidak dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab,” pungkasnya. (H-1)
Tidak hanya berhenti di Kepri, polisi juga melakukan pengembangan ke Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Kasus ini terungkap setelah seorang warga berinisial SA mendatangi kantor BPN Tanjungpinang pada Februari 2025 untuk mengubah sertifikat analog ke versi digital.
Polda Kepri) melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah pasar dan distributor pangan di Kota Batam, distributor maupun pedagang diimbau tidak menimbun bahan pokok.
Acara serupa akan digelar di tujuh kota lainnya hingga akhir 2025, yakni Palembang, Jakarta, Solo, Bandung, Semarang, Malang, dan Denpasar.
Sementara itu, kebijakan tarif baru dari Amerika Serikat terhadap produk-produk asal Asia Tenggara turut mendorong percepatan relokasi investasi global.
Aksi penanaman pohon ini menjadi langkah konkret dalam menjaga kelestarian alam di tengah pesatnya pembangunan di Kota Batam.
Direktur Badan Usaha SPAM BP Batam, Iyus Rusmana, mengatakan komitmen pihaknya untuk terus meningkatkan pelayanan air bersih di Kota Batam.
Pemerintah Kota Batam terus mendorong perluasan investasi dan pengembangan sektor Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions (MICE).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved