Headline
Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.
Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.
Angka penduduk miskin Maret 2025 adalah yang terendah sepanjang sejarah.
DI tengah gelap dan ganasnya perairan Selat Bali, suara lirih minta tolong memecah kesunyian Kamis (3/7) dini hari sekitar pukul 03.30. Santoso, seorang nelayan asal Banjar Pelabuhan, Kecamatan Negara, Jembrana, Bali, yang sedang melaut sekitar dua kilometer dari pantai, sempat mengira suara itu hanyalah ilusi.
"Kaget saya, kok ada orang minta tolong. Awalnya saya enggak merespons," ujarnya, dikutip dari tayangan Metro TV, Senin (7/7).
Namun keraguan itu segera pupus ketika seorang rekannya datang dari arah barat, mengabarkan bahwa kapal KMP Tunu Pratama Jaya telah tenggelam dan ada korban.
"Dari situ saya tahu ada kapal tenggelam. Berarti yang teriak tadi suara orang beneran, bukan halusinasi saya," kata Santoso.
Mendengar kabar itu, ia langsung memutar arah kapalnya ke tengah laut. Meski sempat ragu karena gelombang tinggi dan arus kuat, ia memutuskan untuk menyusuri suara yang ia dengar sebelumnya. Keberaniannya berbuah hasil. Ia berhasil menemukan satu orang korban selamat yang masih bertahan di laut dengan bantuan jaket pelampung.
"Dan akhirnya menemukan satu orang korban selamat,” katanya.
Penyelamatan tidak berhenti sampai di situ. Nelayan lain, Lukman dan Saifulah, juga turun tangan bersama Santoso. Mereka menemukan dua orang terombang-ambing di lautan, seorang ayah dan anak. Sayangnya, sang ayah sudah dalam kondisi tidak bernyawa, sedangkan anaknya masih bisa diselamatkan.
“Saya temukan dua orang, bapak dan anak. Anaknya masih hidup, tapi bapaknya sudah meninggal. Saya angkat anaknya, sementara bapaknya saya ikat ke perahu. Tapi karena arus dan gelombang besar, saya kehilangan jejak lokasi saat mencoba menelusuri titik penemuan sebelumnya,” ujar Santoso dengan nada haru.
Aksi heroik para nelayan ini menjadi titik awal penting dalam proses penyelamatan pascatragedi tenggelamnya kapal. Tanpa peralatan khusus dan di tengah cuaca ekstrem, mereka sigap menolong korban. (Tamara Sanny/MetroTV/P-4)
Hingga hari Kamis (10/7/2025), sebanyak tiga jenazah yang diduga korban, telah ditemukan dan dievakuasi dari tiga lokasi berbeda.
Dua jenazah langsung dievakuasi Tim SAR Gabungan ke Rumah Sakit terdekat sebelum dibawa ke Banyuwangi.
Hingga saat ini sudah ada 42 korban KMP Tunu Pratama Jaya yang ditemukan. Dari jumlah tersebut, yang sudah dipastikan meninggal adalah 13 orang. Yang lainnya ditemukan dalam keadaan selamat.
Operasi pencarian korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali oleh Tim SAR Gabungan diperpanjang, menyusul masih banyak korban yang belum ditemukan.
TIM SAR gabungan mulai melakukan penyelaman bawah air di lokasi yang diduga menjadi titik keberadaan bangkai KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali.
Bambang Haryo mendorong Menteri Perhubungan untuk merevisi regulasi KM 58/2003 dan mengembalikan sistem satu penumpang kendaraan satu tiket guna memastikan keakuratan data manifest.
GUBERNUR Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengirim surat ke Kementerian Perhubungan terkait kemacetan yang terjadi di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi.
PEMERINTAH Provinsi Jawa Timur memberikan santunan untuk delapan ahli waris korban meninggal dunia tragedi tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya asal Kabupaten Banyuwangi.
KNKT mengungkap kronologi lengkap peristiwa kapal KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali dalam rapat kerja bersama Komisi V DPR RI.
Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya harus menjadi peringatan serius bagi sektor transportasi laut, terutama di jalur Ketapang-Gilimanuk.
Operasi ini dilanjutkan pada Jumat (4/7) dengan dukungan kapal utama KN SAR Arjuna 229.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved