Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Cerita Nelayan Jembrana Selamatkan Korban KMP Tunu Pratama Jaya, Penolong Pertama Kapal Tenggelam di Selat Bali

Akmal Fauzi
07/7/2025 18:50
Cerita Nelayan Jembrana Selamatkan Korban KMP Tunu Pratama Jaya, Penolong Pertama Kapal Tenggelam di Selat Bali
Santoso, seorang nelayan asal Banjar Pelabuhan, Kecamatan Negara, Jembrana, Bali.(Tangkapan layar MetroTV)

DI tengah gelap dan ganasnya perairan Selat Bali, suara lirih minta tolong memecah kesunyian Kamis (3/7) dini hari sekitar pukul 03.30. Santoso, seorang nelayan asal Banjar Pelabuhan, Kecamatan Negara, Jembrana, Bali, yang sedang melaut sekitar dua kilometer dari pantai, sempat mengira suara itu hanyalah ilusi.

"Kaget saya, kok ada orang minta tolong. Awalnya saya enggak merespons," ujarnya, dikutip dari tayangan Metro TV, Senin (7/7).

Namun keraguan itu segera pupus ketika seorang rekannya datang dari arah barat, mengabarkan bahwa kapal KMP Tunu Pratama Jaya telah tenggelam dan ada korban.

"Dari situ saya tahu ada kapal tenggelam. Berarti yang teriak tadi suara orang beneran, bukan halusinasi saya," kata Santoso.

Mendengar kabar itu, ia langsung memutar arah kapalnya ke tengah laut. Meski sempat ragu karena gelombang tinggi dan arus kuat, ia memutuskan untuk menyusuri suara yang ia dengar sebelumnya. Keberaniannya berbuah hasil.  Ia berhasil menemukan satu orang korban selamat yang masih bertahan di laut dengan bantuan jaket pelampung.

"Dan akhirnya menemukan satu orang korban selamat,” katanya.

Penyelamatan tidak berhenti sampai di situ. Nelayan lain, Lukman dan Saifulah, juga turun tangan bersama Santoso. Mereka menemukan dua orang terombang-ambing di lautan, seorang ayah dan anak. Sayangnya, sang ayah sudah dalam kondisi tidak bernyawa, sedangkan anaknya masih bisa diselamatkan.

“Saya temukan dua orang, bapak dan anak. Anaknya masih hidup, tapi bapaknya sudah meninggal. Saya angkat anaknya, sementara bapaknya saya ikat ke perahu. Tapi karena arus dan gelombang besar, saya kehilangan jejak lokasi saat mencoba menelusuri titik penemuan sebelumnya,” ujar Santoso dengan nada haru.

Aksi heroik para nelayan ini menjadi titik awal penting dalam proses penyelamatan pascatragedi tenggelamnya kapal. Tanpa peralatan khusus dan di tengah cuaca ekstrem, mereka sigap menolong korban.  (Tamara Sanny/MetroTV/P-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akmal
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik