Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Stok 82 Ribu Ton, Bulog Surakarta belum Dapat Arahan Intervensi Pasar

Widjajadi
05/6/2025 22:49
Stok 82 Ribu Ton, Bulog Surakarta belum Dapat Arahan Intervensi Pasar
 Panenan petani di Solo Raya beberapa waktu lalu.(MI/Widjajadi )

Bulog Surakarta masih menunggu izin dan arahan dari pemerintah pusat kebijakan bantuan pangan untuk dua bulan, Juni - Juli yang menjadi kebijakan Presiden Prabowo Subianto, yang berimplikasi kepada pasar.

Pernyataan itu diungkap Pimpinan Bulog Surakarta, Nanang Harianto menjawab Media Indonesia, sehari usai Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas ) Arief Prasetyo memberikan penjelasan soal kebijakan bantuan pangan bulan Juni-Juli untuk 18,3 juta penerima bantuan pangan ( PBP).

Dia mengatakan, secara ketersediaan beras, Bulog Surakarta menyatakan sangat mencukupi, karena stok di gudang se-Solo Raya saat ini mencapai 82 ribu ton lebih.

" Dan kita masih sampai sekarang terus berjalan program serap gabah. Namun untuk bantuan pangan dan intervensi pasar, masih menunggu arahan dan ijin dari atasan," kata dia.

Sementara pantauan Media Indonesia, harga beras premium di Kota Solo pada Kamis ( 5/6/2025) masih cukup tinggi, seperti beras Mentik masih di atas Rp 17 ribu, dan C4 Super dengan harga minimal Rp 16 ribu.

Di warung warung klontong di kamoung kampung beras mentik di atas Rp 17.500 dan bahkan Rojolele mencapai Rp 18 ribu. 

" Ya beras premium masih tinggi, kita tidak berani nambah stok penjualan, karena banyak oelanggan bergeser ke beras medium, yang harganya masih di bawah Rp 15 ribu. Beras C4 medium Rp 14.200," kata Ningsih, pemilik warung klontong di Perumnas Mojosongo.

Dia menyebut, beras merangkak naik sejak akhir Mei, namun pembelian stabil, hanya diakui bergeser ke beras medium sebagai alternatif. Ada pula yang sudah menanyakan adakah beras SPHP dari Bulog.

" Banyak pembeli memilih beras yang lebih murah. Ada yang menanyakan beras SPHP, ya saya jawab tidak ada meski beras di Bulog menumpuk," ujar Bu Hartono, pemilik warung klontong di Kampung Wonowoso, Mojosongo.

Beberapa hari sebelumnya Wamentan Sudaryono di Jakarta menjelaskan  jumlah cadangan beras yang dikelola Bulog telah mencapai 3,964 juta ton pada 28 Mei 2025 lalu. 

Bahkan stok beras nasional bertambah dan resmi tercatat sebesar 4.001.059 ton dari sebelumnya. Keberadaan stok yang luar biasa itu untuk memperkuat produksi dan memudahkan petani.

Pengurus Kontak Tani Nelayan Andalan ( KTNA ) Jawa Tengah, Suratno mengatakan, apa gunanya stok beras menumpuk di gudang, jika harga masih anomali di pasar. 

" Berpihak kepada petani jelas menjadi harapan, tetapi saat ini stok beras di gudang ( Bulog) sudah menggunung. Sangat bijak segera di keluarkan untuk mengontrol pasar, dan petani tetap diuntungkan," ujar dia. (H-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya