Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.
KASUS demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi hal yang mengancam nyawa masyarakat Indonesia, khususnya anak-anak dan kaum rentan lainnya seperti lansia. Salah satu kasus DBD yang mengenaskan terjadi Bengkulu, kakak dan adik kandung di Bengkulu dilaporkan meninggal dunia di pekan yang sama akibat terjangkit virus dengue dari nyamuk aedes aegypti.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bengkulu Joni Haryadi Thabrani mengatakan, Pemerintah Kota Bengkulu, mencatat sejak Januari hingga pertengahan Mei 2025 sebanyak 148 orang terinfeksi penyakit DBD.
Dari 148 orang yang terinfeksi DBD tersebut, dua diantaranya yang merupakan kakak dan adik kandung dinyatakan meninggal dunia. Keduanya meninggal dalam satu pekan yang sama saat menjalani perawatan di rumah sakit akibat DBD.
"Setelah kita selidiki, sang adik ini terkonfirmasi positif DBD. Tidak ada riwayat kunjungan keluarga dari luar kota, sehingga dipastikan penularannya berasal dari lingkungan sekitar," kata Joni, dalam keterangannya, Senin, (26/5).
Sebagai upaya pencegahan, pihak melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap anggota keluarga korban dan hasil negatif. Kemudian Dinkes Kota Bengkulu melakukan fogging atau pengasapan di rumah dan lingkungan sekitar.
"Kami terus mengimbau masyarakat di Kota Bengkulu agar menjaga kebersihan lingkungan dan dapat secara rutin membersihkan tempat-tempat yang dapat menampung air, seperti wadah atau barang-barang yang terabaikan," ujar dia.
Kakak beradik yang meninggal dunia di Bengkulu akibat DBD itu dikabarkan berusia anak dan remaja. Namun, belum ada informasi lengkap soal usia pasti dan identitas keduanya.
Joni mengatakan, pihaknya mengimbau masyarakat untuk segera melaporkan jika ada anggota keluarga mengalai gejala DBD ke fasilitas kesehatan terdekat. Dengan begitu mereka bisa segera mendapatkan tindakan pengobatan yang tepat. (Antara/H-3)
Dokter Spesialis Anak mengingatkan bahaya DBD atau dengue pada anak-anak, gejalanya bisa mirip flu demam tinggi mendadak, nyeri kepala, mual, muntah. Dengue berbahaya kalau tidak ditangani
MENINGKATNYA angka kejadian demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia mendorong berbagai pihak untuk melakukan upaya edukatif kepada masyarakat.
Peningkatan kasus DBD Garut tersebut, menyebabkan 8 meninggal dan 7 orang mendapat perawatan di rumah sakit serta yang lainnya berangsur sembuh.
Penurunan kasus DBD di Klaten, menurut Anggit, karena faktor kesadaran masyarakat meningkat dalam upaya pencegahan penyebaran penyakit demam berdarah.
DINAS Kesehatan Kalimantan Timur (Kaltim) menerapkan gerakan 3M Plus termasuk memerangi jentik nyamuk dalam menangani kasus demam berdarah dengue (DBD) yang jumlahnya terus meningkat.
demam berdarah dengue (DBD) di Kota Tasikmalaya dilaporkan terus meningkat sejak bulan Januari hingga Juli 2025. Tercatat, 471 orang positif terserang nyamuk aedes aegypti.
Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan, pencegahan agar nyamuk tidak berkembang biak dapat dilakukan dengan menerapkan prinsip 3M Plus dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk.
MUSIM kemarau basah merupakan kondisi yang memungkinkan timbul dan merebaknya berbagai penyakit. Di antaranya seperti demam berdarah dengue (DBD), diare, dan leptospirosis.
"Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus menjadi vektor utama. Keberadaan dan penyebarannya yang meluas menjadikan arbovirus sebagai ancaman serius,”
Sejumlah faktor turut memperparah penyebaran penyakit DBD yakni tingginya mobilitas penduduk, perubahan iklim, dan urbanisasi.
DOKTER spesialis penyakit dalam dr. Dirga Sakti Rambe menyebut terdapat penjelasan mengapa kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia sulit sekali dihentikan.
KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) melaporkan hingga 2 Juni 2025 terdapat 277 kasus kematian akibat DBD dari 63.014 kasus incidence rate dari berbagai daerah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved