Headline
Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.
Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.
Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.
KETERLIBATAN pengusaha lokal untuk memaksimalkan jalannya program Makan Bergizi Gratis (MBG) perlu terus didorong dan didukung. Dengan digandengnya pengusaha lokal sebagai mitra MBG, program tersebut bukan hanya bisa berdampak dalam upaya pemenuhan gizi anak tetapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan dan laju ekonomi daerah.
Menurut data Badan Gizi Nasional (BGN) saat ini jumlah mitra MBG di Indonesia sudah mencapai 1.072. Jumlahnya diperkirakan akan terus bertambah seiring dengan upaya pemenuhan target MBG yang terus dikebut.
Di Solo, pelibatan pengusaha daerah sebagai mitra MBG juga telah dilakukan. Termasuk yang dilakukan dalam Program Mitra Dapur MBG Ralali Group. Dalam program tersebut melibatkan lebih dari 100 pengusaha lokal, dan mempertemukan peran kunci antara sektor swasta, pemerintah daerah, serta organisasi lokal termasuk HIPMI Solo yang mendapat penugasan dari Walikota Solo untuk mendukung akselerasi kebutuhan dapur MBG.
“Dengan 30.000 dapur dan kurang lebih 50 tenaga kerja per dapur, kita dapat menciptakan 1,5 juta lapangan kerja. Ini adalah dampak langsung yang bisa kita rasakan dari program MBG,” ujar Divisi Kemitraan Percepatan Mitra MBG, Ralali Group, Jermia Eka Leksana.
Solo sendiri menunjukkan kesiapan dalam menjalankan program MBG. Saat ini terdapat lebih dari 400 lembaga PAUD, 230 SD, 80 SMP, serta 80 SMA/SMK aktif yang menjadi target penerima manfaat MBG. Di sisi pendukung layanan kesehatan, terdapat 17 puskesmas dan sekitar 20 rumah sakit di lima kecamatan.
Selain itu, juga terdapat lebih dari 11.000 UMKM aktif dan 297 koperasi yang menjadikan Solo ekosistem subur bagi distribusi bahan pangan lokal. Namun, dari sisi penyediaan dapur MBG, baru sekitar 10% dari total kebutuhan yang terpenuhi. Diperlukan setidaknya 30 dapur tambahan untuk mengejar target jangka pendek.
Program Mitra Dapur MBG sendiri dirancang terbuka. Tidak hanya pelaku kuliner yang bisa terlibat. Mereka yang memiliki properti, modal, maupun komitmen sosial dapat bergabung dan menjadi bagian dari solusi. Dengan skema berbagi hasil yang transparan dan berbasis keberlanjutan, program ini menyentuh isu gizi, penciptaan lapangan kerja, sekaligus mendukung target SDGs dan Indonesia Emas 2045.
“Dengan makanan bergizi, kita ikut berkontribusi mencerdaskan kehidupan bangsa melalui SDM yang unggul untuk menyambut Indonesia Emas 2045,” tutup Jermia. (Ant/H-3)
Pemilik dapur MBG Serengan, Yuli Retnowati mengungkapkan kepada wartawan, akibat aksi maling ini, maka sejumlah peralatan seperti piring dan kompos gas hilang.
Pengamat menyebut sekolah gratis dan pemenuhan gizi yang baik lewat MBG sama-sama hak warga negara yang harus dipenuhi oleh pemerintah.
Mantan Wali Kota Solo FX Rudy mengusulkan anggaran makan bergizi gratis atau MBG dialihkan untuk membiayai sekolah dasar gratis. JPPI menilai usulan itu konkret
KEPALA Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) Taruna Ikrar mengatakan terdapat 12 langkah pencegahan keracunan MBG.
Makanan siap saji yang dimasak dalam jumlah besar memiliki tingkat risiko tinggi terhadap kontaminasi, terutama oleh mikroorganisme patogen.
DIREKTUR Indonesia Political Review Iwan Setiawan mengatakan para mitra MBG harus secara konsisten menggunakan produk lokal dari UMKM untuk membuat menu MBG.
KEPALA Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengaku telah mengevaluasi dan melakukan pengecekan mengenai penyaluran dana yang telah dilakukan.
Dadan juga memastikan mulai Februari 2025 para mitra yang ikut menjalankan program MBG akan diberikan uang secara langsung, bukan lagi dengan sistem reimburse
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved