Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
CUACA esktrem mengancam sejumlah kabupaten/kota di Jawa Tengah mulai Kamis hingga Sabtu (13-15/3). Kepala Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang, Yoga Sambodo, menjelaskan dinamika atmosfer saat ini berpotensi memicu hujan lebat disertai kilat, petir, dan angin kencang di berbagai wilayah.
"Adanya sirkulasi siklonik di Samudera Hindia selatan Pulau Jawa menyebabkan terbentuknya daerah pertemuan dan belokan angin di wilayah Jawa Tengah. Kondisi ini diperkuat oleh kelembapan udara yang tinggi di berbagai ketinggian, sehingga mendukung pembentukan awan hujan yang menjulang hingga lapisan atas," kata Yoga dalam keterangan resmi, Kamis (13/3).
Selain itu, labilitas lokal yang kuat juga turut mendukung proses konvektif pada skala lokal. Ini dapat memicu hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Yoga menambahkan, kondisi ini berpotensi menyebabkan cuaca ekstrem berupa hujan deras, kilat atau petir, serta angin kencang di beberapa wilayah Jawa Tengah.
Berdasarkan analisis BMKG, wilayah-wilayah yang berpotensi mengalami cuaca ekstrem pada 13 Maret 2025 meliputi Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Wonosobo, Temanggung, Salatiga, Kabupaten/Kota Magelang, Boyolali, Klaten, Surakarta, Sukoharjo, Wonogiri, Karanganyar, Sragen, Grobogan, Blora, Kabupaten Semarang, Kendal, Batang, Kabupaten Pekalongan, Pemalang, Kabupaten Tegal, Brebes, dan sekitarnya.
“Pada 14 Maret 2025, wilayah yang berpotensi terdampak meluas ke Purworejo, Pati, Kudus, Jepara, Demak, dan Kota Semarang,” ujarnya.
Sementara pada 15 Maret 2025, wilayah-wilayah seperti Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Temanggung, Kabupaten/Kota Magelang, Kabupaten Semarang, Salatiga, Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Wonogiri, Karanganyar, Sragen, Blora, Grobogan, Kendal, Batang, Kabupaten Pekalongan, Pemalang, Kabupaten Tegal, dan Brebes tetap berpotensi mengalami cuaca ekstrem.
BMKG mengimbau masyarakat Jawa Tengah, terutama yang berada di wilayah rawan bencana hidrometeorologi untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem ini. Yoga Sambodo menekankan cuaca ekstrem berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, puting beliung, pohon tumbang, dan sambaran petir.
"Masyarakat diharapkan untuk selalu memantau informasi cuaca terbaru dari BMKG dan menghindari aktivitas di daerah rawan bencana saat hujan lebat atau angin kencang terjadi. Selain itu, pastikan lingkungan sekitar aman dari potensi pohon tumbang atau genangan air yang dapat memicu banjir," pungkasnya.(M-2)
"Besok Selasa (8/7) diperkirakan air laut pasang (rob) di perairan utara Jawa Tengah akan naik kembali."
Panahan menjadi salah satu cabang olahraga prioritas pemerintah Indonesia.
Pada pagi umumnya berawan namun hujan ringan sudah turun di sejumlah daerah Jawa Tengah, memasuki siang diperkirakan cuaca kembali berawan.
Gelombang tinggi juga masih berlangsung di perairan selatan Jawa Tengah mencapai 2,5-4 meter, sedangkan di perairan utara setinggi 0,5-1,25 meter.
SPMB tahap II itu merupakan program Sekolah Kemitraan Swasta dengan kuota total 5.004 siswa.
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi mendesak Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI agar memperjuangkan percepatan pembangunan giant sea wall untuk menanggulangi rob
Imbauan waspada kepada seluruh warga DKI Jakarta dan sekitarnya. BMKG memprakirakan seluruh kawasan ibu kota masih akan diguyur hujan pada hari ini.
BMKG merilis prakiraan cuaca 8 Juli 2025 yang mencakup potensi cuaca ekstrem di berbagai wilayah Indonesia
Dia menjelaskan nilai anomali Sea surface Temperature atau SST di rentang 0-1.0 derajat celcius menunjukkan penambahan massa uap air di sekitar perairan Sulawesi Utara
BMKG memprediksi suhu panas terjadi di sejumlah kota di Indonesia pada Senin 7 Juli 2025 antara lain di Serang dan Surabaya
BMKG memprediksi cuaca ekstrim masih mengintai sejumlah wilayah Indonesia, khususnya wilayah yang banyak dikunjungi selama libur sekolah,
Meskipun Indonesia telah memasuki musim kemarau, dinamika atmosfer dan kelembapan udara di banyak wilayah masih tinggi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved