Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Kasus PMK di Garut, 23 Ekor Mati dan 233 Positif

Kristiadi
10/2/2025 21:16
Kasus PMK di Garut, 23 Ekor Mati dan 233 Positif
Peternak di sejumlah daerah memasarkan sapi ke pasar hewan Manonjaya dan juga tetap petugas kesehatan menjaga agar tidak terjadi serangan PMK(MI/KRISTIADI)

Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Garut Jawa Barat masih terjadi setelah 23 ekor hewan ternak berupa sapi mengalami kematian dan dipotong paksa hingga 233 ekor positif. Penurunan kasus yang terjadi, pemerintah menggelotorkan bantuan vaksin dalam upaya mencegah serangan penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak seperti domba, kerbau dan sapi.

Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskanak) Kabupaten Garut Beni Yoga mengatakan, kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) di wilayahnya sekarang masih terjadi hingga menyebabkan 14 mengalami kematian dan 9 ekor potong paksa dan 233 positif. Namun, untuk mengendalikan PMK yang terjadi sudah mendapat bantuan dari Kementrian Pertanian berupa 4.150 dosis vaksin.

"Untuk tahap pertama 1.150 dosis vaksin sudah didistribusikan ke para peternak sapi perah, sapi potong dan domba, tapi tahap kedua penerimaan vaksin PMK untuk Garut baru diterima. Akan tetapi, untuk sekarang mulai melakukan vaksinasi dengan jemput bola mendatangi sejumlah kandang ternak di beberapa tempat," katanya, Senin (10/2/2025).

Ia mengatakan, kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Garut sekarang ini belum terjadi penurunan dan petugas tetap berupaya melakukan vaksinasi gratis mengingat masih adanya 233 sapi positif. Namun, kasus PMK yang terjadi di setiap daerah pemeritah dinilai telah membantu peternak untuk mencegah penyebaran dan memutus mata rantai PMK.

"Pasokan vaksin PMK dari Kementrian Pertanian masih kurang jika di bandingkan dengan besaran ideal yang diusulkan oleh Diskannak Garut sebanyak 10 ribu dosis dan kami tengah berupaya agar kebutuhan vaksin PMK terpenuhi. Kami juga meminta agar peternak untuk vaksinasi mandiri dan mendorong perusahaan peternakan agar menyediakan vaksin membantu peternak dengan program CSR," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan, Kabupaten Tasikmalaya, Asep Yanto mengatakan, hasil investigasi dilakukan tim unit reaksi cepat (URC) kasus PMK yang terjadi di daerahnya mulai menurun di 17 Kecamatan. Namun, kasus kamatian yang terjadi sekarang tercatat 68 mati, 58 ekor potong paksa, 341 ekor positif, 57 ekor sembuh. 

"Petugas masih terus berupaya melakukan vaksinasi terhadap hewan mencapai 1.090 dosis, pengobatan 439 ekor, disinfeksi 80 lokasi dan edukasi 150 lokasi. Akan tetapi, kasus PMK yang terjadi di wilayahnya tetap berharap agar hewan ternak bisa kembali sembuh mengingat di Tasikmalaya sendiri akan menghadapi Idulfitri dan iduladha," paparnya.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya