Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Distribusi Gas Elpiji 3 Kg di Semarang Mulai kembali Normal

Rahmatul Fajri
06/2/2025 18:47
Distribusi Gas Elpiji 3 Kg di Semarang Mulai kembali Normal
Warga membeli gas elpiji 3 kg di pengecer.(Dok. Antara)

DISTRIBUSI gas elpiji 3 kg dari pangkalan ke pengecer atau yang saat ini disebut subpangkalan mulai normal kembali di Kota Semarang dan wilayah Jawa Tengah lainnya. Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyempurnakan tata kelola penjualan gas subsidi tersebut dengan mengubah status pengecer menjadi subpangkalan per Selasa, 4 Februari 2024.

Ahmad, seorang pemilik toko sembako yang juga menjadi subpangkalan gas elpiji 3 kg di daerah Kota Lama, Semarang Utara, Jawa Tengah, mengaku bahwa distribusi gas melon sudah kembali lancar sejak hari Selasa lalu. Pangkalan sudah kembali mengirim ke para sub pangkalan seperti biasa, termasuk ke tokonya.

"Beberapa hari ini, alhamdulillah, sudah lancar," kata Ahmad, Kamis (6/2).

Ia mengaku menjual gas melon ke warga dengan harga Rp21.000 per tabungnya. Dalam satu pekan, ia mendapat kiriman gas melon dari pangkalan sebanyak tiga kali, tepatnya pada hari Selasa, Kamis, dan Sabtu. Tiap pengiriman berjumlah 60 tabung gas melon. Itu artinya, dalam sepekan, Ahmad mendapat 180 tabung gas melon dari pangkalan.

Ahmad mengaku sepakat dengan rencana pemerintah untuk mengubah status pengecer menjadi subpangkalan, agar kepastian harga murah gas subsidi untuk warga tetap terjamin dan penjual seperti dirinya tetap bisa berjualan gas melon.

Hal senada juga diucapkan oleh Rumini, seorang penjual gas elpiji 3 kg eceran di Kelurahan Tanjung Mas, Semarang Utara. Menurut perempuan yang sudah lebih dari satu dekade berjualan gas melon itu, saat ini distribusi gas sudah lancar di pangkalan.

"Walau kemarin ada kendala 1-2 hari saja. Sekarang kondisi sudah baik dan normal kembali," katanya saat ditemui awak media pada Kamis (6/2/2025) siang.

Rumini mengatakan pada dasarnya setuju dengan aturan awal Kementerian ESDM untuk bisa mengatur harga gas melon di level rakyat. Pasalnya, itu adalah gas yang sudah disubsidi oleh negara untuk rakyatnya. Namun, di sisi lain Rumini juga sepakat jika status pengecer diubah menjadi sub pangkalan dan memiliki harga tetap agar tidak terlalu mahal untuk rakyat.

Rumini mengaku menjual gas elpiji 3 kg seharga Rp21.000. Dalam satu pekan, ia menerima satu kali pengiriman gas melon dari pangkalan sebanyak 40 tabung. "Kalau bisa pemerintah bisa menerapkan harga patokan yang lebih murah dari itu, dari yang saya jual. Mungkin disamakan seluruh pengecer, biar di rakyat nggak tinggi harganya, karena pemerintah sudah kasih subsidi," tambahnya.

Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah sedang merancang aturan agar status para pengecer bisa diubah menjadi pangkalan agar masyarakat bisa mendapatkan harga yang sesuai saat membeli langsung di pangkalan. Saat meneken aturan itu, Bahlil mengatakan bahwa pelarangan dilakukan untuk mencegah permainan harga di level pengecer. Kebijakan tersebut kemudian disempurnakan kembali dengan mengubah status pengecer menjadi sub pangkalan.

Bahlil mengumumkan bahwa seluruh pengecer gas elpiji 3 Kg di Indonesia sekitar 375 ribu akan dinaikkan statusnya menjadi sub pangkalan. Langkah ini bertujuan untuk memastikan distribusi elpiji bersubsidi tepat sasaran dan harga tetap terjangkau. (Z-9)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya