Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Pasokan Minim, Harga Cabai Naik Dua Kali Lipat di Tasikmalaya

Kristiadi
30/1/2025 01:16
Pasokan Minim, Harga Cabai Naik Dua Kali Lipat di Tasikmalaya
Tanaman cabai menghitam dan kemudian membusuk akibat serangan hama ulat patek.(MI/Kristiadi)

PASOKAN yang berkurang membuat harga cabai merah di semua pasar tradisional di Tasikmalaya, Jawa Barat, merangkak naik hingga mencapai Rp95 ribu per kilogram. Pasokan cabai berkurang drastis dari petani karena produksi yang turun akibat hama ulat patek yang tengah menyerang dalam beberapa pekan terakhir.

"Pasokan dari petani lokal sekarang menipis dan harga cabai masih tetap mengalami kenaikan. Biasanya dikirim oleh petani yang berada di Kecamatan Cisayong, Taraju, Rajapolah, dan beberapa sentra lainnya di Garut, Majalengka, Cirebon. Namun pada musim hujan ini, cabai yang ditamam petani banyak yang mati karena terserang hama ulat patek," kata Jajang, seorang pedagang Pasar Cikurubuk, Cisayong, Rabu (29/1/2025).

Ia mengatakan, harga cabai di pasar tradisional merangkak naik pada musim hujan ini. Masyarakat pun akhirnya tak banyak yang membeli akibat harganya yang tinggi itu.

Pedagang kini hanya berani menyetok 30 kg cabai tiap harinya. Biasanya, mereka menjual 50 kg-100 kg per hari saat pasokan masih normal.

"Harga cabai terus naik dan sudah banyak konsumen yang mengeluh. Cabai merah yang harganya naik cukup signifikan, semula dijual Rp40 ribu kini naik jadi Rp90 ribu per kg," ujar Jajang.

Hingga saat ini, pasokan cabai dari tengkulak ke pasar masih minim. Ganasnya serangan hama ulat patek membuat tanaman cabai banyak yang mati.

Sementara itu, salah seorang pemilik lahan cabai, Kurnia, warga Kecamatan Rajapolah, mengatakan, musim hujan yang terjadi saat ini membuat banyak petani cabai merugi. Ulat patek bermunculan dan menyerang tangkai, daun, dan buah.

"Lahan saya seluas 1 hektare kini hanya bisa menghasilkan 5 kuintal cabai akibat serangan hama ulat patek. Biasanya, lahan saya bisa menghasilkan 8 ton cabai. Harganya juga turun karena kualitasnya yang enggak bagus. Tapi di pasaran harganya tinggi karena pasokannya yang sedikit," pungkasnya. (AD/E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Mirza
Berita Lainnya