Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
RIBUAN warga di Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung (Babel) memadati kelenteng Kwan Tie Miau saat Perayaan Tahun Baru Imlek, Selasa (28/1) malam.
Kendati malam itu, lokasi Perayaan Imlek di Kelenteng berusia 200 tahun tersebut di guyur hujan, tidak menyurutkan umat Konghucu untuk datang sembahyang di kelenteng tertua di Provinsi Bangka Belitung itu.
Masyarakat harus bergantian masuk ke dalam Kelenteng untuk berdoa dalam mengarungi tahun baru. Tepat pukul 23.00 WIB, mereka sembahyang dan menyalakan ribuan lilin berwarna merah dengan
beragam ukuran. Lilin sebagai simbol penerangan untuk menjalani kehidupan satu tahun ke depan.
Usai lilin dinyalakan, Umat Konghucu sembahyang dan berdoa bersama-sama untuk mendoakan dan menghormati para leluhur.
Sementata di luar kelenteng, warga berbaur menyaksikan atraksi barongsai yang disiapkan pengurus kelenteng sebagai hiburan bagi masyarakat.
Ketua Yayasan Kelenteng Kwan Tie Miau Pangkalpinang. Hendri Kurniawan mengatakan perayaan Imlek di Kelenteng Kwan Tie Miau ramai dan begitu meriah jika dibandingkan dengan tahun lalu.
"Diberkahi hujan, tapi warga tetap ramai datang sembahyang dan menyaksikan atraksi barongsai Naga dan Singa,"Kata Hendri.
Tahun ular kayu pada Imlek ini, lanjutnya tahun yang harus dengan kerja keras, harus banyak bersabar, menunjukan kesulitan dan kejujuran, demi keberhasilan dan penghasilan lebih baik.
Sementata Novela salah satu warga mengaku Imlek tahun ini begitu ramai, kendati saat ini ekonomi masyarakat Babel sedang tidak baik-baik saja.
"Meriah dan ramai sekali. Jauh dibandingkan tahun lalu, kendati ekonomi lagi sulit,"Kata Novela.
Ia berharap tahun ular kayu ini, membawa berkah, rezeki melimpah dan karir semakin sukses.
Perayaan Imlek di Kelenteng Kwan Tie Miau Kota Pangkalpinang di akhir dengan pesta kembang api. (H-3)
ARYADUTA Bali menyambut Tahun Ular Kayu dengan perayaan yang meriah dan mengharukan dengan tema “Pesona Imlek ARYADUTA”. Para tamu disuguhi dengan hidangan yang meriah
Perayaan ini memberikan banyak pelajaran berharga, terutama tentang pentingnya silaturahmi dalam keberagaman.
Tema tradisi Imlek pada tahun ini adalah Kebijaksanaan Dalam Keberagaman, Harmoni Dalam Langkah.
KESEMPATAN warga Tionghoa merayakan Imlek sesungguhnya menjadi jauh lebih terbuka sejak Presiden Ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid menjadikan Imlek sebagai hari libur nasional.
MARIANA, seorang mualaf dari etnis Tionghoa di Banda Aceh ikut merayakan tahun baru Imlek 2576 Kongzili bersama keluarganya
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved