Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Bangunan Sekolah Rusak, Siswa di Sulsel Belajar di Luar Kelas

 Lina Herlina
15/1/2025 12:05
Bangunan Sekolah Rusak, Siswa di Sulsel Belajar di Luar Kelas
Siswa SDN 59 Campagaya, Desa Tamasaji, Kacamatan Gakesong Utara, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan (Sulsel),(Lina Herlina /MI)

KONDISI bangunan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 59 Campagaya, Desa Tamasaji, Kacamatan Gakesong Utara, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan (Sulsel), sangat memprihatinkan.  Kondisi tersebut membuat sebagian siswa harus belajar di luar kelas atau di bagian teras bangunan. Lantaran hanya tersisa dua dari enam kelas yag memiliki atap, sisanya ditutup terpal, itu pun sudah sobek.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Media Indonesia, pembangunan sekolah tersebut terbengkalai lantaran ada yang mengaku pemilik lahan tidak memperbolehkan pembangunan dilanjutkan, akibatnya tiga bagunan terbengkalai. Yang hingga srkaranb masih bersengketa antara Pemerintah Daerah dan orang yang mengaku pemilik lahan.

Menurut Nuryanti, salah satu guru di SDN 59 Campagaya, jumlah murid/siswa di sekolah tersebut sebanyak 136 orang, dan hanya ada dua kelas hang laik pakai, empat kelas lainnya tidak. Sehingga harus bekajar di bawah tenda.

"Kalau hujan, kehujanan, dan harus berkumpul di saatu kelas, itu juga plafonnya suda runtuh. Kita juga belajar di teras. Kami kasian pada anak-anak kami, utamanya kalau musim hujan, tidak tau akan kemana," keluh Nuryanti yang tidak kuasa menahan sedihnya.

Ia berharap, pemerintah daerah bisa membantu menyelesaikan persoalan yang membelit sekolah tersebut, agar siswa/murid di sekolah tersebut bisa bersekolah dan belajar dengan tenang. 

Karena banyak orang tua yang sudah tidak mau menyekolahkan anakanya di sana, lantaran kondisi sekolah yang memperihatinkan. Bahkan, saat tahun ajaran baru, sudah minim pendaftar.

Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Takalar, Darwis berdalih, jika pihaknya tidak bia banyak membantu, dan kondisi bangunan sekolah tersebut akan bertahan seperti itu, marena lokasinya atau lahannya bersoal, sehingga pihaknya tidak bisa menindaklanjuti.

"Harusnya sejak 2021 itu, sekolah tersebut sudah dapat program rehabilitasi sekolah dari anggaran DAU (Dana Alokasi Umum), tapi bersengketa lahan," ungkap Darwis.

Kendati demikian, ia mengaku, pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Takalar sudah berupaya memediasi mekalu stakeholder terkait seperti kejaksaan, yang melakukan monitoring dengan yang mengaku ahli waris.

"Hasilnya, pihak ahli waris tidak keberatan lahannya digunakan untuk membangun sekolah, cuma nanti terjad prsoalan saat penerbitan sertifikat. Meski disebutkan, sepanjang difungsikan untuk belajar mngajar anak-anak di sana tidak akan ada masalah," tutup Darwis. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indriyani Astuti
Berita Lainnya