Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Yogyakarta Menyimpan 333 Jenis Varietas Pisang

Ardi Teristi Hardi
12/1/2025 18:30
Yogyakarta Menyimpan 333 Jenis Varietas Pisang
(Humas Pemkot Yogyakarta)

KEBUN Plasma Nutfah Pisang Yogyakarta tercatat memiliki koleksi 333 varietas pisang. Kebun ini sekaligus menjadi pusat konservasi genetik terbesar, dan satu-satunya yang terlengkap di Indonesia. 

"Kegiatan memiliki arti penting dalam mendukung pelestarian lingkungan dan juga memperkuat ketahanan pangan," terang KGPAA Paku Alam X, Wakil Gubernur DIY saat Penanaman Pohon Induk dan Panen Pisang varietas unggulan, Kamis (9/1). Kebun pisang tersebut memiliki peran strategis dalam pelestarian keanekaragaman hayati, pun, menjadi pendukung perekonomian pertanian.

Varietas pisang yang ditanam pagi itu adalah Raja Bagus yang menjadi unggulan Kota Yogyakarta. Selain itu, Paku Alam juga memanen pisang jenis Raja Bulu.

Ia menyebut, ke depan, kebun pisang ini berpotensi menjadi pusat inovasi dalam penelitian dan pengembangan varietas unggul yang dapat menghadapi berbagai tantangan, termasuk perubahan iklim yang semakin mendesak.

Namun, semua itu memerlukan kolaborasi dari berbagai pihak dengan cara ikut menjaga dan memanfaatkan kebun ini. "Pemerintah, akademisi, pelaku usaha, dan masyarakat harus saling mendukung untuk memastikan kebun ini dikelola dengan baik dan memberikan manfaat yang nyata," ungkap Paku Alam.

Pemanfaatan teknologi modern, seperti bioteknologi dan digitalisasi, juga harus dilakukan agar operasional dan kualitas produksi menjadi lebih baik serta mendukung sistem pertanian berkelanjutan.

Paku Alam menegaskan, pengembangan kebun pisang tersebut juga sekaligus bagian dari pemberdayaan masyarakat lokal, khususnya petani. Petani tidak hanya menjadi bagian dari konservasi, tetapi juga mendapatkan manfaat langsung dari hasil kebun ini. 

"Dengan begitu, kita tidak hanya menjaga lingkungan, tetapi juga memperkuat perekonomian masyarakat," papar Paku Alam.

Menurut dia, menanam pohon pada dasarnya adalah menanam harapan untuk menjadikan lingkungan yang lebih hijau, ketahanan pangan yang lebih kokoh, dan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.

"Menanam adalah pengingat akan tanggung jawab kita bersama terhadap lingkungan dan sumber daya alam," lanjut dia Sri Paduka.

Di saat yang sama, Pj. Walikota Yogyakarta, Sugeng Purwanto menjelaskan, Kebun Plasma Nutfah Pisang Yogyakarta memiliki luas 2 hektar dengan 330 kultivar pisang yang terpelihara dengan baik. "Jumlah ini menjadi koleksi terlengkap se-Asia tenggara. Bahkan menurutnya, plasma nutfah ini adalah satu-satunya yang paling lengkap dan terpelihara di Indonesia," papar dia.

Ia menceritakan, plasma nutfah ini diinisiasi sejak masa Ibu Negara Tien Soeharto. Selanjutnya, Pemerintah Kota Yogyakarta mengembangkan, merawat, dan menjaga kebun tersebut hingga berkembang dengan baik saat ini.

Ia menyebut, pisang sendiri merupakan sumber karbohidrat dari segi manfaat pangan. Pisang juga banyak dipergunakan untuk kelengkapan acara-acara adat.

Namun, saat ini, jenis-jenis pisang yang diperlukan tersebut, sudah semakin langka. Keberadaan kebun ini juga bertujuan untuk menjaga kekayaan varietas pisang yang ada.

"Kami upayakan untuk betul-betul semua kultivar yang ada bisa disosialisasikan dan dibantukan. Tentunya, harapan lain adalah sekecil apapun mampu menghasilkan dan menyumbang PAD. Maka kami berharap nanti ada bantuak untuk pemasaran hingga di seluruh Indonesia,"  papr Sugeng.

Plasma Nutfah Pisang Yogyakarta ini sebelumnya telah mendapatkan dukungan dari Dana Keistimewaan sebesar Rp2,5 miliar. "Kami ingin menunjukkan bahwa kota Yogyakarta memiliki potensi genetis pengembangan pisang yang dilakukan secara kultur jaringan. Semua kultivar yang ada betul-betul masih teridentifikasi dengan sangat baik di sini," tutup Sugeng. (S-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya