Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
PENJABAT (Pj) Gubernur Jawa Barat (Jabar) Bey Machmudin mengatakan dampak cuaca ekstrem yang terjadi di Kabupaten Sukabumi sangat parah. Sebab, menyebabkan bencana banjir dan tanah longsor di Sukabumi yang merusak berbagai infrastruktur penunjang aktivitas masyarakat.
"Cukup banyak titik jalan dan jembatan yang rusak terdampak bencana di Kabupaten Sukabumi," kata Bey saat meninjau lokasi bencana longsor dan banjir di Puskesmas Palabuhanratu dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Palabuhanratu, Kamis (5/12).
Rusaknya infrastruktur, kata Bey, tentu menghambat aktivitas masyarakat. Salah satunya jembatan yang putus di ruas Loji-Palangpang yang merupakan jalur Sabuk Geopark Ciletuh-Palabuhanratu.
"Kami nanti upayakan perbaikan berbagai infrastuktur. Diupayakan perbaikannya selesai dalam waktu 1,5 bulan," terangnya.
Bey menegaskan, hal yang jadi fokus utama penanganan pascabencana yakni evakuasi warga terdampak. Termasuk membuka daerah terisolasi akibat akses yang tertutup material tanah longsor serta perbaikan kondisi jalan yang terputus.
"Ini untuk mempermudah pengiriman bantuan logistik ke daerah-daerah yang terisolasi," tegasnya.
Selain ke Palabuhanratu dan Simpenan, Bey juga meninjau lokasi pergerakan tanah di Kecamatan Cikembar. Bey mengapresiasi Pemkab Sukabumi yang dengan cepat menangani dampak bencana. Termasuk upaya mendirikan posko utama penanganan bencana di lingkungan Pendopo Palabuhanratu.
"Posko ini sangat penting untuk memudahkan koordinasi serta mendata dan menyalurkan bantuan," ujarnya.
Soal relokasi warga di lokasi pergerakan tanah, Bey menyebut, perlu dilakukan kajian dari Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG). Seandainya hasil kajian direkomendasi direlokasi, maka perlu segera dibahas bersama-sama. "Kalau harus direlokasi, kita relokasi," imbuhnya.
Bupati Sukabumi Marwan Hamami menuturkan, peninjauan ke beberapa lokasi untuk melihat kondisi pascabencaba di sejumlah wilayah. Marwan menuturkan, saat ini Pemkab Sukabumi bersama Pemprov Jabar tengah mencari solusi penanganannya.
"Dengan meninjau langsung, kita bisa memetakan solusi yang mesti dilakukan untuk penanganannya," pungkasnya. (H-3)
BNPB menyebut wilayah Indonesia masih akan dipengaruhi oleh dinamika atmosfer. Kondisi itu membuat ancaman bencana hidrometeorologi juga masih akan mengintai.
Sebagai bentuk respons, BPBD Kabupaten Demak bersama sejumlah pihak melakukan penanganan darurat, termasuk penutupan tanggul, pompanisasi di titik kritis.
HUJAN dengan intensitas sedang hingga tinggi yang disertai angin kencang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Banyumas pada Rabu (4/6) sore,.
BNPB mencatat bahwa banjir masih menjadi jenis bencana yang paling banyak terjadi, disusul dengan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di beberapa provinsi.
KEMENTERIAN Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) secara resmi memulai proses penyusunan Rencana Adaptasi Perubahan Iklim Nasional.
DI tengah meningkatnya intensitas bencana hidrometeorologi, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mendorong percepatan pengembangan radar cuaca non-polarimetrik.
Dia menjelaskan, hingga saat ini proses identifikasi terhadap korban meninggal masih dilakukan tim DVI Polda Jabar.
TPPAS Regional Legok Nangka dan TPST Bantar Gebang di Kota Bekasi bakal didorong menjadi pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa).
Selain mereka berdua, Dedi mengatakan para pakar yang akan diundang ketika dia menjabat untuk membantu Jawa Barat termasuk Penjabat (Pj) Gubernur Jabar Bey.
Pemprov Jawa Barat (Jabar) menargetkan pelaksanaan cek kesehatan gratis atau Medical Check Up (MCU) bagi masyarakat yang akan dimulai 3 Februari 2025
Penjabat Gubernur Jabar, Bey Machmudin resmi menetapkan upah minimum provinsi (UMP) 6,5 persen dan upah minimum sektoral Provinsi (UMSP) 7 persen, Rabu (11/12).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved