Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Korban Jiwa Berjatuhan, BPBD Sumut Ajukan Status Darurat Bencana

Yosep Pencawan
01/12/2024 22:40
Korban Jiwa Berjatuhan, BPBD Sumut Ajukan Status Darurat Bencana
Timbunan longsor yang menutup ruas jalan nasional di wilayah Desa Sembahe, Kecamatan Sibolangit, Deliserdang, Rabu (27/11/2024).(Dok Basarnas Medan)

BPBD Sumatra utara (Sumut) mengajukan status darurat bencana hingga akhir 2024 kepada Penjabat Gubernur Sumut Agus Fatoni. Status itu dinilai dibutuhkan untuk mempercepat pemulihan wilayah terdampak banjir dan longsor serta mengantisipasi kemungkinan bencana berikutnya.

"Kita sudah mengajukan status darurat bencana kepada Bapak Pj Gubernur hingga 31 Desember 2024," ungkap Kabid Penanganan Darurat Peralatan dan Logistik BPBD Sumut, Sri Wahyuni Pancasilawati, Minggu (1/12).

Pengajuan status tersebut menurut dia merupakan hasil kesepakatan rapat koordinasi instansi-instansi terkait yang digelar pada 28 November 2024. Mereka sepakat untuk mengajukan status darurat bencana kepada Pj Gubernur Agus Fatoni.

Status itu dinilai dibutuhkan untuk mempercepat pemulihan wilayah terdampak banjir dan longsor serta mengantisipasi kemungkinan bencana berikutnya. Berbagai pertimbangan menjadi alasan di balik saran tersebut, terutama melihat dari data prakiraan cuaca dari BMKG.

Berdasarkan data itu, puncak musim hujan di Sumut pada 2024 akan terjadi pada Oktober, November, dan Desember. BMKG juga memprediksi potensi banjir tejadi di pantai timur, lereng timur, pegunungan, lereng barat, dan pantai barat Sumut.

Potensi longsor juga terjadi pada November-Desember 2024 di lereng timur, lereng barat, pegunungan, dan pantai barat Sumut. Sampai dengan akhir 2024, pola cuaca diperkirakan masih akan tetap sama, terutama di wilayah Langkat, Deli Serdang, Karo, Binjai, Tapanuli Tengah, Pakpak Bharat, Simalungun, Asahan, dan Serdang Bedagai.

Kemudian Nias, Nias Barat, Humbang Hasundutan, Medan, Labuhanbatu serta Labuhanbatu Utara. Selanjutnya Toba, Padanglawas, Padanglawas Utara, Samosir, Tapanuli Selatan, Tapanul Utara, Dairi, Tebing Tinggi, serta Gunungsitoli.

Terkait dengan bencana yang sudah terjadi di sejumlah daerah berupa banjir dan tanah longsor, Sri Wahyuni mengaku pada Oktober 2024, BPPD Sumut sudah meminta seluruh daerah untuk melakukan langkah antisipasi. Pada 21 November 2024, BMKG juga telah mengeluarkan rilis akan terjadinya curah hujan tinggi di empat daerah, yakni Tapanuli Selatan, Padanglawas, Karo, dan Deliserdang.

Pada 23 November 2024, BMKG juga sudah memprediksi kemungkinan terjadinya banjir dan tanah longsor di keempat daerah tersebut dan prediksi itu benar terjadi. BPBD Sumut mencatat, mulai 22 November 2024, terjadi banjir dan tanah longsor secara beruntun di sejumlah daerah di wilayahnya, yakni Tapanuli Selatan, Medan, Padanglawas, Karo, dan Deliserdang.

Bencana-bencana tersebut menelan korban jiwa setidaknya hingga 16 orang dan merusak ribuan unit rumah. Bencana-bencana itu juga menyebabkan kerusakan infrastruktur yang signifikan, termasuk akses jalan.

"Kami mengimbau masyarakat yang ingin berpergian ke tempat wisata yang berpotensi longsor dan banjir, untuk menunda kepergiannya. Hal ini untuk menghindari terjadinya korban jiwa," pungkas Sri Wahyuni. (YP/J-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri yuliani
Berita Lainnya