Headline
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
JUMLAH kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jawa Tengah hingga November ini mencapai 14 ribu penderita, melonjak 125 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Rumah sakit sejumlah daerah seperti Blora misalnya kewalahan menangani pasien.
"Jumlah kasus DBD di Jawa Tengah melonjak, hingga November 2024 ini tercatat ada sekitar 14 ribu penderita akibat gigitan nyamuk aedes aegypti," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Tengah Irma Makiah, Senin (18/11).
Kasus DBD di Jawa Tengah mencapai puncaknya Mei lalu, menurut Irma Makiah, kasus melonjak hingga 125 persen jika dibandingkan dengan tahun 2023 yakni sebanyak 6.500 kasus.
Dinas Kesehatan Jawa Tengah, ungkap Irma Makiah, telah berupaya mengantisipasi agar tidak terjadi peningkatan kasus DBD saat menghadapi musim pancaroba yakni cara paling efektif untuk mencegah penyakit DBD dengan pemberantasan sarang nyamuk.
"Pengasapan tidak boleh dilakukan secara sembarangan," imbuhnya.
Upaya mengantisipasi meningkatnya kasus DBD, lanjut Irma Makiah, juga diminta kepada masyarakat melakukan 3M Plus yakni menguras, menutup tempat penampungan air, dan mendaur-ulang barang-barang bekas (3M). Ini ditambah (Plus) dengan menaburkan larvasida pembasmi jentik, memelihara ikan pemakan jentik dan mengganti air dalam pot/vas bunga.
Selain itu juga, demikian Irma Makiah, diminta kepada rumah sakit, puskesmas, klinik maupun balai pengobatan lainnya agar dapat menangani pasien DBD dengan cepat, sehingga tidak sampai terjadi penumpukan pasien akibat keterbatasan tempat tidur dan pengobatan tidak sampai berlarut-larut.
Seperti diberitakan sebelumnya, jumlah pasien DBD di sejumlah daerah di Jawa Tengah meningkat memasuki bulan November ini, seperti di Kabupaten Pati tercatat 566 kasus meningkat dari 424 kasus, Kabupaten Blora kini mencapai 267 kasus dan sebanyak 80 persennya mengalami Dengue Shock Syndrome.
"Di RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) dr R Soetijono Blora yang kewalahan akibat dibanjiri pasien DBD yang mencapai 100 orang per hari. Rumah sakit di daerah itu seperti RSUD Samin Surosentiko dan RS Bhayangkara Blora juga mulai didatangi pasien serupa. "Selama Januari-Oktober ada sembilan meninggal akibat DBD," kata Kepala Dinas Kesehatan Blora Edi Hidayat. (H-3)
KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) RI merilis data terbaru mengenai tren kasus dan kematian akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia sepanjang tahun 2025.
Dokter Spesialis Anak mengingatkan bahaya DBD atau dengue pada anak-anak, gejalanya bisa mirip flu demam tinggi mendadak, nyeri kepala, mual, muntah. Dengue berbahaya kalau tidak ditangani
MENINGKATNYA angka kejadian demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia mendorong berbagai pihak untuk melakukan upaya edukatif kepada masyarakat.
Peningkatan kasus DBD Garut tersebut, menyebabkan 8 meninggal dan 7 orang mendapat perawatan di rumah sakit serta yang lainnya berangsur sembuh.
Penurunan kasus DBD di Klaten, menurut Anggit, karena faktor kesadaran masyarakat meningkat dalam upaya pencegahan penyebaran penyakit demam berdarah.
DINAS Kesehatan Kalimantan Timur (Kaltim) menerapkan gerakan 3M Plus termasuk memerangi jentik nyamuk dalam menangani kasus demam berdarah dengue (DBD) yang jumlahnya terus meningkat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved