Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PENUTUPAN Bandar Udara Komodo Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), imbas erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki sudah berlangsung selama lima hari sejak Sabtu (9/11) lalu. Akibatnya, ribuan orang yang sebagian besar adalah wisatawan baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik tertahan tidak bisa keluar dari Labuan Bajo.
Hingga Rabu (13/11), terminal Bandara Internasional Komodo terpantau sepi. Hanya ada beberapa penumpang yang datang untuk membatalkan tiket.
Otoritas Bandara Komodo hingga kini belum bisa memastikan kapan aktivitas penerbangan kembali beroperasi. Hal tersebut sangat tergantung pada kondisi ruang udara kembali normal dari abu vulkanis Gunung Lewotobi.
Sebagian orang yang masih tertahan adalah para peserta lari IFG Labuan Bajo Marathon yang selesai digelar, Sabtu (9/11).
Manager Komunikasi IFG, I Made Suhendra, mengatakan ketiadaan penerbangan di Bandara Komodo menyebabkan sebagian peserta Labuan Bajo Marathon dari luar NTT dan luar negeri masih tertahan di Labuan Bajo.
"Sebagian terpaksa melalui jalur laut dengan menyewa speedboat atau kapal cepat dan kapal Pelni menuju Lombok, Nusa Tenggara Barat, dan Bali," kata Suhendra, Rabu (13/11).
Juliana, warga Jakarta Selatan, menjadi salah satu wisatawan yang ikut memperpanjang tinggal di Labuan Bajo pascapenutupan Bandara Komodo.
"Saya tidak berani melewati jalur laut, itu membutuhkan waktu yang lama. Saat ini Saya coba menunggu beberapa hari ke depan, semoga kondisi membaik," kata Juliana saat ditemui di Meurorah Hotel, Rabu (13/11).
Marcomm dan PR Manager Meruorah Komodo Labuan Bajo, Indira Puliraja, mengatakan penutupan Bandara Komodo sangat berdampak pada operasional hotel. Ia menjelaskan masih banyak tamu yang memperpanjang menginap.
"Kami memberikan mereka special rate sebagai bentuk kompensasi dalam kondisi force majeure ini. Selain itu, kami juga menawarkan alternatif transportasi melalui jalur laut bagi tamu yang ingin segera meninggalkan Labuan Bajo," ungkapnya.
Sudamala Komodo Resort Komodo juga sedang menangani 68 wisatawan akibat ketiadaan penerbangan sejak ditutupnya Bandara Komodo, Sabtu (9/11).
Owner Representatif Sudamala Komodo Resort, Robertus Hormat mengatakan tidak ada tamu baru sejak Sabtu (9/11), banyak wisatawan telah membatalkan pesanan kamar. "Hotel saat ini hanya mengurus tamu yang tidak dapat keluar dari Labuan Bajo akibat ketiadaan penerbangan, " kata Robertus, Rabu (13/11).
Plt. Direktur Badan Pelaksana Otoritas Labuan Bajo Flores (BPOLBF), Fransiskus Teguh mengatakan penutupan Bandara Komodo menjadi kendala bagi wisatawan untuk bisa keluar dari Labuan Bajo.
"Hotel-hotel juga tidak mengalami kenaikan harga, beberapa hotel bahkan memberikan special rate bagi para wisatawan terdampak seperti diskon hingga 30%," jelas Fransiskus. (MM/J-3)
Kondisi ini menyebabkan pembatalan penerbangan yang diakibatkan dari letusan Gunung Lewotobi semakin hari semakin berkurang.
Mereka yang dipindahkan ke wilayah aman kini memiliki akses ke transportasi udara yang memungkinkan mereka melanjutkan perjalanan atau kembali ke tempat asal dengan selamat.
Sejumlah maskapai mendadak membatalkan layanan penerbangan dengan alasan keselamatan. Paparan abu vulkanis dilaporkan masih membatasi ruang gerak pesawat di udara.
PENGOPERASIAN sejumlah bandara dan penerbangan di sekitar wilayah erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Nusa Tenggara Timur (NTT), masih terbatas.
PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney Airports) mengingatkan para calon penumpang pesawat untuk memperhatikan status penerbangan menyusul aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki.
PEMERINTAH bakal merelokasi warga yang tinggal di 15 desa terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Bastian mengatakan sejak Rabu (13/11) sore, Bandara Lombok sudah membuka kembali beberapa jadwal penerbangan dari dan menuju ke Lombok.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved