Headline

Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.

MAN 5 Pidie Siapkan Keterampilan Tambahan Siswa lewat Tata Busana

Amiruddin Abdullah Reubee
30/9/2024 22:43
MAN 5 Pidie Siapkan Keterampilan Tambahan Siswa lewat Tata Busana
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pidie Abdullah (kedua dari kanan) berkunjung ke MAN 5 Pidie.(MI/Amiruddin Abdullah Reubee)

SABTU (28/9) pagi itu, hembusan angin sepoi-sepoi basa menembus baju hingga menusuk kulit bagian luar. Suasana alam tampak sangat bersahabat dengan anak manusia di muka bumi dan seolah ingin menyapa generasi negeri. 

Jarum jam menunjukkan pukul 09.30 WIB. Pekarangan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 5 Pidie, Aceh, itu sangat teduh dan rindang oleh beberapa pepohonan besar nan rimbun. 

Apalagi lokasinya persis di atas bukit kecil yang dikelilingi sawah membentang seluas mata memandang. 

Baca juga : Pameran Teknologi Robot Curi Perhatian Pengunjung IPCE 2024

Satu persatu siswi kelas 1, MAN 5 Pidie memasuki ruangan di sisi timur halaman depan sekolah tersebut. Ruang berukuran 14 x 8 meter itu, dilengkapi fasilitas dan bahan kelengkapan menjahit. Di antaranya 10 unit mesin jahit dan 1 unit mesin obras. Lalu dilengkapi beberapa gunting pemotong kain. Ada juga berbagai warna dan jenis benang jahit 

Nurul Fitria, 30, tutor tata busana di MAN 5 Pidie sejak pukul 09.00 WIB atau 30 menit sebelumnya sudah berada di dalam ruangan itu. Dia sangat ramah menyapa kedatangan para murid-muridnya.

Para siswi peserta belajar menjahit itu pun seperti terkomandoi. Begitu usai menjawab salam sambil mendengar pengarahan sang tutor, langsung mengambil sehelai kain berbentuk sapu tangan untuk menjahit pinggirannya. 

Baca juga : Petani Melon Ditengah El Nino Berhasil Panen Di Aceh

"Ini siswi kelas 1 yang baru belajar tahap awal. Nanti kalau sudah lancar menjahit dan membuat bahan-bahan ringan seperti kain sapu tangan dan menyambung sarung baru tingkatan berikutnya. Setelah beberapa tahapan lancar, nanti baru kita mengajari cara mengukur, teknik pola pakaian hingga gaya menjahit berbagai busana," kata Nurul.

Program kegiatan belajar tata busana di MAN 5 Pidie, telah menjadi magnet atau daya tarik tersendiri bagi warga masyarakat setempat dan sekitarnya. Itu terlihat dari banyak siswi lulusan SMP atau MTS di Kecamatan Delima dan Kecamatan Indrajaya masuk ke MAN setempat karena ingin belajar menjahit. 

"Awalnya ini bukan sekolah tujuan saya. Tapi begitu mengetahui di MAN 5 Pidie ini ada program unggul tata busana dan banyak lulusan dari sini sudah bisa berdikari. Setelah menelusuri lebih jauh, langsung tertarik. Tidak ada pilihan lain, kecuali masuk ke sini," ungkap Dina Askia, murid kelas 1 MAN 5 Pidie, asal Desa Pante Garot, Kecamatan Indrajaya, disela-sela mengikuti praktek belajar tata busana. 

Baca juga : Puluhan Mahasiswa USK Aceh Jalani Kuliah Lapangan di Hutan Adat Mukim

Hal demikian juga dituturkan, Uswatul Safna, siswi asal Desa Keurumbok, Kecamatan Delima. Uswatul mengaku sudah beberapa teman kakak kelasnya kini bisa menjahit pakaian wanita berawal dari mata pelajaran tata busana di sekolah setempat. 

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pidie, Abdullah, kepada Media Indonesia, saat kunjungannya ke MAN 5 Pidie beberapa waktu lalu mengatakan, belajar tata busana itu masuk dalam mata pelajaran keterampilan dan muatan lokal (mulok). Ini program unggulan yang disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan lingkungan dan masyarakat sekitarnya. 

"Sebagaimana berjalan sudah dua tahun terakhir, pelajaran tata busana ini cukup bermakna dan medapat sambutan orang tua murid. Apalagi membantu ekonomi keluarga mereka. Ada diantara mereka sudah mandiri hanya bermodal mesin jahit. Bukan saja untuk menjahit baju sekolah dirinya dan saudara serumah, tapi bisa untuk komersial," kata pria yang akrab di panggil Abi Abdullah itu. 

Baca juga : PON Aceh Resmi Ditutup, Rajut Persatuan dan Nilai Budaya

Dikatakan Abdullah, pihaknya terus mendorong madrasah di wilayah tugasnya untuk berinovasi dan berkarya dalam menggali potensi siswa. Apalagi untuk murid tingkat MA yang sebentar lagi akan berhadapan dengan bangku kuliah. Ini awal menginjak dewasa, apalagi berhadapan dengan kondisi ekonomi tidak menentu. 

Lebih bermanfaat lagi bagi pelajar yang kurang mampu, edukasi tata busana bukan saja sebuah keterampilan untuk memperoleh kemampuan khusus. Tapi cukup berguna saat mengarungi bahtera keluarga. 

"Kalau mereka tidak sanggup melanjutkan pendidikan ke jenjang kuliah, Insya Allah ini cukup berarti dalam menghidupi dapur berumah tangga. Dengan ketrampilan ini bisa berinovasi berbagai model pakaian untuk sendiri atau komersial. Juga lebih hemat dan tidak ketinggalan fesyen terkini," kata Abdullah. 

Sementara itu, Kepala MAN 5 Pidie, Teungku Muhammad, mengungkapkan sedikitnya ada sekitar 30 siswi yang mengikuti pelatihan tata-tata busana di madrasah setempat. Ini khusus pelajar putri kelas 1 dan kelas 2. 

Mereka di bimbing langsung oleh tutor berpengalaman setiap Sabtu. Sistem belajarnya lebih mengutamakan praktik. Sedangkan murid kelas 3, tidak lagi masuk ruangan praktek setiap hari Sabtu, karena mereka sudah mampu menjahit pakaian sendiri. Tinggal saja mendalami dan memperkaya pola atau memperluas model. 

"Ada 30 siswi lulusan di sini sudah bisa menjahit baju sendiri dan siap menerima pesanan baju seragam atau pakaian seragam pernikahan. Terutama mereka yang orangtuanya juga menjahit atau mendalami lagi di rumah masing-masing," jelas Teungku Muhammad. (MR/J-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri yuliani
Berita Lainnya