Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Kios Pasar Pada Terbengkalai, Pemkab Lembata Justru Kucurkan Rp1,7 Miliar Bangun Kios Baru

Alexander P Taum
30/9/2024 12:58
Kios Pasar Pada Terbengkalai, Pemkab Lembata Justru Kucurkan Rp1,7 Miliar Bangun Kios Baru
Kios di Pasar Pada terbengkalai karena tidak ada arahan bagi para pedagang untuk menempatinya. Sementara itu, pemda justru membangun kios yang baru.(MI/Alexander P Taum)

PRAKTIK pemborosan anggaran negara terus berulang di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT). Belum tuntas penempatan pedagang di puluhan kios Pasar Pada, kini pemda setempat justru ingin membangun kios-kios baru di pasar tersebut dengan anggaran mencapai Rp1,7 miliar.

Padahal, bangunan dua lantai kios di Pasar Pada yang sudah selesai dibangun beberapa tahun silam dalam kondisi terbengkalai karena tidak ditempati pedagang.

Lantai dua bangunan kios pasar itu kini kotor, tidak terurus, dan malah menjadi tempat buang hajat bagi pengunjung pasar karena tidak ditempati para pedagang.

Baca juga : Pasar Inklusi Dua Wutun agar Peduli Disabilitas

Tak hanya itu, bagian dalam bangunan besar yang diberi nama Pasar Rakyat itu juga hingga saat ini tidak difungsikan. Bangunan pasar yang cukup besar itu hanya difungsikan pada bagian luarnya saja. 

Pantauan Media Indonesia, Senin (30/9), pembangunan kios baru senilai Rp1.763.695.300 terlihat sudah dimulai di lokasi dengan menggunakan anggaran tahun 2024. 

Berdasarkan papan proyek yang dipasang di lokasi pembangunan, uang senilai Rp1,7 miliar itu untuk membiayai program peningkatan sarana distribusi perdagangan dengan paket kegiatan belanja modal petak kios Pasar Pada. 

Baca juga : Bawaslu Lembata Buka Posko Pengaduan Netralitas ASN

Proyek tersebut dikerjakan oleh CV Agun Rajawali Perkasa selaku pelaksana, dan CV Delta Consult selaku konsultan pengawas. 

Sebelumnya, kios yang ditempati pedagang pakaian itu dibangun secara swadaya oleh para pedagang menggunakan bahan seadanya sehingga nampak sangat kumuh. Bangunan kumuh itu kemudian dibongkar dan dibangun kios-kios permanen.

Namun, warga menyayangkan keputusan pengerjaan proyek baru tersebut karena puluhan petakan kios yang sudah dibangun hingga saat ini masih dibiarkan terbengkalai. 

"Pedagang yang ada mestinya diarahkan untuk menempati bangunan yang sudah ada. Ini malah buang-buang uang untuk bangun baru lagi," ungkap salah satu pedagang di Pasar Pada. (PT/J-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri yuliani
Berita Lainnya