Ngeri, Kota Semarang Darurat Gangster

Akhmad Safuan
18/9/2024 15:13
Ngeri, Kota Semarang Darurat Gangster
Polisi menyita belasan senjata tajam dari anggota gangster di Semarang.(MI/Akhmad Safuan)


AKSI gangster di Kota Semarang, Jawa Tengah, semakin meresahkan. Baru satu hari setelah 22 orang dari tiga kelompok gangster ditangkap polisi berikut berbagai jenis senjata tajam serta belasan sepeda motor, gangster lain kembali berulah brutal hingga menyebabkan satu orang tewas pada Selasa (17/9) dini hari.

Korban tewas diketahui seorang mahasiswa semester tujuh Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang bernama Muhammad Tirza Nugroho Hermawan, 21, warga Donorojo, Kabupaten Jepara. Korban dikeroyok sekelompok anggota gangster di depan SPBU Kelud, Kota Semarang saat akan pulang ke tempat kos bersama temannya.

"Kami masih memburu para pelaku pengeroyokan tersebut diduga merupakan kelompok gangster. Selain itu juga telah melakukan olah TKP dan memeriksa sejumlah saksi," kata Kepala Polrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar.

Baca juga : Polisi Amankan 22 Anggota Gengster Bersajam di Semarang

Kepolisian terus melakukan patroli dan operasi, lanjut Irwan Anwar, terhadap keberadaan kelompok gangster di Kota Semarang, karena keberadaan mereka cukup meresahkan dan seringkali membuat keonaran baik pengeroyokan, pengrusakan hingga tawuran antarkelompok yang menimbulkan korban jiwa.

Sebelum peristiwa pembacokan di depan SPBU Kelud, menurut Irwan Anwar, polisi telah menangkap 22 orang yang merupakan anggota tiga kelompok gangster. Polisi juga menyita belasan senjata yang tajam berbagai ukuran, jenis dan bentuk, belasan sepeda motor dan beberapa botol sisa minuman keras yang diminum pelaku.

Para anggota gengster itu, ungkap Irwan Anwar, akan diusut tuntas dan diproses hukum sesuai aturan yang berlaku, terutama menyangkut kepemilikan senjata tajam yang akan digunakan untuk tawuran. "Mereka dari tiga kelompok ditangkap di tiga lokasi berbeda karena hendak melakukan tawuran," imbuhnya.

Baca juga : Praja IPDN Bantu Pemutakhiran Data di Semarang

Tiga pekan sebelumnya juga terjadi tawuran antargangster di Jembatan Puskesmas Bandarharjo, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang. Satu orang diketahui berinisial D,23, tewas akibat sabetan senjata tajam dan satu korban lagi S,25, dirawat di rumah sakit karena juga terkena sabetan senjata tajam di bagian tangannya.

Krimonolog Universitas Diponegoro Budi Wicaksono mengungkapkan fenomena gangster di Kota Semarang terjadi karena adanya sejumlah faktor, baik itu dari pribadi anak, lingkungan hingga aparat penegak hukum, sehingga ini perlu segera dilakukan langkah tepat agar segera dapat dipecahkan.

Kurangnya pendidikan kejiwaan, kasih sayang dan pengetahuan hukum, ungkap Budi Wicaksono, dapat mendorong anak-anak menjadi tega melakukan tindakan keji serta mudah melakukan tindak pidana. "Ini perlu diatasi secara bersama baik keluarga lingkungan maupun penegak hukum," ujarnya.

Faktor lain adalah penegakan hukum yang kurang, lanjut Budi Wicaksono. Tugas polisi melakukan penyuluhan hukum dan penindakan penegakan hukum. "Jangan sampai anak-anak seperti itu dibiarkan dengan melakukan pencegahan agar tidak terjadi tindak pidana," tambahnya. (N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi
Berita Lainnya