Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Turunkan Emisi Karbon di Makassar, 3000 Bibit Mangrove Ditanam

 Lina Herlina
12/9/2024 23:20
Turunkan Emisi Karbon di Makassar, 3000 Bibit Mangrove Ditanam
Penanaman 3.000 bibit mangrove atau bakau ditanam di Kawasan Pesisir Lantebung, Makassar.(Dok.Yayasan Kehati)

SEBANYAK 3.000 bibit mangrove atau bakau ditanam di Kawasan Pesisir Lantebung, Kota Makassar, yang memang dikenal sebagai kawasan wisata hutan bakau. Penanaman mangrove tersebut sebagai salah satu upaya menurunkan emisi karbon dan menambah ruang terbuka hijau (RTH) di Makassar.

Bibit mangrove yang ditanam adalah jenis Rhizopora spp dan Soneratia spp. Penanaman bibit dilaksanakan bersama dengan Yayasan Konservasi Laut (YKL) Indonesia dan kelompok masyarakat lokal pesisir pengelola Kawasan mangrove Lantebung.

Data Dinas Lingkungan Hidup Kota Makassar, RTH di Kota Makassar baru 11,47% hingga akhir Desember 2023 lalu, sementara targetnya 30% atau melingkupi 5.273,1 hektare lahan untuk RTH di Makassar.

Baca juga : Dukung Go Green Pelindo IV Tanam Seribu Mangrove di MNP

"Sehinga kita lakukan penanaman mangrove yang disebut dapat berkontribusi pada serapan karbon sebesar 1.025 ton per tahun, dan menambah RTH Kota Makassar," sebut President Director PT Sankyu Indonesia International, Ikuo Morino, di sela-sela penanaman mangrove, Kamis (12/9).

Penanaman bibit mangrove ini, sebagai tindak lanjut dari perjanjian kerja sama program restorasi mangrove dan mitigasi bencana serta perubahan iklim yang ditandatangani PT Sankyu Indonesia International dan Yayasan Kehati yang bergerak pada program pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia dan pemanfaatannya secara adil dan berkelanjutan.

Kegiatan restorasi ini sangat penting mengingat Kawasan Mangrove Lantebung merupakan satu-satunya areal hutan mangrove tersisa di Kota Makassar. Penanaman mangrove berfungsi untuk mengembalikan fungsi-fungsi ekologis dan fisik hutan mangrove sebagai daerah penyangga dari ancaman erosi dan abrasi pantai, sekaligus sebagai daerah asuhan, dan perkembangbiakan berbagai biota laut lainnya.

Baca juga : Kota Makassar Sabet 3 Penghargaan Bergengsi di Ajang Apresiasi Pemasaran Pariwisata Indonesia 2024

Direktur Eksekutif Yayasan Kehati, Riki Frindos menjelaskan, Program Mangrove Blue Carbon tidak hanya memberikan dampak ekologis, namun juga ekonomi dan sosial.

"Sudah banyak masyarakat yang merasakan dampak dari program konservasi mangrove, mulai dari kegiatan edukasi, penelitian, ekowisata, kuliner, dan lain-lain. Kami berharap kegiatan ini dapat berhasil dan menjadi pembelajaran bagi daerah lain di seluruh
Indonesia," jelasnya.

Selain di Makassar, Program Mangrove Blue Carbon sendiri sudah dijalankan di beberapa wilayah di Indonesia, seperti di Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, dan Kabupaten Pandeglang, Banten. (N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik