Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
STASIUN Klimatologi BMKG DI Yogyakarta memprediksikan akhir musim kemarau 2024 di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan terjadi pada bulan September Dasarian I - III. Sedangkan puncak musim kemarau 2024 diprediksi berlangsung selama Juli sampai Agustus.
Kepala Stasiun Klimatologi DIY, Reni Kraningtyas dalam keterangannya kepada wartawan, Sabtu menjelaskan sifat musim kemarau 2024 di DIY yang berlangsung periode Mei - September 2024 ini di atas normal.Lebih lanjut Reni Kraningtyas mengemukakan, diprediksi pada tiga dasarian ke depan (Dasarian II Agustus - I September 2024), curah hujan di D.I Yogyakarta berkisar antara 0 - 10 mm dengan kriteria rendah, dengan sifat hujan bervariasi Bawah Normal (BN) Atas Normal (AN).
"Dalam tiga bulan ke depan, curah hujan di wilayah D.I Yogyakarta diprediksi sebagai berikut curah hujan bulan Agustus 2024 diprediksi berkisar 0 - 50 mm atau kriteria rendah dengan sifat hujan bervariasi Bawah Normal (BN) Atas Normal (AN), curah hujan bulan September 2024 diprediksi berkisar 21 - 150 mm atau kriteria rendah - menengah dengan sifat hujan bervariasi Bawah Normal (BN) - Atas Normal (AN) dan curah hujan bulan Oktober 2024 diprediksi berkisar 51 - 300 mm atau kriteria rendah - menengah) dengan sifat hujan bervariasi umumnya Bawah Normal (BN) - Atas Normal (AN)," katanya.
Baca juga : Suhu Udara Dingin di Yogyakarta Bikin Menggigil, Ini Penjelasan BMKG
Berdasarkan pengamatan gejala fisis dan dinamika atmosfer - laut terkini, katanya, menunjukkan angin di wilayah Indonesia selatan ekuator bertiup dari arah timur - tenggara mengindikasikan Monsun Australia semakin menguat. Analisis Indeks El Nino Southern Oscillation (ENSO) sampai pada dasarian I Agustus 2024 menunjukkan kondisi netral.
Kemudian diprediksi menuju La Nina lemah hingga akhir tahun. Analisis Dipole Mode Indeks (DMI), ujarnya sampai pada dasarian I Agustus 2024 dalam kategori netral. "Kemudian diprediksi tetap dalam kondisi netral hingga Januari 2025," jelasnya.
Sedangkan analisis Madden Julian Oscillation (MJO) pada dasarian I Agustus 2024 tidak aktif di wilayah Indonesia serta analisis anomali suhu muka air laut di perairan selatan D.I Yogyakarta -0.5 s/d 1.5 derajat celsius. atau normal hingga hangat bila dibandingkan dengan kondisi normalnya dengan suhu berkisar antara 26 sampai dengan 28 derajat celsius.
Baca juga : Hujan Masih Turun di Musim Kemarau, Ini Penjelasan BMKG
Menghadapi kondisi ini, Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta mengimbau Pemerintah Daerah, institusi terkait dan seluruh masyarakat untuk lebih siap dan antisipatif terhadap dampak puncak musim kemarau terutama di wilayah yang rentan terhadap bencana kekeringan meteorologis, kebakaran hutan dan lahan serta berkurangnya ketersediaan air bersih.
Sementara dampak dari potensi terjadinya fenomena La Nina lemah pada musim kemarau tahun ini, diprediksi mengalami sifat hujan atas normal atau lebih basah dibanding biasanya. Fenomena tersebut, katanya menyebabkan potensi terjadinya hujan pada periode musim kemarau. "Kondisi iklim saat musim kemarau dengan mempersiapkan pola tanam yang sesuai agar tidak mengalami gagal panen," tegasnya.
(Z-9)
Badan Pusat Statistik Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat laju inflasi pada Juni 2025 di wilayah ini sebesar 0,23% (month-to-month - mtm).
Di Kelompok Umur (KU) 12, SD Kanisius Duwet menjadi juara setelah menang atas MIS Al Islamiyah Grojogan.
Keberadaan Kopi Sleman pun diharapkan dapat semakin mendukung iklim pariwisata di kabupaten yang berada di kaki Gunung Merapi sisi Selatan.
DINAS Kesehatan Kota Yogyakarta menemukan satu kasus covid-19.
Sebanyak 351 penari terpilih dari Sabang sampai Merauke, kini memasuki masa karantina dan mengikuti latihan intensif untuk mempersiapkan pertunjukan Pagelaran Sabang Merauke.
GO Lucky Bike hanya tersedia untuk tamu Kotta GO Yogyakarta menjadikannya pengalaman eksklusif yang tak bisa Kottalites temukan di tempat lain.
Fenomena kemarau basah saat ini terjadi di beberapa daerah Indonesia. Berbeda dengan kemarau biasa yang kering dengan sedikit hujan, kemarau basah justru ditandai dengan hujan yang turun
BMKG memprediksi hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang selama periode 3–9 Januari 2025
BMKG memantau bahwa Monsun Asia yang aktif, disertai fenomena La Nina lemah, menjadi faktor utama yang memengaruhi curah hujan di sejumlah wilayah.
MENTERI Koordinator Politik dan Keamanan (Menko Polkam) Budi Gunawan mengingatkan potensi dampak fenomena La Nina pada malam tahun baru 2025.
KEPALA Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menjelaskan bahwa cuaca ekstrem diperkirakan berpotensi terjadi hingga Maret-April 2025.
STASIUN Meteorologi El Tari Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengimbau warga agar mewapadai potensi cuaca ekstrem yang diperkirakan terjadi pada 22-24 September 2024.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved