Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Musim Kemarau di Wilayah Yogyakarta Diprediksi Berakhir pada September

Agus Utantoro
10/8/2024 22:01
 Musim Kemarau di Wilayah Yogyakarta Diprediksi Berakhir pada September
Ilustrasi kekeringan di musim kemarau.jpg(Dok. MI)

STASIUN Klimatologi BMKG DI Yogyakarta memprediksikan akhir musim kemarau 2024 di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta  (DIY) akan terjadi pada bulan September Dasarian I - III. Sedangkan puncak musim kemarau 2024 diprediksi berlangsung selama Juli sampai Agustus.

Kepala Stasiun Klimatologi DIY, Reni Kraningtyas dalam keterangannya kepada wartawan, Sabtu menjelaskan sifat musim kemarau 2024 di DIY yang berlangsung periode Mei - September 2024 ini di atas normal.Lebih lanjut Reni Kraningtyas mengemukakan, diprediksi pada tiga dasarian ke depan (Dasarian II Agustus - I September 2024), curah hujan di D.I Yogyakarta berkisar antara 0 - 10 mm dengan kriteria rendah, dengan sifat hujan bervariasi Bawah Normal (BN) Atas Normal (AN).

"Dalam tiga bulan ke depan, curah hujan di wilayah D.I Yogyakarta diprediksi sebagai berikut curah hujan bulan Agustus 2024 diprediksi berkisar 0 - 50 mm atau kriteria rendah dengan sifat hujan bervariasi Bawah Normal (BN) Atas Normal (AN), curah hujan bulan September 2024 diprediksi berkisar 21 - 150 mm atau kriteria rendah - menengah dengan sifat hujan bervariasi Bawah Normal (BN) - Atas Normal (AN) dan curah hujan bulan Oktober 2024 diprediksi berkisar 51 - 300 mm atau kriteria rendah - menengah) dengan sifat hujan bervariasi umumnya Bawah Normal (BN) - Atas Normal (AN)," katanya.

Baca juga : Suhu Udara Dingin di Yogyakarta Bikin Menggigil, Ini Penjelasan BMKG

Berdasarkan pengamatan gejala fisis dan dinamika atmosfer - laut terkini, katanya, menunjukkan angin di wilayah Indonesia selatan ekuator bertiup dari arah timur - tenggara mengindikasikan Monsun Australia semakin menguat. Analisis Indeks El Nino Southern Oscillation (ENSO) sampai pada dasarian I Agustus 2024 menunjukkan kondisi netral.

Kemudian diprediksi menuju La Nina lemah hingga akhir tahun. Analisis Dipole Mode Indeks (DMI), ujarnya sampai pada dasarian I Agustus 2024 dalam kategori netral. "Kemudian diprediksi tetap dalam kondisi netral hingga Januari 2025," jelasnya.

Sedangkan analisis Madden Julian Oscillation (MJO) pada dasarian I Agustus 2024 tidak aktif di wilayah Indonesia serta analisis anomali suhu muka air laut di perairan selatan D.I Yogyakarta -0.5 s/d 1.5 derajat celsius. atau normal hingga hangat bila dibandingkan dengan kondisi normalnya dengan suhu berkisar antara 26 sampai dengan 28 derajat celsius.

Baca juga : Hujan Masih Turun di Musim Kemarau, Ini Penjelasan BMKG

Menghadapi kondisi ini, Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta mengimbau Pemerintah Daerah, institusi terkait dan seluruh masyarakat untuk lebih siap dan antisipatif terhadap dampak puncak musim kemarau terutama di wilayah yang rentan terhadap bencana kekeringan meteorologis, kebakaran hutan dan lahan serta berkurangnya ketersediaan air bersih.

Sementara dampak dari potensi terjadinya fenomena La Nina lemah pada musim kemarau tahun ini, diprediksi mengalami sifat hujan atas normal atau lebih basah dibanding biasanya. Fenomena tersebut, katanya menyebabkan potensi terjadinya hujan pada periode musim kemarau. "Kondisi iklim saat musim kemarau dengan mempersiapkan pola tanam yang sesuai agar tidak mengalami gagal panen," tegasnya.

(Z-9)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya