Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Meluas, Karhutla di Jambi Merembet hingga ke Lahan Produktif

Solmi
08/8/2024 19:10
Meluas, Karhutla di Jambi Merembet hingga ke Lahan Produktif
Tim Gabungan yang dikomandoi Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jambi Komisaris Besar Bambang Yoga Pamungkas, sejak Rabu kemarin (23/7) turun ke lokasi kebakaran lahan gambut Muara Medan, dekat perbatasan Jambi - Sumsel.(MI/Solmi)

KEBAKARAN hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Jambi terus meluas dan dikhawatirkan merembet hingga ke lahan produktif.

Berdasarkan analisis terbaru yang dilakukan oleh tim GIS KKI Warsi, tercatat sekitar 565 hektare hutan dan lahan telah terbakar. Kebakaran ini meliputi area hutan produksi dan areal penggunaan lain.

Hasil analisis tersebut diperoleh melalui pemantauan sebaran titik panas yang ditangkap oleh satelit NOAA, Terra Aqua, dan SNVV antara 1
hingga 7 Agustus 2024. Data ini kemudian dipadukan dengan tangkapan  citra satelit Sentinel 2 yang mengirimkan data setiap 5 hari, sehingga
menghasilkan estimasi luas kebakaran dapat dihitung.

Baca juga : BMKG Prediksi Karhutla 2024 tidak Separah 2023

Dari hasil analisis tersebut, teridentifikasi bahwa kebakaran terjadi di area gambut, areal konflik, dan wilayah masyarakat.

"Berkemungkinan, kebakaran ini terkait dengan aktivitas pembukaan lahan untuk perkebunan," ungkap Koordinator Divisi Komunikasi KKI Warsi, Sukmareni, Kamis (8/8).

Lebih lanjut, Sukmareni menjelaskan bahwa kebakaran terpantau di berbagai area seperti hutan tanaman industri, HGU perkebunan kelapa sawit, dan area restorasi.

Baca juga : Riau Tetapkan Status Siaga Darurat Karhutla

"Kami mengapresiasi kerja keras semua pihak yang terlibat dalam upaya pemadaman api," kata Sukmareni.

Dikatakannya, penting untuk menegaskan perlunya pengawasan yang lebih ketat dari semua pihak untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan di masa depan.

KKI Warsi menekankan perlunya penerapan instrumen pengendalian kebakaran yang efektif, termasuk menjaga tinggi muka air gambut, menyediakan alat bagi petani untuk membuka lahan secara ramah lingkungan, dan menyelesaikan konflik lahan.

"Tanpa penerapan instrumen ini, kebakaran hutan dan lahan akan terus terjadi dan berdampak buruk pada upaya Indonesia dalam mengurangi emisi karbon, serta memperburuk perubahan iklim," beber Sukmareni.

KKI Warsi mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bekerja sama dalam mengatasi masalah kebakaran hutan dan lahan, dengan fokus pada pencegahan, pengawasan, dan pengelolaan yang berkelanjutan. Kolaborasi ini sangat penting untuk melindungi lingkungan dan memastikan
keberlangsungan hidup ekosistem serta kesejahteraan masyarakat di Jambi. (SL/J-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri yuliani
Berita Lainnya