Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
BADAN Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi kejadian kebakaran hutan dan lahan pada 2024 tidak akan separah 2023. Hal itu disebabkan telah melemahnya el nino menuju netral pada periode Mei, Juni, Juli 2024 dan akan beralih menjadi la nina lemah pada Juli, Agustus, September 2024.
“Memang tahun ini tidak akan sekering 2023. Tapi musim kemarau akan hadir dan kita harus mewaspadai potensi adanya karhutla,” kata Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan dalam konferensi pers yang diselenggarakan secara virtual, Jumat (15/3).
Sebagai informasi, berdasarkan data yang diakses di laman sipongi.menlhk.go.id, luas karhutla pada 2023 tercatat seluas 1,1 juta hektare. Adapun, wilayah dengan luas kebakaran paling besar di antaranya Kalimantan Selatan 190.394 hektare, kalimantan Tengah 165.896 hektare, Papua Selatan 150.813 hektare, Sumatra Selatan 132.082 hektare dan Kalimantan Barat 111.848 hektare.
Baca juga : Riau Tetapkan Status Siaga Darurat Karhutla
Ardhasena melanjutkan, , pada periode Juli, Agustus dan September 2024, ada sejumlah daerah yang perlu wasapda akan potensi terjadinya karhutla, terutama di daerah-daerah yang memiliki lahan gambut. Misalnya pada bulan Juli 2024, memasuki puncak musim kemarau monsunal di beberapa wilayah, masih terdapat pola yang sama seperti bulan sebelumnya, namun dengan peningkatan intensitas dan luasan yang jauh lebih signifikan.
Beberapa wilayah dengan potensi karhutla risiko menengah dan risiko tinggi yang paling rawan di antaranya Provinsi Riau, Sumatra Selatan, Jambi, Lampung, Sumatra Utara dan Nusa Tenggara Timur.
“Lalu pada periode Agustus hingga September 2024, saat puncak musim kemarau monsunal di beberapa wilayah, terdapat perluasan sekaligus perpindahan wilayah dengan potensi karhutla, baik kategori risiko menengah maupun risiko tinggi,” ucap Ardhasena.
Baca juga : Karhutla Masih Berpotensi Terjadi di Tiga Provinsi
Lalu terdapat peningkatan yang signifikan untuk wilayah rawan di pulau Sumatra pada bulan Agustus dan perluasan potensi karhutla ke wilayah pulau Kalimantan bagian selatan, Sumatra Selatan dan Jambi. Wilayah tersebut menjadi wilayah dengan kelas risiko paling luas pada periode terkait.
“Lalu wilayah Nusa Tenggara, Pulau Jawa bagian timur dan Papua bagian selatan menjadi wilayah-wulayah dengan kelas risiko tiggi paling signifikan pada September,” pungkas dia.
Berkaitan dengan karhutla, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkapkan, pihaknya berperan di bidang pencegahan karhutla. Salah satu wilayah yang menjadi fokus utama pencegahan ialah Riau. Upaya pencegahan yang dilakukan ialah dengan teknologi modifikasi cuaca (TMC),
“BMKG bekerja sama dengan pemilik lahan dan pemerintah daerah. Kami juga telah menerima peraturan presiden bahwa perlu dibentuk kedeputian khusus di BMKG yang tugasnya mengoordinasikan penerapan TMC untuk pencegahan. Saat ini kami proses untuk mengisi SDM, kalau organisasi dan wadahnya sudah ada, lalu SDM-nya kita formalkan dan kami bekerja sama dengan BRIN untuk hal ini,” jelas Dwikorita. (Ata/Z-7)
Karhutla di Kawasan Penyangga Taman Nasional Jambi
Karhutla sudah terjadi di kawasan Gunung Tilu, Desa Girimukti, Kecamatan Kasokandel
Pembangunan kedua embung tersebut, dananya berasal dari CSR BUMD Kabupaten Kuningan.
KARHUTLA di wilayah Jawa Barat kembali terjadi sejak Sabtu (24/8) malam di tujuh lokasi. Api membakar lahan dan hutan di Kabupaten Bandung, Sumedang, Cirebon, dan Subang.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Provinsi Kalimantan Tengah luas lahan yang terbakar dari 1 Januari hingga 3 Agustus 2024 seluas 384,85 hektare
Ada pun total kerugian akibat kebakaran di Kabupaten Kuningan mencapai Rp17 miliar
Pembuatan sekat bakar penting dilakukan guna meminimalisir terjadinya kebakaran. Dengan adanya sekat bakar, saat terjadi kebakaran api tidak akan menjalar ke areal yang lebih luas.
Hingga Rabu sore, kobaran api masih dalam proses pemadaman oleh masyarakat dan pihak terkait.
Sebanyak 300 petugas gabungan dikerahkan untuk memadamkan kobaran api sejak Rabu (4/9) lalu
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved