Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
FORPI Kota Yogyakarta mengingatkan semua pihak, terutama satuan pendidikan di wilayah tersebut, untuk mengawasi pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Tujuannya agar tidak berubah menjadi ajang perundungan terhadap siswa baru.
"Mengarah ke arah perundungan saja sudah tidak boleh, apalagi jika hal tersebut terjadi. Oleh karena itu, pengawasan dari pihak sekolah sangat diperlukan," kata Baharuddin Kamba, anggota Forpi Kota Yogyakarta, dalam pernyataannya di Yogyakarta pada hari Senin.
Kamba menekankan kekhawatiran ini karena MPLS dianggap sangat rentan terhadap perundungan, terutama di tingkat SMA/SMK, tetapi juga bisa terjadi di tingkat SMP bahkan SD. Untuk mencegah kejadian tersebut, pihak sekolah diminta untuk melakukan pengawasan yang ketat terhadap panitia MPLS.
Baca juga : Mengapa MPLS Penting untuk Siswa Baru di Sekolah?
"Panitia MPLS harus diawasi dengan baik agar tidak terjadi kelepasan yang bisa mengakibatkan masalah," tambahnya.
Selain mengantisipasi perundungan, Kamba juga mendorong setiap sekolah untuk menyertakan materi pendidikan anti-korupsi yang dapat bekerja sama dengan pihak kepolisian atau kejaksaan selama pelaksanaan MPLS tahun ini.
"Materi yang mencakup pencegahan tindak kekerasan jalanan (klitih), bahaya narkoba, dan pencegahan dini terhadap judi online harus disampaikan selama MPLS berlangsung," jelasnya.
Tujuan dari upaya ini adalah untuk memberikan pemahaman anti-korupsi sejak dini kepada siswa, serta mencegah terjadinya kegiatan klitih, penyalahgunaan narkoba, dan judi online di kalangan pelajar.
MPLS untuk tahun ajaran 2024/2025 direncanakan akan berlangsung selama tiga hari, dimulai dari Senin, 15 Juli hingga Rabu, 17 Juli 2024 di berbagai sekolah di Kota Yogyakarta. Untuk memastikan kelancaran pelaksanaan MPLS, Forpi Kota Yogyakarta akan melakukan pemantauan terhadap kegiatan ini di sejumlah sekolah, baik tingkat SD maupun SMP. (Z-10)
Saat SPMB tahap 2 ditutup, SMPN 1 Talun awalnya kurang 18 murid baru. Melalui optimalisasi, saat ini sudah masuk 11 siswa di SMPN 1 Talun.
MASA pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) siswa baru di beberapa daerah sudah akan dimulai, bersamaan dengan dimulainya tahun ajaran baru.
Sementara itu Kepala SDN Kertasari 3, Sofia Widawaty, menjelaskan bahwa kini sekolah yang dipimpinnya hanya memiliki 18 siswa aktif.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru, Abdul Jamal mendorong sekolah untuk membuat MPLS yang kreatif. P
Dinas Pendidikan Kota Semarang membuka SPMB Gelombang II yang dilaksanakan Senin (7/7) hingga Jumat (11/7).
Proses verifikasi dan validasi tidak berkaitan dengan SMA atau SMK tujuan yang akan dipilih dalam proses SPMB.
Didik Suhardi menyampaikan apresiasi atas komitmen SMAN 3, SMAN 6 dan SMAN 8 Tangsel serta masyarakat sekitar dalam menjaga pelaksanaan pendidikan.
MPLS membantu siswa baru beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan sekitarnya.
MPLS juga mengusung Program Pancawaluya untuk 481 siswa kelas X yang digelar di gedung olahraga sekolah.
Kegiatan MPLS peserta didik baru SMA Negeri 1 Karanganom, digelar di Gedung Indoor Sasana Krida Wandawa.
Menurutnya, peran sekolah sangat penting bagi tumbuh kembang anak dalam proses pembelajaran.
Kegiatan MPLS dijadwalkan berlangsung selama empat hari, 14-17 Juli 2025. Kepala SMAN 3, Febriace secara resmi membuka kegiatan ini dan menyampaikan pesan penting kepada peserta didik baru.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved