Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Protes Pedagang di Teras Malioboro 2, Pemkot Yogyakarta Dikecam karena Penanganan Kasar

Ahmad Mustaqim
14/7/2024 17:45
Protes Pedagang di Teras Malioboro 2, Pemkot Yogyakarta Dikecam karena Penanganan Kasar
PKL di Teras Malioboro 2 unjuk rasa(Medcom/Ahmad Mustaqim)

PEMERINTAH Kota (Pemkot) Yogyakarta dituding kurang memperhatikan nasib pedagang kaki lima (PKL) di Malioboro. Setelah dipindahkan ke Teras Malioboro 2, para pedagang sekarang menghadapi ancaman relokasi kembali.

Situasi ini semakin memperberat kondisi para pedagang. Mereka tidak hanya khawatir akan digusur lagi, tetapi juga merasa bahwa tempat relokasi seperti Teras Malioboro 2 tidak memadai.

Salah seorang pedagang, Supriyati, mengeluhkan berbagai hal di Teras Malioboro 2, terutama minimnya pengunjung yang berimbas langsung pada pendapatan mereka.

Baca juga : Pasca Aksi Protes, Kawasan Malioboro 2 Kembali Dipadati Wisatawan

"Ada masalah lain yang kami hadapi, seperti seringnya lampu mati akhir-akhir ini," ungkapnya.

Kondisi ini memicu aksi protes dari para pedagang, termasuk dengan berjualan di area jalur pedestrian Malioboro sebagai bentuk unjuk rasa. Pada Sabtu malam, 13 Juli 2024, protes bahkan berujung pada ketegangan.

Para pedagang sempat terjebak di Teras Malioboro 2 dengan kehadiran aparat, terutama Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), yang membuat protes semakin intens.

Baca juga : Praktik Getok Harga di Malioboro Bikin Wisatawan Kapok, Hindari

Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta, sebagai pendamping hukum, mengecam kejadian ini dan menyalahkan Pemkot Yogyakarta karena dinilai tidak mampu memahami situasi serta tidak menemukan solusi yang baik dengan para pedagang.

"Penutupan pintu (Teras Malioboro 2) menyebabkan para pedagang terjebak di dalam. Pengunjung yang ingin masuk juga tidak bisa. Ini menyebabkan adanya dorongan-dorongan. Kami sangat menyayangkan hal ini," ujar Divisi Advokasi LBH Yogyakarta, Muhammad Raka Ramadhan.

Penutupan gerbang terjadi setelah petang hari, yang praktis membuat pedagang terperangkap di dalam area tersebut.

Baca juga : DPRD DKI Jakarta Dukung Pembangunan Mako Satpol PP

Raka menekankan bahwa pemerintah seharusnya berdialog dengan pedagang sejak awal. Dia juga menyoroti bahwa proses relokasi dari Teras Malioboro 2 tidak transparan dan menimbulkan protes.

"Para pedagang menginginkan penundaan relokasi selama proses dialog. Ini hal yang perlu diperhatikan," tambahnya.

Sementara itu, Kepala UPT Malioboro Ekwanto menjelaskan bahwa penutupan gerbang Teras Malioboro 2 dilakukan karena pedagang berjualan di area pedestrian, yang melanggar aturan.

Dia mengklaim pemerintah telah menyediakan fasilitas berdagang secara gratis, termasuk air dan listrik.

Hingga saat ini, rencana relokasi kedua para pedagang dari Teras Malioboro 2 masih menjadi perdebatan. Belum ada titik temu atau solusi yang disepakati antara pemerintah setempat dan para pedagang. (Z-10)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya