Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
CUACA cerah berawan akan mewarnai Jawa Tengah, Selasa (9/7). Namun pada sore hari berpotensi hujan ringan hingga sedang hingga malam hari.
Meski masih hujan, intensitasnya berkurang. Cuaca cerah cenderung panas meningkatkan ancaman kekeringan sehingga bantuan air bersih terus digelontorkan.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang dalam keterangannya mengungkapkan, hujan ringan-sedang berpotensi terjadi sore hingga awal malam di beberapa daerah yakni Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Mungkid dan Temanggung.
Baca juga : Jelang Musim Kemarau, Ada 81 Desa di Banyumas Terancam Krisis Air Bersih
"Potensi hujan tersebut di kawasan pegunungan bagian tengah dan barat, tidak disertai angin kencang dan kilatan petir," kata Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang Arif N, Selasa (9/7).
Berdasarkan pengamatan cuaca pukul 05.30 WIB, ungkap Arif, potensi hujan ringan masih mengguyur di empat daerah yakni Purwokerto, Magelang, Bumiayu dan Majenang, selebihnya cerah berawan sepanjang hari.
"Angin dari timur ke selatan dengan kecepatan 5-25 kilometer per jam, suhu udara 22-34 derajat celcius dan kelembaban udara 55%-95%," tambahnya.
Baca juga : Pemkot Tasikmalaya menetapkan status siaga darurat kekeringan
Sedangkan ketinggian gelombang, lanjut Arif, di perairan utara Jawa Tengah 0,5-1,5 meter dan di perairan selatan 1,3-2,5 meter, kondisi ini cukup ahan untuk pelayaran dan aktivitas di pesisir, meskipun ancaman banjir air laut pasang (Rob) masih tinggi.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah Bergas Catursasi Penanggungan secara terpisah mengatakan berdasarkan data diperoleh dari BMKG puncak kekeringan diperkirakan akan terjadi pada Juli-Agustus. Ia meminta warga terutama di daerah rawan kekeringan melakukan penghematan air.
"Kita diuntungkan kemarau basah, sehingga diminta warga dapat menabung air
untuk menghadapi puncak kekeringan ini, karena September mendatang sudah
memasuki musim penghujan," kata Bergas Catursasi Penanggungan.
Menghadapi puncak kekeringan ini, menurut Bergas Catursasi Penanggungan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus meningkatkan distribusi bantuan air ke sejumlah daerah terlanda kekeringan seperti Klaten 660 ribu liter, Cilacap 95 ribu liter, Pati 48 ribu liter, Blora, Grobogan dan Temanggung masing-masing 10 ribu liter serta Kabupaten Semarang 5 ribu liter. (Z-3)
Selain rob, hujan deras yang mengguyur Jakarta dan sekitarnya juga menaikkan status sejumlah pos pantau dan pintu air menjadi siaga hingga siaga 1 atau bahaya.
Sebanyak 35 rukun tetangga (RT) di DKI Jakarta masih dilanda banjir hingga Selasa (8/7) pukul 05.00 WIB. Banjir Jakarta terjadi karena hujan yang intens dan pasang air laut maksimum sejak Senin.
PEMERINTAH Kota Tangerang terus mengupayakan penanganan banjir, khususnya di wilayah Pinang dan sekitarnya, dengan menggencarkan normalisasi drainase.
17 lokasi yang dijadikan warga sebagai tempat mengungsi baik di aula kantor kelurahan, tempat ibadah, hingga sarana pendidikan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) melaporkan sebanyak 7.676 kepala keluarga atau setara 30.681 jiwa terdampak bencana banjir.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat hingga pukul 06.00 WIB, sebanyak 109 rukun tetangga (RT) di Jakarta masih baniir.
BMKG menegaskan fenomena cuaca dingin di Indonesia bukan disebabkan Aphelion, melainkan Monsun Dingin Australia dan musim kemarau.
Di musim kemarun ini, BPBD mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan tidak membuka kebun dengan cara membakar hutan dan lahan.
SEBANYAK 10,25 hektare lahan pertanian di Tanah Datar terdampak kekeringan, dan 5,25 hektare di antaranya sudah dinyatakan puso atau gagal panen.
Dwikorita juga menegaskan pentingnya kesiapsiagaan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan masyarakat, untuk merespons dinamika iklim yang semakin tidak menentu.
Fenomena kemarau basah saat ini terjadi di beberapa daerah Indonesia. Berbeda dengan kemarau biasa yang kering dengan sedikit hujan, kemarau basah justru ditandai dengan hujan yang turun
Sebagai bentuk respons, BPBD Kabupaten Demak bersama sejumlah pihak melakukan penanganan darurat, termasuk penutupan tanggul, pompanisasi di titik kritis.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved