Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Cerebral Palsy Tak Halangi Nikita Lulus dari UGM

Ardi Teristi Hardi
29/5/2024 19:35
Cerebral Palsy Tak Halangi Nikita Lulus dari UGM
Nikita Nur Hijriyati lulusan UGM penyandang disabilitas hard of hearing dan minor cerebral palsy.(Dok. MI)

RAUT bahagia tampak di wajah Nikita Nur Hijriyati saat berhasil meraih lulus dari Universitas Gadjah Mada, Rabu (22/5). Nikita merupakan penyandang disabilitas hard of hearing dan minor cerebral palsy.

Ia berhasil diwisuda bersama 1422 wisudawan lainnya pada Upacara Program Sarjana dan Sarjana Terapan Periode III Tahun Akademik 2023/2024 di Grha Sabha Pramana, Bulaksumur.

“Saya bersyukur bisa lulus dan diwisuda dari Program Studi D4 Pembangunan Ekonomi Kewilayahan,” ucap dia.

Baca juga : Mahasiswa Penyandang Disabilitas Ini Dinobatkan Jadi Wisudawan Berprestasi Untar 

Nikita mengaku harus berusaha lebih keras dalam belajar. Ia mengandalkan lip reading atau membaca gerak bibir dalam perkuliahan. Visual dan auditori menjadi tipe gaya belajarnya selama 6 tahun 8 bulan.

Di balik kendala yang dihadapi, ia pun merasa bersyukur karena para dosen dan teman-temannya memperlakukannya dengan baik. “Para dosen baik, dan memaklumi tulisan tangan saya buruk karena tidak bisa menulis rapi,” akunya.

Para dosen juga memberi jalan untuk memudahkan mengikuti perkuliahan, terutama terkait dengan listening dalam praktikum bahasa inggris dan tugas-tugas presentasi.

Baca juga : Gelar Wisuda ke-83, Untar Dukung Pembangunan Berkelanjutan

Saat Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilakukan secara daring, dirinya ditunjuk menjadi koordinator mahasiswa tingkat sub unit (kormasit). Ia Pun mampu menjadi koordinator dan berkomunikasi dengan masyarakat walaupun dalam kondisi pandemi.

Selain berkuliah, Nikita mengatakan, dirinya juga aktif berkegiatan di Unit Kegiatan Mahasiswa Peduli Difabel. UKM tersebut memiliki misi memperjuangkan pendirian Unit Layanan Disabilitas yang tidak lama lagi akan diresmikan.

“Para dosen di kampus sebenarnya juga mengajak saya terlibat kegiatan asistensi, seperti akreditasi prodi dan penelitian, dan saya sangat bersyukur dengan banyak aktif di berbagai kegiatan, saya pun berkesempatan mendapat Beasiswa Pertamina Sobat Bumi pada tahun 2019,” lanjut dia.

Baca juga : Tahukan Kamu, Ini 5 Bunga Untuk Rayakan Kelulusan Orang Terkasih dan Maknanya

Banyak Tantangan

Nikita terlahir sudah menyandang minor cerebral palsy, dan saat duduk di bangku Sekolah Dasar pendengarannya mulai mengalami gangguan karena sakit. Bahkan sewaktu kecil hampir tidak bisa berjalan, dan ia baru bisa berjalan secara normal pada umur 2 tahun.

Meski tinggal di desa Nginggil, Bendo, Sukodono, Sragen, Nikita melalui sebagian pendidikan di kota. Meski berjarak dari rumahnya, kedua orang tuanya mengaku menghendaki seperti itu. Karenanya ia melalui pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP IT Az-Zahra Sragen, dan SMA Negeri 1 Sragen. Nikita mengaku selalu disekolahkan orang tuanya di sekolah umum dan tidak pernah di sekolah luar biasa.

Baca juga : Universitas YARSI Luluskan 406 Wisudawan pada Dies Natalis ke-57

“Kendalanya saya didiskriminasi, dan sama teman pernah diejek juga. Karena tidak bisa berolahraga, saya selalu ada tugas tambahan untuk pelajaran olahraga. Untuk teori itu saya bisa, dan sempat masuk SMA favorit yaitu SMA 1 Sragen selama setahun. Tetapi kemudian pindah karena tidak betah dengan perlakuan teman dan guru,” kenang dia.

Dalam kesempatan itu, Nikita menceritakan pengalamannya saat duduk di kelas XI SMA. Dirinya pernah dikeluarkan dari kelas ekonomi pada saat ulangan harian karena guru pengampu tidak tahu jika dirinya tidak bisa mendengar dan tidak bisa menulis cepat.

Bahkan, peristiwa melukainya dan membuatnya sempat membenci pelajaran ekonomi. “Sempat saya benci mata pelajaran ekonomi," kata dia.

Nikita mengatakan, dirinya ia memilih Program Studi D4 Pembangunan Ekonomi Kewilayahan UGM atas darar kesukaannya terhadap pelajaran geografi.

Ingin Lanjut S2

Kini lulus dengan IPK 3,37, Nikita berharap mendapatkan pekerjaan yang layak dan bisa melanjutkan pendidikan S2 dengan pembiayaan LPDP. Ia sangat berharap terus bisa berkontribusi untuk masyarakat terutama dalam memperjuangkan hak disabilitas.

Menurut Nikita UGM sudah cukup mampu memberikan layanan yang dibutuhkan mahasiswa disabilitas. Ia mengaku dosennya baik-baik dan suportif yang menjadikannya bisa belajar hal terkait spasial di program studi yang ditekuninya.

Ia pun mampu menemukan banyak teman di UKM Peduli Difabel UGM yang sudah dianggapnya sebagai keluarga sendiri. Pada akhirnya ia pun mampu menjalin banyak relasi.

(Z-9)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya