Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Pemudik Mulai Tiba di Aceh

Amiruddin Abdullah Reubee
06/4/2024 09:45
Pemudik Mulai Tiba di Aceh
Pemudik tiba di terminal tipe B Sigli, Kabupaten Pidie, Aceh.(MI/AMIRUDDIN ABDULLAH REUBEE)

ARUS mudik dari daerah lain di Pulau Sumatra dan Pulau Jawa, mulai masuk ke Aceh. Kedatangan mereka itu melalui jalur darat dengan menggunakan bus antarkota-antarprovinsi.

Mereka adalah warga Aceh yang  merantau di berbagai provinsi di Indonesia yang ingin 'woe u gampoeng' (pulang kampung) guna berlebaran Idul Fitri 1445 H/2024, bersama sanak famili. Geliat gelombang pulang lebaran ini mulai tampak di terminal-terminal bus di Aceh.

Amatan Media Indonesia, Jumat (5/4), di terminal tipe B Sigli, Kabupaten Pidie, Aceh, misalnya, bus-bus berbadan lebar sejak tengah malam makin sering singgah menurunkan penumpang. Sebagian pemudik itu membawa pulang anak istri dan ada juga yang bersama teman sekampung.

Baca juga : Ini Kiat Bagi Ibu Hamil yang akan Mudik Lebaran

Kondisi semakin ramai itu juga mewarnai terminal tipe B Kota Lhok Seumawe dan terminal tipe A Bathoh, Banda Aceh Ibu Kota Provinsi Aceh. 

Seperti musim mudik tahun-tahun sebelumnya, jumlah pemudik terus ramai seiring semakin dekat hari raya.

"Insya Allah sejak menjelang subuh hingga pagi mulai ramai. Sebagian besar dari Medan, Sumatra Utara. Ada juga dari Padang, Sumatra Barat, Pekanbaru, Riau, Palembang, dan Lampung. Dalam berapa hari ini bisa juga pulang dari Jakarta, Bandung, dan Surabaya," tutur, petugas terminal Kota Sigli.

Baca juga : AkzoNobel Gelar Program Mudik untuk Ratusan Tenaga Pengecatan dan Kontraktor Mitra Dulux

Budayawan Aceh dari Universitas Syiah Kuala (USK) Adli Abdullah, kepada Media Indonesia, mengatakan mudik yang dikenal warga Aceh sebagai tradisi woe u gampoeng (pulang kampung) untuk saweue syedara (mengunjungi sanak saudara) sudah dilakukan turun temurun, terutama setiap datang hari raya Idul Fitri.

"Berbeda dengan Idul Adha yang baru dua bulan balik merantau. Kalau Idul Adha tidak seramai hari raya puasa yang ingin pulang" tutur Adli yang juga dosen Hukum Adat itu.

Adli, yang juga penulis sejarah Aceh, menuturkan, sesuai tradisi identik dengan syiar Islam itu, tujuan paling paling utama warga Aceh mudik saat lebaran yakni ingin pulang membantu sanak tetangga. Lalu mengunjungi sesama, menziarahi makam orangtua atau anggota keluarga.

Baca juga : Mudik Ajak Anak, Ini yang Perlu Diperhatikan 

"Dikenal banyak merantau hingga berjulukan china kulit hitam, warga Aceh di perantauan setiap lebaran ingin pulang ke tempat kelahiran"

Menurutnya, saat pulang lebaranlah mereka membantu daging mameugang dan sedekah lainnya kepada yang di kampung. 

Dulu kalau lebaran tidak pulang makan lauk daging di hari mameugang bersama sanak saudara atau tidak makan timphan (kue kukus berbahan tepung ketan berisi srikaya kelapa dibalut daun pisang), itu dianggap sudah almarhum.

"Inilah rindunya tradisi pulang kampung untuk menjenguk orangtua atau saweue syedara ( bersilaturrahmi dengan sanak saudara) yang sudah lama ditinggal pergi," tambah lelaki kelahiran Betee Iliek, Kabupaten Bireuen tersebut. (Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya