Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
BADAN Pusat Statistik (BPS) Daerah Istimewa Yogyakarta memprediksi produksi gabah dan beras pada periode Januari-April 2024 akan lebih rendah dibanding kurun yang sama tahun sebelumnya. Produksi gabah kering giling (GKG) periode Januari-April 2024 diprediksi mencapai 244.031 ton atau lebih rendah 48.945 ton dibanding periode yang sama tahun sebelumnya 292.976 ton.
Penurunan produksi gabah dan beras itu terjadi secara menyeluruh di empat kabupaten di DIY. "Kabupaten Kulonprogo dari produksi 45.825 ton pada periode Januari-April 2023 diprediksi turun 10.425 ton atau total produksi 35.400 ton pada periode Januari-April 2024," ujar Kepala BPS DIY Herum Fajarwati, Jumat (1/3).
Sedangkan di Bantul, produksi gabah dan beras diperkirakan menurun hingga 10.427 ton dari 57.288 ton pada Januari-April 2023 menjadi 46.861 ton pada periode Januari-April 2024. Di Gunungkidul, produksi diprediksi turun 14.723 ton dari 140.126 ton pada Januari-April 2023 menjadi 125.403 ton pada Januari-April 2024.
Baca juga : BPS: Indonesia Berpotensi Produksi 55,27 Juta Ton Padi pada 2021
Di Kabupaten Sleman, produksi gabah dan beras dari 49.718 ton pada Januari-April 2023 menjadi 36.348 ton pada periode Januari-April 2024. "Hanya Kota Yogyakarta yang produksi gabahnya tidak mengalami perubahan, 19 ton," katanya.
Dengan penurunan produksi gabah, ujarnya, berarti produksi padi di DIY pada Januari-April 2024 diprediksi lebih rendah dibanding periode Januari-April tahun 2023. Pada Januari-April 2023, produksi beras di DIY mencapai 166.418 ton, kemudian diprediksi turun 27.802 ton pada Januari-April 2024 menjadi 138.616 ton.
Secara rinci, Herum menyebutkan di Kulonprogo periode Januari-April 2024 produksi beras sebanyak 20.108 ton atau lebih rendah 5.922 ton dibading periode yang sama pada 2023 yang mencapai 26.030 ton. Sedangkan di Bantul, periode Januari-April 2023 tercatat produksi beras mencapai 32.541 ton dan Januari-April 2024 diprediksi 26.618 ton atau turun 8.363 ton.
Di Sleman, produksi turun dari 28.241 ton menjadi 20.647 ton. Di Gunungkidul turun dari 79.595 ton menjadi 71.232 ton. Kembali Kota Yogyakarta dalam produksi padi tidak mengalami perubahan atau tetap 11 ton.
Untuk Januari 2024, ujar Herum Fajarwati, produksi beras di DIY diperkirakan sebanyak 14,31 ribu ton dan potensi produksi beras sepanjang Februari hingga April 2024 sebesar 124,31 ribu ton. Dengan demikian, potensi produksi beras pada Januari-April 2024 diperkirakan mencapai 138,62 ribu ton beras atau mengalami penurunan sebesar 27,80 ribu ton (16,71%) dibandingkan dengan produksi beras pada Januari-April 2023 sebesar 166,42 ribu ton beras. (Z-2)
Mereka merealisasikan produksi 7 film daerah yang akan dikemas dalam bentuk film omnibus
Investasi ini bertujuan untuk mendukung pasar yang kuat di Indonesia dan menjadi dasar penting bagi pertumbuhan jangka panjang bisnis kemasan terpadu dari SCGP.
SEKTOR pertanian Indonesia menghadapi persoalan sangat serius yang merupakan carry-over dari persoalan pada 2023, terutama dalam sistem produksi pangan pokok.
Dalam kurun tiga tahun terakhir yakni periode 2019-2021 Indonesia tidak melakukan impor beras medium.
judi online memiliki efek buruk yang jauh lebih besar daripada manfaatnya. Bukan hanya dari sudut pandang masalah kepatutan, etika, norma sosial tapi sudut pandang ekonomi
Sebelumnya, pasokan air di kawasan tersebut dikelola oleh pengembang dan sering kali mengalirkan air dengan kondisi bau dan berwarna kuning.
Beras Petani Indonesia Hebat Hadir di Festival Petani Indonesia Hebat
Jika menggunakan beras merah atau coklat, rendam beras selama 30 menit hingga 1 jam sebelum dimasak.
Selain rendah kalori, nasi dari beras shirataki kaya serat sehingga dapat mempertahankan rasa kenyang lebih lama.
Beras shirataki merupakan jenis beras yang terbuat dari umbi tanaman konjac (Amorphophallus konjac).
Sosialisasi agar warga berbelanja sesuai kebutuhan akan terus dilakukan, sehingga harga tidak melonjak.
Harga beras sudah cukup stabil. Tapi dengan memasukinya musim panen padi yang diperkirakan bulan ini, kami harapkan harganya bisa kembali normal.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved